#44 pohon kehidupan

37 8 0
                                    

"Em.. aku ada pertanyaan untukmu, jika matamu satunya berbeda apakah kamu mau menerimanya?" Tanyaku

"Jika bisa, gantilah mataku yang sebelahnya juga. Jadi kedua mataku tak berbeda" katanya

Astagah dia sungguh imut sekali!! Seperti melihat kembaran Max.. ingin sekali kupeluk seperti bonekaaa..

"Em.. Angel, ada yang ingin kami katakan disini" kata seorang dokter

"Tunggu ya" jawabku meninggalkannya

Akupun berjalan menuju dokter itu, "ada apa ya? Apa ada hal yang serius?" Tanyaku karena khawatir

"Tidak ada hal yang serius sekali kok.. tenang saja, mungkin mata barunya akan berwarnah merah.. tapi.." kata dokter terputus putus

"Tapi?" Tanyaku bingung

"Setelah kami teliti, warnah rambut anak itu bukan cokelat hitam" kata dokter

"Ha? Terus warnah apa?" Tanyaku heran karena ini aneh sekali

"berwarnah putih kesilveran" jawab dokter itu

"Itu akan sangat cocok dengan warnah matanya, iya kan?" Tanyaku

Aku sudah bisa membayangkannya bahwa anak kecil itu sangat cocok menggunakan mata merah dan rambut putih perak.. tapi kalau ngomongin tentang rambut putih jadi teringat Jessen

Setelah berunding dengan dokter dokter bedah dan dokter lainnya, semuanya pun membantu termasuk aku, aku sangat membantu untuk menghentikan pendarahannya, anak ini tertidur karena diberi obat bius untuk dia tidak merasakan sakitnya..

Sekitar 5-6 jam kami mengoperaskiannya dan operasinya sukses besar, aku hanya menunggu anak ini pulih dan bangun, hanya saja akan butuh waktu berhari hari kata dokter untuk dia tersadar dan bangun..

Akupun kembali ke kamarku untuk mengganti pakaian bekas darah hitam ini, ini sungguh menjijikan. Darah hitam mengingatkanku akan virus buio, saat di ruangan dokter tadi aku tidak mempedulikan bajuku yang terkena darah ini tapi kenapa sekarang aku mengeluh ngeluh ya?

"Angel?!" Teriak seorang cowok

Ahhh, waktunya kena ocehan ini mah, Max berdiri di sana seperti mencari orang, dan aku tak mencarinya dari tadi, waktuku aku habiskan di ruangan klinik bukan di perpus...

Max berlari kearahku, aku hanya menutup mataku untuk tak ingin melihat wajah marahnya kepadaku, tapi aku salah.. dia memelukku dengan erat.. untung darah hitam di bajuku sudah kering

"Kamu abis dari mana sih bodoh?! Kamu tau aku mencarimu kesana kemari ! Kamu kemana ajah?! Dan kenapa ada darah di pakaianmu?" Tanya max, sambil melepaskan pelukan nya

"Hei heii.. Max bertanya padaku itu satu satu, jangan langsung terobos begitu" kataku

"Iya iya, coba kamu ceritakan kenapa ada darh di bajumu?" Tanya Max lagi

++++++

Tak tau apakah max percaya setelah aku menceritakannya, dia hanya diam dan berjalan menuju kamarku, apakah dia marah?

"Kamu kenapa ga bawa pengawal?" Tanya Max

"Aku ga mau nyusahin mereka, mereka kan udah capek jaga istana" jawabku

"Tapi kan tetap saja, kamu ga boleh se ceroboh seperti itu.. itu bisa membahayakan kamu juga" kata Max

"Tapi Max, aku berpikir lagi, bagaimana Mahluk eksperimen bisa masuk ke dalam negri ini?" Tanyaku

When I See Your FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang