Lima

1K 26 0
                                    

"Meliaaaa" teriak seorang gadis berambut coklat.

Melia tersontak kaget.

"Gila." umpat Melia

"..gue kaget." lanjut Melia sambil memegangi dada nya yang masih berdetak kencang.

"Lia, lu gak kangen sama gue?" tanya gadis tersebut dan langsung duduk di samping Melia yang sedang membaca novel.

"Enggak." sergah Melia

"Sodara macam apa." cibirnya

"Gab,lu jadikan pindah ke sekolah gue?" tanya Melia

Dia adalah Gaby Natasya saudara jauh Melia. Dia sekarang pindah ke Bandung dan tinggal dirumah Melia sebab, kedua orang tua Gaby meninggal satu bulan yang lalu.

"Iya, jadi. Lagian gue mau sekolah dimana lagi?"

"Bagus deh."

"Bagus apanya?"

"Bagus. Kalau lu satu sekolah sama gue biar gak bikin repot." ketus Melia yang masih fokus membaca novel.

"Baca apaan sih?" tanya Gaby ketika melihat Melia sedari tadi asyik membaca.

"Menurut lu."

"Lama-lama gue gibas lu Mel." geram Gaby.

"Stttt.....! Gue lagi baca novel jangan beris------"

"Yatuhan, Meliaaaaa."teriak Gaby yang membuat kening Melia mengerut.

"Apaan sih?" dengus Melia

"Gue ketemu mantan."ujar Gaby menekan kata 'mantan'.

"Terus gue harus apa? Harus bilang wow gitu."

"Gue mau curhat!" tegas Gaby

"Gue bukan mamah dedeh."

"Melia dengerin gue dulu." pinta Gaby

Melia menatap Gaby datar.

"Jangan lama."

"..gue gak suka. kalau ada orang ganggu gue! apalagi waktu gue lagi baca novel."

"Oke. Jadi gini ya, tadi gue ketemu mantan. tepatnya bukan mantan, tapi.... apa ya? pokoknya gue masih sayang dia. jadi, gue anggap dia bukan mantan gue."

"Au ah ribet amat lu.."sungut Melia

"..kalau cerita ke intinya aja!" lanjutnya

"Mantan gue satu sekolah sama lu."

"Siapa?" tanya Melia

"Yaampun, ada PR kimia besok dikumpulin.." Lanjut Melia sambil menepuk jidatnya.

"Gue belum selesai yaela Mel.."teriak Gaby ketika melihat Melia berlari ke kamar dan meninggalkan nya sendirian.

****

"Hai Milea... maksud gue Melia" sapa Dilanno

Melia mengerutkan keningnya menatap Dilanno dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kenapa?" tanya Dilanno yang merasa diperhatikan.

Melia menggeleng,"Gak."

Hari ini Dilanno memang sedikit berbeda dari kemarin. Ia terlihat lesu sekarang apalagi dengan wajahnya yang kusut, rambut berantakan, serta baju nya juga yang tak kalah berantakan.

"Gue duluan.." Melia hendak saja ia akan melangkah namun, Dilanno mencekal tangan nya.

"Nanti malam gue tunggu ditaman kota." ujar Dilanno

"Nanti malam gue ada acara keluarga." alibi Melia

"Gue gak mau tau! nanti malam gue tunggu di taman kota. Tidak ada penolakan." tegas Dilanno lalu, ia meninggalkan Melia yang kini tengah mematung.

***

Melia's Pov

Aku terbangun dari tidur cantik ku akibat suara Gaby yang keras itu.

"Anterin gue Melia." Gaby menarik-narik aku yang masih berbaring dikasur.

"Apaan sih?" sergahku. Lalu, dengan sigap menarik selimut sampai menutupi seluruh badanku.

"Lu ngebo banget sih. lu tidur dari tadi pulang sekolah sampai sekarang. Melia... lu lihat jam sana! Ini udah malam. mandi sana bau tau ga!" cerocos Gaby.

Memang setelah pulang sekolah aku mempunyai niat untuk tidur. Tetapi, karena aku tidur terlalu pulas jadi aku tidak sadar bahwa hari sudah malam.

"Dilanno." gumamku

Yatuhan, aku sampai lupa bahwa tadi pagi disekolah Dilanno mengajakku ke taman kota. Bukan mengajak sih tepatnya, Memaksa karena sebenarnya aku tidak mau dan tidak sudi harus jalan sama dia makhluk astral yang so banget mau menjadi sosok Dilan.

"Hah, bilang apaan lu?"tanya Gaby

"Apaan lu? Gaje banget." sergahku

"Dih, lu yang gaje."

"Gue mau cerita!" tegasku

"Ogah."

"Please, gue mohon" Kini giliranku yang memohon untuk curhat setelah kemarin Gaby yang memohon.

"Kemarin aja gue lu tingalin."

"Maaf, gue kan udah bilang ada PR" ujarku

"Yaudah, karena Gaby Natasya baik banget dan... cantik melebihi Selena Gomez jadi mempersilahkan Melia Sadam Al-Firdausy untuk mencurahkan isi hatinya."

"Gue diajak jalan sama cowok. Eh tepatnya dipaksa." ujarku mulai berbicara serius.

"Apaan sih..? lu diajak apa dipaksa? Au ah ribet lu."

"Gue diajak jalan sama cowok malam ini dan gue gak mau! tetapi, dia maksa dan bilang gak ada penolakan gitu." jelasku

"Oh...gitu ya. yaudah lu siap-siap." perintah Gaby membuat aku mengerutkan kening.

"Ih lu lemot banget sih."

"Lagian lu nyuruh gue siap-siap. emang mau kemana?"

"Gue gibas beneran lu.." geram Gaby

"Kipas? lu mau kipasin gue? yaudah nih kipasin." ujarku lalu, mendekatkan wajah kearah Gaby.

"Tau ah."

"Idih.. marah. yaudah siap-siap apa?" tanyaku kembali

Gaby mengangkat kedua bahunya, "Tau."

"Seriusanlah Gab,gue minta saran dari lu. gue datang gak ya?"

"Cowok nya ganteng gak? Kalau ganteng lu wajib datang. Kalau enggak gak usah."

"Ganteng sih mayan tapi... gue gak suka dia dan gue benci banget sama dia."

"Terus kenapa lu nanya datang atau enggak?. Kalau lu gak suka dan benci yaudah gak usah datang."

"Tapi.. kalau itu penting gimana?"

"Serah lu ah. mau datang atau enggak juga. gue mah bomat!"

"Yaudah fix. gue gak akan datang!"

"Yaa serah.." ujar Gaby lalu, pergi melangkah keluar.

Aku Cinta Kamu Bukan DilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang