Enam

1K 25 0
                                    

Melia berjalan gontai melewati koridor sekolah yang sudah lumayan ramai. Terkadang dia mengulum senyuman ketika para kaum adam menyapanya.

"Milea..."

Dengan malas Melia menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Melia bukan Milea."

"Milea..."

"DILANNO GUE MELIA!!!" Melia menaikan suara nya menjadi 10 oktaf.

"Semalam lu kemana sih? gue nungguin lu ."tanya Dilanno

"Gue enggak suruh lu nunggu." umpat Melia

"Milea.. Eh maksud gue Melia.. kapan sih lu ngelirik gue?"

"kapan-kapan kalau ngga ujan hehe." cengir Melia

"Milea...jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa.."

"Perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru.."

"Rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita." ujar Dilanno yang mulai kembali menirukan sosok Dilan

"Cih, puitis amat lu. Dilan aja bukan!" Melia pun melangkah pergi meninggalkan Dilanno yang menatap nya lirih.

****

"Muka suntuk banget. masih pagi oy." cibir Agnesia ketika melihat Melia baru memasuki kelas.

"Diam lu." ujar Melia dan menatap Agnesia tajam.

"Galak amat mba.."

"Gue lagi kesel..." ujar Melia. Lalu, melipat tangan nya didada

"Dilanno?" tanya Agnesia

Melia mengangguk pelan.

Lalu, dia pun membenamkan wajah nya ke meja.

"Sabar Mel..." Agnesia mengelus-ngelus

"Iya.." jawab Melia pelan

"Melia.." seseorang menghampiri bangku Melia dan Agnesia.

"Ya."

"Ada yang nyariin lu diluar." ujarnya

Agnesia pun menatap Melia

Sementara, Melia hanya mengangkat bahunya.

"Thanks.." ujar Melia

"Gue ikut ke luar Mel."

Melia mengangguk.

***

Dilanno's Pov

Sekarang gue sedang berdiri didepan kelas Melia. Menunggu gadis itu keluar namun dia tak kunjung keluar.

"Hei.." sapa gue ke salah satu perempuan yang sedang merumpi didepan kelas Melia dan gue yakin itu teman satu kelasnya.

"Eh iy..a." kikuknya.

Gue yakin dia gugup berdekatan dengan gue. Secarakan gue termasuk most wanted disekolah. Jadi, jangan heran kalau banyak perempuan termasuk cabe-cabean genit ke gue.

"Panggil Milea."

Dia masih diam padahal gue menyuruh untuk memanggilkan Melia. Aneh ya, baru aja gue ajak bicara udah melted gitu. Apalagi gue ajak kawin?.

"Panggil Milea." ujar gue sekali lagi.

Tadi diam sekarang dia malah mengerutkan keningnya dan menatap gue bingung.

"Milea?" tanyanya

Tuhan,Gue baru ingat pantas saja dia gue suruh panggil Melia malah diam dan bingung. Gue salah ngomong seharusnyakan Melia bukan Milea.

Aku Cinta Kamu Bukan DilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang