Dua Puluh

956 31 10
                                    

Sinar matahari yang masuk menerobos lewat celah-celah jendela membuat sang gadis tengah tertidur pulas pun terbangun.

"Astagfirulloh..." pekiknya.

Ternyata gadis itu tertidur dirumah sakit dan untungnya sekarang hari minggu.

Tiba-tiba pikirannya berpaling kepada kejadian kemarin.Tentang bagaimana Rava bisa menyukai dirinya? Padahal Rava tahukan bahwa Melia itu kekasih Dilanno sahabatnya sendiri. Apa cinta harus sejahat itu?

Lamunannya pun buyar ketika knop pintu terbuka. Seorang pria baruh bayu dengan menggunakan kemeja putih pun menghampiri Melia.

"Kamu siapa?" tanyanya

"Saya Melia." jawab Melia sedikit kikuk

Pria baruh baya tersebut tersenyum lalu, mengulurkan tangannya "Saya papih nya Dilano." tuturnya

Melia sedikit tersontak lalu, menerima uluran tangan dari Anton ayah kandung Dilanno.

"Apa kamu pacar Dilanno?"

Melia mengangguk

"Terimakasih." ujarnya

Melia menyeritkan keningnya, "Untuk apa om?"

"Karena, kamu sudah mau menemani Dilanno selama ini. Saya hanya seorang ayah yang tidak begitu baik bagi dia."

Melia tersenyum, "Om gak perlu bilang makasih itu kan sudah jadi tugas saya sebagai pacar Dilanno harus menemani dia dalam keadaan apapun."

Anton sedikit terkekeh, "Dilanno beruntung punya pacar seperti kamu, kamu anak baik." pujinya

Melia menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal. Dia sepertinya salah tingkah akan pujian dari Anton atau bisa kita sebut calon mertuanya.

"Makasih om, Dilanno juga baik."

"Dilanno seperti ini karena om." ujarnya

Melia kembali menyeritkan keningnya, "Maksud om?"

"Om tidak bisa menjadi ayah yang baik baginya, om hanya selalu fokus terhadap pekerjaan om dan diri om sendiri sementara dia juga butuh om, om egois!"

Anton menghela nafasnya.

"Dilanno menjadi begitu juga itu salah om, dia mungkin tertekan atas perceraian om bersama mamihnya."

Melia tersontak kaget, "Jadi om sama mamihnya Dilanno bercerai?"

Anton mengangguk pelan, "Apa Dilanno belum pernah bercerita?"

Melia menggeleng cepat.

"Om sama mamihnya Dilanno bercerai sebab mamihnya Dilanno berselingkuh dan disana lah dia membenci mamihnya sendiri."

"sebab itu juga Dilanno sering keluar masuk dunia malam?" tanya Melia

"Kamu tahu Dilanno selalu pergi ke dunia malam? Kenapa kamu tidak menegur Dilanno?" tanya Anton.

"Saya juga baru tahu setelah Dilanno seperti ini om, Tetapi om jangan khawatir setelah ini setelah Dilanno sembuh dia tidak akan pergi ke tempat itu lagi."

"Kamu bisa menjamin saya? Kamu bisa membuat Dilanno berubah?" tanya Anton

"Saya akan berusaha." senyum Melia

***

Melia memandangi tanggal didalam kalender yang telah ia lingkari dengan spidol merah. Tanggal 12 bulan lalu, tepat hari ulang tahun dirinya. Dia meratapi nya dan berandai-andai. Andai saja Dilanno tidak mengalami hal itu mungkin dia akan merayakan ulang tahun bersama Dilanno tentu nya juga akan mendapatkan kejutan darinya. Namun, itu hanya harapan yang tidak dapat tercapainya.

Aku Cinta Kamu Bukan DilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang