Melia meregangkan otot-ototnya. Lalu, dia melihat ke arah jam berwarna pink disudut kamarnya.
"06:30" gumamnya pelan.
Melia pun membaringkan kembali tubuhnya.
Sabtu adalah hari libur plus hari membosankan bagi Melia.
Hari libur dia pasti akan menghabiskan waktunya dikamar mendengarkan lagu rolling stone. Entah, kenapa semenjak dia menyukai sosok Milea dan Dilan dia jadi sering mendengarkan lagu-lagu rolling stone.Selain mendengarkan musik dia juga menghabiskan waktunya dengan mengotak-ngatik handphone tidak jelas. Sangat sangat membosankan bukan?.
Drt... Drt...
Getaran handphone membuat Melia bangkit dari tidurnya.
Nomor tidak dikenal kembali mengubunginya.
"Hallo." Melia menaruh benda keramat itu ditelinganya.
"Hallo Milea.." sapanya.
"Apaan sih? Pagi-pagi nelepon ganggu orang tidur aja." gerutu Melia.
Dilanno kembali menelepon Melia. Kemarin juga Dilanno menelepon Melia tetapi, Melia sengaja tidak menyimpan kontak nya. Maka dari itu, dia tidak tahu bahwa yang menelepon nya nomor Dilanno.
"Gue mau ngajak lu jalan."
Melia membulatkan matanya.
"Jalan? Sepagi ini?"
"Maksud gue kita jogging."
"Badan gue udah kerempeng gini. Masih aja diajak jogging."
"Yaudah, nanti siang kita jalan! Tanpa ada penolakan."
"Pemaksaan." dengus Melia.
"Gue jemput, sampai ketemu!"
Pip.
Dilanno mengakhiri panggilannya.
"Selalu aja begitu. Tanpa ada penolakan." gumam Melia.
****
Dilanno sedang asyik membenarkan jambul rambutnya didepan cermin.
Siang ini dia akan jalan bersama Melia.
"Gue emang ganteng." gumamnya dengan percaya diri.
Lalu, Dilanno menyambat kunci mobil dinakas.
-
Tin..tin..tin..
Itu pasti Dilanno pikir Melia
Dengan langkah gontai Melia menemui Dilanno.Terdapat Dilanno tengah bersender dibadan mobilnya.
Perfect satu kata untuk Dilanno saat ini dengan menggunakan sweater abu-abu serta celana jeans hitam. Tak lupa rambutnya yang berdiri tegak menggunakan pomade.
"Siang Mel.." sapa Dilanno
"Ya." balas Melia.
Dilanno pun membukan pintu mobil untuk Melia.
"Makasih." tutur Melia.
"Mau jalan kemana?" tanya Dilanno ketika baru saja memasuki mobil.
"Mana gue tau." ketus Melia sambil mengangkat kedua bahunya.
Dilanno menghebuskan nafasnya pelan.
"Kita ke mall gimana?" usul Dilanno
"Enggak. gue gak mau." tolak Melia.
"Taman kota."
Melia menggeleng.
"Caffe,Tempat karaoke,naik gunung,ke pantai,atau ke-----"
"Gue gak mau semuanya." tolak Melia
Dilanno mengusap kasar wajahnya.
Sabar lan.. ini cobaan!
"Yaudah, gue ngikut lu aja."
"Gue ngikut lu. Mana ada sopir ngikut penumpang." umpat Melia.
"Sopir emang ngikut penumpang."
"Enggak, penumpang ngikut sopir." kekeuh Melia.
"Yaudah, ke toko buku gimana?"
Mata Melia berbinar ketika mendengar 'toko buku'
"Nah gitu dong."
"Sekarang kita ke toko buku ya"
"..tapi,habis itu kita makan." lanjut Dilanno
"Gue gak mau makan. Gue mau diet!" tegas Melia
Badan udah kerempeng masih aja diet. Giliran diajak jogging aja gak mau!
"Diet?"
"Iya diet."
"Badan lu udah kerem----"
"Apa lu ngatain gue kerempeng? Gue gemukan gini juga."
"... pokoknya jangan ngajak gue makan!" lanjut Melia.
Sabar Dilanno.. Sabar
"Yaudah, habis ke toko buku. kerumah gue, tanpa ada penolakan!" tegas Dilanno
Melia pun hanya diam.
****
"Dilanno gue mau pulang." rengek Melia.
Melia kini tengah berada dirumah Dilanno, setelah tadi ke toko buku.
"Baru aja nyampe."
"Gue mau pulang Dilanno.." rengek Melia lagi seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan kepada sang ayah.
"Oke, pulang. tapi, lu harus makan dulu!"
"Enggak." sergah Melia
"Gue yakin lu belum makan."
"Gue udah makan." alibi Melia
Kruyuk..kruyuk..
Perut Melia pun berbunyi membuat Melia mendengus kesal.
Dasar, tidak bisa diajak kompromi!
"Mau ngelak lagi.." ujar Dilanno
"Iya, gue makan." ujar Melia pasrah.
-
Sedari tadi Melia hanya mengaduk-ngaduk makanannya tanpa menikmatinya.
Padahal dia sangat lapar tetapi, dia enggan makan. Apa dia malu karena,pertama kalinya makan dihadapan Dilanno sang most wanted sekolah.?
"Kenapa gak dimakan?" tanya Dilanno
Melia menggeleng "Gapapa."
"Apa masakan nya gak enak?"
"..yaudah gue delivery order aja."
"Enggak usah." sergah Melia
"Yaudah, lu makan!" suruh Dilanno
"Apa perlu gue suapin?" Dilanno menaik-turunkan alis nya.
"Gak perlu." ketus Melia. Lalu, dia menikmati makanan nya.
Dilanno pun hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah kekasihnya.
-------------
maap ya kalo feel nya belum dapat, ini cerita pertama aku jadi baru belajar hehe.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Cinta Kamu Bukan Dilan
Novela Juvenil[TAMAT] Ia rela berusaha menjadi sosok DILAN di novel karya Pidi Baiq, karena rasa cintanya kepada seorang gadis. Bagaimana akhirnya? ©2017 PERHATIAN! 1.Cerita ini mengandung kata-kata kasar 2.Mohon partisipasinya untuk cerita ini dengan cara ikuti...