Ia berusaha menutupi cahaya yang menyilaukan matanya dengan telapak tangan.Pandangannya seakan kabur, namun ia dapat melihat bahwa ada sesosok orang disana.Seseorang yang tampak heboh melihatnya, seperti baru
melihat Iqbaal Dhiafakhri pemeran Dilan kesukaan nya."Dila..no.."
"This is really?"
"Terimakasih Yaallah.."
Meski kata-kata nya tak lagi terdengar oleh pria yang kini tengah terbaring namun, dari kekaburan pandangan nya ia dapat melihat orang dihadapan nya tak henti bersorak gembira.
"Dokter.... Dokter..." Bahkan kini suara nyaring nya begitu menggema di ruangan bernuansa putih ini.
Perlahan-lahan ia mulai dapat melihat dengan jelas, dan rupanya dialah sesosok wanita dengan rambut sebahu yang tengah tersenyum lebar.Seiring dengan itu, pria yang akrab disapa Dilanno baru menyadari ada banyak hal yang telah ia lewatkan. Ia berada di sini, terbaring lemas dengan infus di tangan, selang oksigen di hidung,dan kabel-kabel di tubuh.Dan akhirnya ia sadar kini berada di rumah sakit.Sudah berapa lama ia tidur?
Tak lama kemudian datang seorang laki-laki baruh baya memakai seragam putih dan tiga orang laki-laki dibelakangnya.Dokter tersebut mendekati Dilanno lalu,memeriksa nya setalah itu mengatakan satu-dua kalimat sebelum akhirnya melangkah keluar.
"Sialan lu, bangun juga!" Kini Dilanno dapat melihat ketiga sahabat nya Daren,Deris serta Ricko yang tersenyum senang melihat dirinya membuka mata.
Dilanno tersenyum tipis melihat para sahabat nya seantusias itu,"Rava mana?"
Mereka tertegun mendengar pertanyaan dari Dilanno yang baru sadar.
"Dia udah gak sama kita!" jawab Daren.
Deris mengusap wajah nya begitu pun Ricko serta Melia ia menatap tajam Daren.
"Eh lan, lu kan baru sadar! Udahlah gak usah banyak ngomong,mending lu istirahat dulu!" perintah Deris seraya mengalihkan pembicaraan.
Ricko mengangguk,"Betul tuh lan, lu kan udah hampir empat bulan tidur terus, jadi sekarang lu istirahat dulu aja."
"Kalau istirahat kan tidur! Udahlah bilang aja." ujar Daren.
Melia memejamkan mata nya sejenak,"Maksud nya Ricko ya istirahat dulu jangan banyak ngomong."
"Ada yang disembunyikan?" tanya Dilanno seraya memicingkan kedua mata nya.
Mereka semua menggeleng kecuali Daren yang masih nampak bingung.
"Selama gue koma, apa aja yang terjadi?" tanya Dilanno kembali.
"Yang terjadi itu, ya try out, ujikom, simulasi UNBK! Duh... pusing gue sumpah!!!" ujar Deris.
"Iya lan, untung ya, masih agak bisa nyontek hehe.." cengir Daren.
Dilanno mangut-mangut,"Gak ada yang gangguin Melia?"
Melia dengan sigap menggeleng,"Enggak! aku baik-baik aja! Kan ada pawang-pawang kamu."
"Apaan Mel? Bukan nya si Rav----"
Ricko langsung membekam mulut Daren.
"Rav?" beo Dilanno.
"Kamu gak usah dengerin Daren dia itu suka ngawur, dan lan tau gak? Mereka itu makin gesrek." ujar Melia
Dilanno menggeleng-gelengkan kepala nya,"Gue kangen kalian!"
***
Tiga hari kemudian...
Kini Dilanno sudah dapat pulang ke rumah setelah, hampir beberapa bulan tinggal di rumah sakit dan entahlah berapa uang yang harus keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/104542426-288-k876151.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Cinta Kamu Bukan Dilan
Ficção Adolescente[TAMAT] Ia rela berusaha menjadi sosok DILAN di novel karya Pidi Baiq, karena rasa cintanya kepada seorang gadis. Bagaimana akhirnya? ©2017 PERHATIAN! 1.Cerita ini mengandung kata-kata kasar 2.Mohon partisipasinya untuk cerita ini dengan cara ikuti...