Sembilan

814 24 0
                                    

Deris Sartri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deris Sartri

Daren Anugrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daren Anugrah

--------------------------

"Minum dulu.." ujar Melia sambil menyodorkan minuman botol ke arah Dilanno.

Dilanno yang mendapat perlakuan tersebut. Hanya terseyum manis.

"...jangan geer dulu." lanjut Melia

"Makasih ya Melia.. ternyata lu care juga sama gue." ujar Dilanno bibirnya tak henti melengkung ke atas.

"Gue bilang jangan geer dulu."

"..gue ngasih minuman ke lu. Terpaksa!" lanjut Melia

"Gapapa."

"Yaudah, gue balik lagi ke kantin. kesian disana teman gue nungguin."

Langkah Melia terhenti ketika Dilanno menarik nya dan langsung menjatuhkan ke pelukannya.
"Makasih ya.." bisik Dilanno

Melia diam terpaku dalam pelukan Dilanno.

"Argh.. Dilanno lepasin." Melia pun akhirnya memberontak.

Namun, Dilanno lebih mengeratkan pelukannya.

Murid-murid perempuan yang menggandrumi Dilanno pun hanya menatap lirih mereka.

'Sakit hayati bang lano..'

'Mau dong diposisi cewek nya.'

'Bawa hayati ke rawa-rawa dan bunuh hayati..'

'Unchh gakuku ganana...'

'Sakit eneng kang...'

Begitulah ocehan alay murid perempuan yang sangat menggradumi Dilanno.

"Dilanno, gue malu." dengus Melia.

"Ngapain harus malu.?"

"Bego,lepasin.."

"Gak."

"Yaudah kita putus!"

"Lu anggap gue pacar Mel..?"

Salah ngomong lagi..

"Lu anggap gue pacar..?" Dilanno mengulangi lagi pertanyaan nya.

"Lepasin dulu..."

Akhirnya, Dilanno pun melepaskan pelukannya.

"Huftttt..." Melia membuang nafas lega.

"Jawab Mel.."

"Enggak, gue gak akan pernah nganggap lu pacar." ujar Melia sedikit meninggikan suaranya.

"Mel..." teriak Dilanno yang melihat Melia pergi berlalu."

****

"APA?!"

"..lu ngajak kita ke club?"

"Sejak kapan seorang Dilanno tahu dunia malam..?"

"Gue serius nyet." dengus Dilanno.

Deris dan Daren melongo tak percaya bahwa Dilanno mengajaknya ke club.

"Anjay.." umpat Daren.

"Kenapa?" tanya Dilanno.

"Tak ku sangka.." ujar Deris

"Tak kuduga.." sambung Daren.

"Kau mendua.." sambung Deris kembali.

"Setan lu pada."

"Lano, dedek Daren masih suci,masih polos,jadi jangan ajak dedek Daren ke yang gituan. Takutnya nanti ada tante-tante godain dedek Daren." ujar Daren.

"Najis lu.." Deris menoyor kepala Daren.

"Jadi gimana?" tanya Dilanno kembali.

"Dar, gimana?" tanya Deris ke Daren.

"Der, gimana?" Daren balik nanya ke Deris.

"Anjing idiot lu.." ketus Deris

"Gue ngikut ae lah.." ujar Daren

"Gue ugha lah.." ujar Deris

"Sip. Nanti gue chat lagi.." ujar Dilanno

"Cat apaan lan..?" tanya Daren.

Pletak..

Deris mengetukan sendok mie ayam nya ke kepala Daren.

"Lu idiot anjing sumpah.."

"Gue nanya dibilang idiot. Apa salahnya?"

"Lu pada makin hari makin gak jelas.." ketus Dilanno sambil meninggalkan Deris dan Daren.

"Gue salah apa der..?" tanya Daren.

"Gak jelas lu.." Deris pun ikutan pergi dan meninggalkan Daren.

"Daren, salah apa..?"

****

"Lano..." seseorang meneriaki Dilanno.

Dilanno yang merasa bahwa ada yang memanggilnya ia pun menoleh ke arah suara tersebut.

"Tasya.." gumam Dilanno.

"Lano." Gaby kini telah berdiri dihadapan Dilanno.

"Lu ngapain disini?" tanya Dilanno ketus.

"Yaampun, Lano ya sekolah dong."

Dilanno mebelakan matanya.

Kenapa gue harus satu sekolah sama dia?

"Gak usah kaget gitu." cibir Gaby.

"Gue kelas dulu."

"Lano." Gaby mencekal tangan Dilanno.

"Apa lagi.." dengus Dilanno.

"Maaf."

"..maaf dulu aku udah ninggalin kamu."

"Ya, terus?"

"Lano, aku tahu kamu pasti masih mencintai aku kan..?"

"Cinta..?"

Gaby mengangguk.

"Gue punya seseorang yang lebih dari lu."

"Bohong.."

"..aku tahu kamu masih cinta sama aku." kekeuh Gaby.

"Itu dulu, sekarang gue punya orang lain."

"Siapa lano.?"

"Lu gak perlu tahu."

"SIAPA?" bentak Gaby.

"Gue udah bilang lu gak perlu tahu."

"Tapi, aku berhak tahu."

"Lu siapa nya gue, Gab..?"

"Aku Tasya Lano.. kamu selalu panggil aku tasya."

"Tasya itu dulu, sekarang lu Gaby."

"Panggil aku Tasya lagi Lano.."

"..itu panggilan kesayangan kamu kan?"

"itu dulu." ujar Dilanno dan pergi meninggalkan Gaby.

"Siapapun orang itu gue pastiin hidup nya tidak akan tenang karena, udah merebut Dilano dari gue." gumam Gaby tersenyum miring.

Aku Cinta Kamu Bukan DilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang