Four

131 74 14
                                        

"Woy gue serius elah" rengek Viola sambil memukul tubuh sahabat nya.

Saat semua nya sudah bangun...

"Aduh jam berapa si nih?" Zahra yang masih mengantuk melihat jam di ponsel nya, disitu tertulis hari minggu. Zahra menghela nafas sejenak, lalu teriak di depan telinga Viola.

"Viiii..... telmi lo kebangetan tau gak! Hari ini hari apa gue tanya?" Teriak Zahra begitu keras hingga semua sahabatnya menutup telinga.

Shela yang masih di posisi tidurnya hanya menggelengkan kepala. "Hahaha... ngakak gue dengernya."

"Hehe sorry gue lupa, lagian kan kita banyak cucian guys.." sahut Viola cengengesan.

"Huft... kita kerja rodi nyuci hari ini."  keluh Azel.

"Ok, gue bagi tugas nya ya, Viola Zahra lo ngejemur, gue sama Azel nyuci" usul Shela.

"Kuy" jawab mereka bersamaan.

***

Ketika mereka mencuci dan menjemur, ternyata Devan dkk juga ada disana. Mereka sedang menjemur disebrang kos putri.

"Shel yang bener dong peres nya" Azel yang melihat mata Shela ke arah Devan langsung menegur.

"Ini udah bener kok" sahut Shela.

#Kos putra story

"Dev, lo ngapain sih dari semalem mikirin Shela mulu? Demen lo sama Shela?" Reza bertanya membuat Devan kebingungan menjawab.

"Ahh masa sih, gue kan sama putri bos" sahut Devan.

"Muna lo, kalo Shela jadian sama gue, lo rela gak?" Tanya balik Iki.

"Yeeehhh.. ngaca dong.. lo gak cocok sama tu orang, lo cocok nya sama Azel noh" lanjut Devan dengan nada meledek.

"Ngina ngibur? Ogah gue sama Azel, congor gede gitu idih" ucap Iki dengan nada jijik.

"Yah awas lo ya jadian sama Azel."

***

Setelah semua nya sudah selesai dan mandi, mereka bersiap siap untuk sarapan.

"Eh lo kapan ngembaliin jaket Devan?" Tanya Zahra.

"Gak tau, gue sih berharap gue ga kembaliin jaket nya, biar Devan gak dinner sama Putri."

"What?" Semuanya terkaget.

"Devan mau dinner sama Putri? Si Putri panu itu?" Tanya Azel meledek.

Semua nya cekikikan...
Tiba-tiba ada beberapa orang yang berdiri berisik didepan pintu, entah mereka mau masuk atau enggak, tapi mereka ada didepan pintu kamar kos kita.

"Siapa sih berisik banget" Zahra langsung ke depan untuk melihat siapa yang datang.

Suara orang yang sudah familiar di telinga Zahra "lo tinggal ketok doang si ribet amat" "yaude lo aja yang ketok duluan" "bacot doang lo semua" .

Ketika Zahra membuka pintu, terlihat 3 sosok manusia kos sebelah yang datang sedang gerasak gerusuk di depan pintu, Tangan Reza yang tadinya ingin mengetuk, kini diturunkan dan mulai mundur dari depan Zahra.

"Ngapain ni 3 pria tetangga disini?" Tanya Zahra ketus.

"Eh-hmm.. mampus lu, Dev" Iki cekikikan dibelakang.

"Eh Zahra.. kita bertiga boleh masuk ga yaa" Ucap Devan sok akrab.

"Gak!" Zahra semakin ketus dengan kedua tangan dilipat ke sela pinggang berdiri menyender disamping pintu.

"Yah.. kita kan temen sekolah nih, masa main aja gak boleh sih?" Sahut Devan memohon

"Tujuan lo semua apa hah? Kalo gak penting amat kasih tau aja ke gue, gampang kan?"

"Yaudah nanti kita kasih tau tujuan kita kesini kalo kita udah disuruh masuk, yah boleh yah.." modus Devan keluar

"Ckk, yauda yauda masuk buruan"

Setelah mereka masuk...

"Siapa yang berisik, Ra?" Tanya Viola.

"Tuh 3 pria idaman." pekik Zahra.

Seketika hening melihat kedatangan Devan, Iki dan Reza yang tidak pernah masuk kedalam kos kita, bahkan disekolah pun tidak pernah berbicara akrab.

"Haiiii Azel, Viola, Shela" Reza yang sok akrab dengan gaya-gaya tos anak basket.

Semua nya kebingungan, bahkan Shela tak bisa berkutik ketika melihat berlian nya ada tepat di depan matanya "bermimpi apa aku semalam bisa kedatangan berlian yang sangat langka ku cari, bahkan hingga masuk dalam rumahku dan duduk di sampingku."

"Duduk aja ayoo..." ajak Shela salah tingkah.

"Ada apa sih? Tumben banget lo semua dateng kesini?" Tanya Zahra masih ketus.

"Heehe.. gini yaa.. kita itu.." gantung Devan.

"Kitaa..." sambung Iki.

"Kitaa tuhh... butuh seseorang." sahut Reza membuat susana hening kebingungan.

"Woy kok seseorang sih?" Bisik Devan pada Reza.

"Ini trik, Dev" sahut Reza juga berbisik.

"Seseorang buat apa?" Tanya Shela pada 3 pria itu.

"Ehmm.. seseorang buat menolong hati kita yang sedih, Shel." jawab Reza dengan tampang sok sedih.

"Kok ngawur ngidul gitu sih tujuan nya?" Bisik Iki pada Reza juga.

"Hati lo semua emang kenapa?" Azel bertanya penuh semangat.

"Hati kita itu sedih.. kita butuh banget seseorang kaya lo bertiga.. ehh berempat" Ucap Reza.

"Yaudah si kasih tau aja tujuan lo semua dateng kesini ngapain?" Viola sok ketus

Beberapa detik 3 pria itu berbisik, lalu beberapa detik kemudian mereka menjawab tujuan mereka bersamaan

"1 2 3.. Kita minta makan" jawab mereka bersamaan.

"HAH?"
Semua nya sontak kaget, senyuman girang Azel kini berubah menjadi sinisan ke 3 pria tersebut.

"Gila ya lo semua!" Zahra yang dari awal sudah ketus kini makin tidak suka pada mereka.

"Maksudnya seseorang apa sih? Kalian tuh gak jelas" Ucap Shela.

"Ya iya, shel. Kita itu butuh seseorang buat bikinin makanan buat kita, kita itu sedih.. dari kemarin kita kelaperan tapi kita gak bisa masak, kalau beli kan sayang duit, Shel." jelas Reza panjang lebar tanpa jeda.

Azel, Shela dan Viola hanya tertawa cekikikan "Kasian banget sih lo semua" ujar Viola.

"Makanya, Vi" sahut Reza yang membuat pipi Viola memerah.

"Lo semua mau pada makan kan?" Tanya Azel.

"Iya mau lah, Zel" jawab Devan.

"Makanan disini udah abis, mending kita masak lagi aja di kos putra, gimana, Vi?" ajak Azel pada Viola dan Shela.

"Ayo aja kita mah ya, Shel" sahut Viola.

"Gue gak ikut." ucap Zahra sembari mengangkat kedua tangan nya.

"Yaudah terserah lo, Ra" jawab Azel.

"Gue sendiri gitu? Gue gak mau juga kali.. yaudah gue ikut"

"Kenapa gak disini aja, Zel?" Tanya Iki

"Ya engga dong, yang mau makan siapa?" Jawab Azel dengan pipi memerah

"Yaudah yuk ke kos kita." ajak Devan menarik tangan Shela.

"Tangan mu begitu hangat, tak ingin ku lepas genggaman mu dari ku"

____________________________________

Vomment nya jangan lupa.
Butuh saran kalian💙

Shine Bright Like a DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang