Two

199 96 27
                                    

"Hah? Pu-Putri?"

Ketika mereka menuju kelas Putri, Shela pun menuju penjual jus lagi dan menggantikan 3 jus yang sudah tumpah

"Lo gak mau minum lagi, shel?" Viola yang sudah meminum jus nya bertanya pada Shela

"Gak nafsu" sahut Shela ketus

"Jiahh.. ni anak jealous"

"Bodo"

Azel yang merasa kasihan pada Shela langsung menawarkan jus nya pada Shela

"Shel, udahlah.. mending lo minum dulu" gelas yang tadinya berisi jus alpukat dengan balutan susu coklat di pinggir nya, habis dan hanya tersisa ampas busa jus itu

"Lo mau ngasih gue minum apa? Ampas jus?"

"Wkwk iya iya sih maaf.. lo gue beliin jus ya?" Azel menawarkan pada Shela, namun Shela menolak

"Gue gak mau jus.." rengek Shela

"Ih yaudah kalo gak mau jus kita ke lapangan, karna ada pertandingam basket disana, kelas sebelas IPA dua lawan sebelas IPA satu" Zahra yang menjelaskan langsung ditarik oleh Shela, karena sebelas IPA dua adalah kelas Devan dan teman-teman nya

"Lagian percuma sih Iki sama Devan gak main" keluh Azel

"Eh gapapa, kan ada Reza, pasti temen-temen nya juga ikut nonton" sambung Viola memaksa

"Yeh lo mah pengen ketemu Reza, gue gak ikut pokoknya ya, lo pada kan ada gebetan, dan gue gak ada. Jadi gue mending baca novel di perpus" sahut Zahra

"Yaudah sana.. daah Zahra" mereka bertiga pun meninggalkan Zahra, dengan seragam Shela yang kotor dan basah, Shela rela tidak ganti baju dan kebasahan untuk menemui Devan

Sewaktu di lapangan, mereka berpencar mencari berlian nya masing-masing. Viola ke pinggir lapangan untuk mensuport Reza, Azel duduk di atas menemui Iki yang sedang duduk sebelah Putri, dan Shela menemui Devan yang sedang serius dengan game nya

#Azel story

"Hai Iki.."

"Eh Azel duduk, zel" ajak Iki sambil menepuk nepuk bagian sebelah nya yang kosong

"Berduaan aja nih sama Putri" Ucap Azel yang membuat mata Putri sinis

"Engga kok, kan banyak orang disini" sahut Iki yang membuat Putri tersenyum dan menggerakan alisnya

"Iya sih, tapi kan--"

"Tujuan lo kesini apa? Mau kritik atau ikut nonton?" Potong Putri

"Eh kok lo nyolot? Gue kan ngomong baik-baik?"

"Baik gimana? Namanya lo ngritik tau gak! Mending lo jangan ganggu gue deh disini, cari tempat laen emang gak ada? Noh sonoh di deket Rendi kek"

"Eh maksud lo apa kayak gitu? Mending lo aja yang pindah, kan lo yang gak suka gue disini. noh deket Fito! Engap mampus lo" balas Azel mengeluarkan kata kasarnya

"Ih ni anak makin nyolot" Putri yang sudah geram mengacak acak rambut Azel, lalu balasan Azel tidak kalah parahnya, Wajah Putri disembur oleh minuman bekas yang ada dibawah tempat duduk

Semua yang ada di lapangan basket melihat Azel dan Putri bertengkar, se isi lapangan fokus pada debat Azel dan Putri sampai tim basket berhenti bermain, Viola dan Shela yang belum sempat menegur Reza dan Devan langsung menghampiri Azel

"Zel, udah dong.." teriak Shela berusaha memberhentikan serangan Azel

"Azel... berhenti! Nanti kalo lo ketauan guru BP gawat" Viola juga berusaha mencegah Putri mengacak-acak rambut Azel

Susana semakin ramai dan penuh, semakin lama lapangan basket sumpek karna siswa siswi yang heboh, tiba-tiba ada Bu Yani, Guru BP disekolah kita.

"Ada apa ini?"

Lalu Bu Yani jalan ke arah biang ribut

"ADA APA INI?" Teriak Bu Yani semakin keras, seketika seluruh manusia yang ada di dalam lapangan basket hening

"Siapa biang ribut disini?" Tanya Guru itu pada semuanya

"Rendi! Siapa biang ribut disini?" Tanya Bu Yani semakin tegas

"Azel dan Putri, bu"

"Azel dan Putri ikut ibu ke ruangan sekarang!" Tegas Bu Yani

Ketika mereka berdua ada dalam ruang BP...

"Bu, saya gak salah.. saya lagi duduk tiba-tiba Putri nyuruh saya pergi" Azel membela diri sendiri

"Enggak bu, saya gak salah, Azel salah bu, dia gangguin Iki yang lagi fokus nonton Reza" pekik Putri

"Alah lo ngusir-ngusir gue tadi" Pekik Azel

"CUKUP!!!" Teriak Bu Yani sambil memukul mejanya dengan keras dan membuat Azel kaget

"Kalian itu tidak tau malu ya, kalian sudah dipanggil ke ruangan ini harusnya jaga sopan santun kalian! Bisa tidak?" Sambung Bu Yani nada keras

"Bisa, bu" sahut mereka bersamaan

"Untuk hukuman kalian berdua karna sudah membuat keributan disekolah ini, kalian tidak boleh masuk pelajaran terakhir hari ini! Mengerti?"

"Mengerti, bu"

"Sekarang kalian boleh keluar"

Saat Azel dan Putri jalan keluar, Azel menyelengkat kaki Putri hingga terjatuh

"Brakkkk!!"

"Azelll...." teriak Putri geram mengejar Azel, namun Bu Yani hanya menggelengkan kepala nya

Setelah mereka menjalani hukuman dan bel pulang pun berbunyi, kini jaket Devan ada ditubuh Shela, seperti yang Devan bilang, Shela akan mengembalikan jaket nya di kos

Sesampainya dirumah..

"Aahahahahhaha gue girang banget tuh pas gue selengkat Putri" Ucap Azel tertawa terbahak-bahak sambil memukuli paha nya sendiri

"Nanti kena karma lo" pekik Shela

Tercium aroma nasi goreng didapur.. mereka tau ini pasti buatan Viola, karna aroma nya pedas

"Viola.. bisa gak sih kalo masak gak usah banyak-banyak cabe nya?" Teriak Zahra dengan suara bebek karna menutup hidungnya

"Kalo perlu gak usah pake cabe deh" keluh Shela

"Nasi goreng ekstra pedas ready eat" kata Viola sambil membawa nasi gorengnya ala-ala chef profesional. Padahal mah bikin orang sakit perut karna rasa pedas nya

"Gaya lo ah sini sini gue laperrr" Zahra langsung menarik piring yang dipegang Viola

"Ehh itu punya guee.."

"Bwodo oamoat goue----"
"Aaaaaaaaaaaaa" seketika Zahra langsung memuntahkan nasi nya ke dalam piring

"Gilaaaaaakkkk... pedes bangettt"

"Gue bilang itu punya gue, punya lo ada didapur"

Shela dan Azel hanya tertawa cekikikan

"Nih minum nya" Viola mengambilkan segelas air untuk Zahra

"Hhuuuhaaaahhhhhh" Zahra meringis kepedasan sambil mengibaskan tangannya

"Mampus lo, ra wkwk" ledek Shela

"Nyokap lo kapan dateng, shel?" Tanya Viola

"Jam 7 katanya" sahut Shela sambil melihat jam dinding sudah menunjukan jam 19.00

"Mungkin macet kali, vi" sambung Azel

____________________________________

Jangan lupa vote and comment yaa❤️

Shine Bright Like a DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang