Tiba-tiba...
"Tok tok tok.."
"Eh tuh pasti nyokap lo, shel" Azel yang sedang mencaplok makanan, langsung menuju pintu depan
"Halo tan---" Azel sudah bersemangat kini keheranan
"Devan? Cari siapa ya?" Lanjut Azel
"Hehe sorry gue ganggu lo ya? Gue mau ketemu sama Shela."
"Shela?" Azel dengan nada berfikir
"Ohh.. jaket lo ya?" Lanjut Azel mengingat Shela meminjam jaket nya
"Hehe iyaa."
"Bentar gue panggil dulu."
Saat Azel masuk kamar, Azel langsung teriak ditelinga Shela.
"Shellll......" teriak Azel.
"Ihh.. Apa sih? Nyokap gue bukan?" Rengek Shela sambil menutup telinga nya.
"Devan shel.. cepetan lo ambil jaket nya, terus kembaliin deh."
"Demi apa lo? Di luar ada Devan?"
"Udah keluar cepet!!"
"Bentar gue ambil dulu jaket nya."
Ketika Shela sedang mengambil jaket, di luar datang seorang ibu-ibu.
"Permisi, ini kos putri kan?" Tanya Ibu itu pada Devan.
"Eh iya bu, saya sedang mengambil barang disini" sahut Devan sambil tersenyum tipis dengan pipi chabi nya yang melebar.
Tiba-tiba datang Shela dari dalam membawa jaketnya.
"Dev, sorry ini belum---"
"Mamah....." teriak Shela langsung memeluk mamah nya."Langsung masuk aja mah, Shela ada urusan sebentar." lanjut Shela.
"Nyokap lo, shel?" Tanya Devan membuat pipi Shela memerah.
"Eh hem iya, Dev..
Eh ini jaket lo belum gue cuci, besok kan libur, mending gue cuci dulu besok, malem gue langsung ke kos lo." jelas Shela."Oh gitu.. hmm gimana ya.. besok malem langsung lo kembaliin ya, gue mau langsung pake soalnya."
"Sip. Emang lo mau kemana, Dev?" Tanya Shela penasaran.
"Gue mau dinner sama Putri doang sih, hehe."
Seketika hening...
Shela yang tadi nya serius bertanya, kini terbengong."Aku itu kau anggap apa?"
"Emm.. Shel? Lo gapapa kan?" Tanya Devan sambil melambai-lambai kan tangan nya di depan wajah Shela, tetapi tidak ada respon. Lalu Devan memegang pundak Shela.
"Shel...?"
"Hah?" Shela terkaget sampai ia tidak sadar bahwa pundak nya sedang di gapai oleh berlian"Enggak, gue gapapa.
Yaudah besok gue langsung kembaliin kok.""Yaudah gue---"
"BRAKKK!!!" Pintu tertutup terdengar sangat kencang.
Devan yang masih di depan pintu keheranan.
"Aneh banget si tu cewe" ucap Devan sambil tersenyum dan menggelengkan kepala nya.Ketika Shela tiba di dalam semua orang yang di dalam melihat ke arah Shela, wajah Shela terlihat kesal.
"Ada angin ya Shel? Kok pintu nya ketutup kenceng banget?" Tanya Viola.
"Gak" sahut Shela.
"Oh gue ngerti nih... bener kan, Tan. Anak Tante ini terlalu mendalami perasaan, jadi gini deh." ledek Azel tertawa kecil.
"Jaket nya kok masih di elo, Shel?" Zahra sudah tidak kepedasan bertanya.
"Mau gue cuci dulu."
"Em... Shela, mamah gak bisa lama-lama disini, malam ini juga mamah harus pulang." ucap Mamah tiba-tiba.
"Yah kok gak nginep aja mah?" Rengek Shela seperti anak tidak dikasih uang jajan.
"Gak bisa, Shel."
"Kenapa mah?" Shela yang dari tadi duduk, kini beranjak menuju halaman belakang tempat biasa mereka menjemur baju, dan tempat perbatasan kos putra dan kos putri.
"Shell..." Mamah langsung mengikuti Shela
"Shela." Viola yang juga ingin menghampiri Shela di cegah oleh Zahra
"Biarin urusan mereka, Vi." ucap Zahra yang tangan nya tepat berada di depan perut Viola.
Saat Mamah Shela berada dibelakang Shela yang sedang menatap bintang-bintang bertebaran dilangit...
"Shel, Mama mengerti kok apa yang sedang kamu permasalahkan" ucap Mama.
"Emang apa?"
Mama Shela mengeluarkan amplop putih yang sekarang ada ditangan Shela "ini apa mah?"
"Ambil saja, shel"
"Shela gak pengen ini mah" sahut Shela sambil mengembalikan amplopnya.
"Kamu akan membutuh kan ini" kata Mamah yang memaksa Shela untuk mengambilnya
"Hmm baiklah, makasih mah."
"Mamah tau, kamu mencintai pria yang terkenal disekolah kamu" ucap Mamah membuat Shela kebingungan
"Berjuang terus sayang, suatu hari, mamah akan melihat keberhasilan dari perjuangan kamu itu." lanjut Mamah."Emang nya mamah tau apa? emangnya siapa pria yang Shela sayang?" Tanya Shela.
"Devan kan? Anak kos sebelah?"
Shela sontak kaget,
"Mamah tau darimana?""Mamah gak bisa lama-lama nih, shel."
"Mah, jangan ngalihin pembicaraan dong" rengek Shela.
"Nanti juga kamu tau sendiri kok, Mamah pulang yaa, Shel.. dahh" Sahut Mamah terburu-buru sambil mengecup dahi anak nya.
"Dah mah..."
Ketika Mamah Shela menuju pintu depan, semua nya penasaran apa yang terjadi oleh Shela.
"Tante, gimana Shela?" Tanya Azel heboh.
"Enggak apa-apa, kalian sebaiknya susul Shela dibelakang, tante mau pulang."
"Oke Tan, hati-hati ya, Tan." Azel mencium tangan Mama Shela.
Setelah Mamah pulang, Azel, Zahra dan Viola menyusul Shela ke belakang.
"Shel" panggil Viola memegang pundak Shela.
"Bobo cantik yuk capek nih." Jawab Shela sambil melepas pegangan Viola.
Namun mereka hanya saling melirik "udah ayo gue juga ngantuk" ucap Zahra sambil menarik tangan Azel dan Viola.
***
"Hooaaammmm" Viola yang pertama kali bangun, jari nya mengarah ke saklar lampu kamar nya, lalu Viola mengucek matanya yang masih buram-buram.
"Tik Tok Tik Tok" mata nya langsung mengarah ke jam dinding.
"Aaaaaaaaaaaaa guys kita terlambat sekolah, bangunn woyy bangunn..." teriak Viola langsung heboh, namum tidak ada satupun teman nya yang merespon.
"Apa sih, Vi? Ganggu aja lo ah, tadi sampe mana tuh mimpi gue?" sahut Shela yang mata nya masih tertutup tetapi mulut berbicara.
____________________________________
Yuk jangan cuma di lihat, vote and comment nya juga ya☺

KAMU SEDANG MEMBACA
Shine Bright Like a Diamond
Ficção Adolescente"Kini harapan gue hangus ketika dia membalas cinta Devan. Ya Tuhan... apa aku harus mundur? Kenapa ini terjadi disaat kita sudah dekat?" batin Shela. Ketika aku bahagia karena kamu telah berada didekat aku, seketika, aku berfikir bahwa itu hanya ima...