Seven

110 58 14
                                        

Seketika Devan merendahkan tubuhnya dari Putri, sekarang Devan seperti pria yang ingin melamar. Devan mengeluarkan setangkai bunga mawar berwarna putih dari tas nya. Karena penasaran, semua siswa yang ada disekitar aula lapangan mengampiri Devan yang bertingkah aneh...

"Eh Devan lagi ngapain tuh?"
"Devan mau nembak Putri ya?"
"Liat yuk liat"
"Woy misi dong gue juga pengen liat" rasa penasaran pada siswa disekolah muncul, semua berkerumun melingkari Devan dan Putri yang berada tepat di titik pusat nya.

"Misi, permisi, gue juga mau liat" kini Shela berada di barisan depan untuk melihat apa yang Devan lakukan.

*dikelas
"Ada apa sih diluar rame banget?" Tanya Viola penasaran.

"Samperin yuk, siapa tau Shela juga disana." ajak Azel.

"Yuk." sahut Zahra.

*

"Permisi yaa kita nyempil dikit boleh kali, hehe." Zahra bercengenges.

"Eh ni Shela" ucap Viola yang berada dibelakang Shela.

"Woy gue gak muat nih ah, geser dikit kek!" Pekik Azel yang kesulitan menyempil.

"Badan lo kayak badak si, gak muat kan tuh." ucap Zahra ketus.

"Heh enak aja, segede apa sih badan gue?"

"Lo semua gak usah berisik!" Pekik Shela.

"Gue di hina sama temen lo, Shel! Gimana gak kesel coba?"

"Eh udah fokus aja ke Devan, ngebacot aja lo pada kayak ema-ema diwarung sayur." Ujar Viola

Devan POV.
Badan gue gemeter, gue gugup untuk nyatain perasaan gue, entah kenapa gue malah ragu sama Putri, gue takut Putri gak serius sama gue.

Sekarang temen-temen gue sudah pada ngumpul melingkari gue dan Putri, apa yang harus gue lakuin? Apa gue langsung nyatain perasaan gue ke Putri? Tapi kenapa saat Shela ada diposisi depan, gue takut. Gue ragu ngelakuin ini di depan mata Shela.

Hufttt... gue harus optimis...

"Putri..." ucap Devan menggantung.

"Hm?"

"Gue sa- sayang sama lo, Put."

Deg...

Shela POV.

"Gue sa- sayang sama lo, Put"
Kata-kata itu keluar dari mulut Devan.

Kini harapan gue hangus ketika Putri membalas cinta Devan.
Ya Tuhan... apa aku harus mundur? Kenapa ini terjadi disaat kita sudah dekat?

Tiba-tiba semua siswa pergi dengan terkejut, karena seorang guru datang. Yaa.. siapa lagi? Jika para siswa ketakutan, itu pasti Bu Sri, guru fisika gue.

Bu Sri datang menghampiri Devan dan Putri di lapangan basket "sekolah bukan tempat untuk mencari pasangan!" Pekik Bu Sri. Lalu guru itu pun langsung pergi dengan berjalan sangat santai layaknya jalan punya nenek moyang nya.

Gue masih memperhatikan mereka dari jauh, gue penasaran, apa Putri bakal nerima Devan?

"Gimana, put?" Tanya Devan

"Dev, lanjut nanti aja ya ngomong nya, gak enak disini udah disindir sama neneknya Azel" sahut Putri.

"Nenek Azel?" Devan kebingungan

"Iya, Bu Sri" jawab Putri

Azel pun sontak kaget dan terbawa emosi, untungnya ada Viola yang tenaga nya kuat tahan Azel yang lagi ngamuk.

=Skip school

15:35

"Mandi duluan ah gue" Ucap Azel pada teman-teman nya yang sedang sibuk masing-masing.

"Yaudah jangan lama-lama, zel. Gue lagi kotor nih." Sahut Zahra.

"Iyaa."

Setelah beberapa detik, Azel keluar kamar mandi lagi dengan pyama nya yang panjangnya sampai lutut "eh eh, ada yang bisa beliin gue sikat gigi gak? Sikat gigi gue udah rontok" Ucap Azel.

"Pake aja dulu sikat gigi gue zel" sahut Shela

"Hah? Lo kira gue mau berbagi jigong sama lo? Iwh!"

"Ih apaan sih lo? Lo kira gue juga mau apah? Maksud gue pake yang belum gue buka bungkus nya."

"Ohh hehe.. dimana Shel?"

"Deket shampo gue."

Azel pun mencari sikat gigi nya dekat shampo, tetapi bukan sikat gigi yang ditemukan Azel, justru...

"Ini Shel? Gila lo jahat banget sama gue" keluar Azel dari kamar mandi membawa sikat besar untuk menyikat ubin kamar mandi.

"Lah? Kok ngambil itu? Bukan itu Azel Wangsapraja... LO KIRA GIGI GUE GIGI KUDA APAH?" Pekik Shela.

"Yeh.. gue nemu nya ini disamping shampo lo!"

"Siapa sih yang naro sikat kamar mandi di sebelah shampo gue?"

"Gue... hehe" Viola cengengesan.
"Abisnya sikat itu kegedean, kayak kamar mandi gede aja sikat nya gede-gede, makan lapak tau!" Lanjut Viola.

"Ya kan gak di taro di sebelah shampo gue juga, Viola."

"Iya nih ketemu, gue pake ya" Ucap Azel setelah mencari kembali.

"Eh, shel, lo gak mundur kan setelah liat apa yang Devan lakuin tadi?" Tanya Viola.

"Engga lah! Shela kan kuat!" Sahut Zahra mensupport

"Hufft.. Gak tau deh... gue gak ngerti sama perasaan gue sendiri." Jawab Shela nada pasrah.

____________________________________

Haii😁
Udah selesai UN nih😊
Selamat buat para kelas 9😂

Gimana ceritanya? Garing gak? Maaf typo nya bwanyak😂😂
Vomment nya dibawah ditunggu loh..

Next?

Shine Bright Like a DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang