Six

109 69 20
                                        

"Apa menurut lo semua cewek itu sama?"

Devan menatap mata Shela sejenak
"Menurut gue.. semua cewek emang sama, tapi hanya cara berfikir nya yang membedakan cewek di dunia."

"Woyy lo berdua! Kerja dong!" Teriak iki dari belakang.

Kemudian Devan dan Shela pun beranjak membantu mereka.
***

19.15

"Huh akhirnya selesai juga" keluh Reza di ruang tengah.

"Makanan datang..." terlihat para cewek membawa makanan nya ke arah ruang tengah.

"Widihh.. bolu buatan siapa nih?" Tanya Devan .

"Gue dong..." sahut Shela percaya diri.

Devan dan Iki langsung mencicip bolu coklat buatan Shela,
"Idih, asin coyy" Ucap Iki tiba-tiba membuat mata Shela membulat.

"Hah?? Yg bener lo?" Sahut Shela malu.

"Halah, mulut lo aja kali makan nya royco sama nasi mulu, jadi berasa asin bawaan nya" Ucap Devan menjitak kepala Iki membuat semua tertawa lepas.

"Hehehe.. iyaa The Best nih bolu nya" Ucap Iki sambil meperlihatkan Ibu jari nya untuk Shela.

"Lo semua berangkat sekolah biasanya naik apa?" Tanya Fauzan tiba-tiba saat semua sedang asyik makan.

"Muoobwill" Sahut Reza yang tengah mencaplok bolu.

"Ih jorok dasar. Abisin dulu makanan yang ada di dalem mulut" Pekik Viola

"Cielah yang mulai perhatian mah beda." ledek Azel dengan mata menyipit

"Eh, zel!" Teriak Iki tiba-tiba.

"Apaan sih ah jangan nakut-nakutin."

"Itu di muka lo ada apaan?"

"Dimana nya?" Azel mulai panik, dan yang lain juga terlihat kebingungan dengan wajah Azel.

"Di pipi lo."

"Ehh kaca dong pliss..."

"Sini gue ambilin."
Ketika tangan Iki mendekati pipi Azel...

"PLAKK!!"

"Auuuuuuu sakittt" Ringis Azel sambil memegang pipi nya.

"Hahaha.. ada nyamuk, Zel" Ledek Iki.

"Bodo ah" Ringis Azel lagi.

"Eh ini udah malem, lo semua kapan mau pulang?" Kata Zahra yang dari tadi gak betah.

"Lo semua mau pulang?" Tanya Fauzan.

"Iya, karena kamar kita bukan disini" sahut Azel langsung berdiri.

"Tugas kita udah selesai dan lo semua gak ada yang boleh ngemis makanan lagi ke kos gue!" Pekik Zahra hingga jari telunjuknya menunjuk arah laki-laki.

"Yaudah sana balik!" balas Iki ketus.

"Heh.. lo kok gak ada terima kasihnya banget sih, hah?" Ucap Zahra semakin terpancing.

"Ra, udah ah, Iki bercanda kali." bela Azel.

"Alah lo bela Iki mulu, gak pernah mikir perasaan gue!"

"Ra, udah.. sorry.. yaudah yuk kita pulang." ajak Shela menenangkan Zahra.

"Tunggu, Shel, kalian kan yang masak, masa gak dapet jatah sih?" Panggil Devan membawa piring yang sudah diisi makanan.

"Widih, buat kita?" Tanya Shela girang melihat makanan di depan mata nya.

Shine Bright Like a DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang