Eight

119 51 19
                                        

"Hufft.. Gak tau deh... gue gak ngerti sama perasaan gue sendiri" Jawab Shela nada pasrah

"Yaelah.. lo kan kuat! Jangan pasrah ah. Kalo bisa lo bunuh si Putri!" Ucap Zahra sadis.

"Over ga si, ra?" Viola merenyutkan dahi nya.
"Lagian kenapa Devan gak peka coba?" Lanjut Viola.

"Heh gue tanya ya sama lo! Shela pernah gak kasih kode? Gak pernah kan? Itu yang buat usahanya sia-sia!" Pekik Zahra sambil mengeplak pundak Viola.

"Woy air nya mati, siapa yang matiin nih gue lagi sampoan anjir" teriak Azel dari dalam kamar mandi dan ternyata kos kita mati listrik.

"Mati lampu, Zel" Ucap Viola membuat Azel teriak kepanikan.

"WHAT? GUE LAGI KERAMAS GINI MATI LAMPU? TERUS GUE BILAS PAKE APA?" Teriak Azel masih menutup mata karna busa sampo yang membaluti dahinya.

"Lo lama si ah mandi nya! Gue lagi kotor gini gimana gue mau ganti coba!" Viola memarahi Azel.

"Eh guys kos sebelah gak mati listrik, lo mau kesana, vi?" Tanya Shela setelah melihat kos putra tidak mati listrik.

"Hah? Gak mau ah" Sahut Viola

"Ayo Shel kita ke kos sebelah, gue mau bilas rambut gue" ajak Azel yang hanya memakai pyama terburu-buru menarik tangan Shela.

"Eh iya gue ikut tunggu." Panggil Viola.

"Ih gue juga deh. Bawa senter nya, Video." sambung Zahra.

"Lo yakin pake pyama aja?" Tanya Shela melihat tubuh Azel dari ujung rambut hingga kaki.

"Gue bawa selimut deh" kini tubuh Azel sudah ditutupi selimut besar miliknya bergambar kuda pony.

Ketika mereka melewati setiap pintu kamar kos hanya menggunakan senter, sangat sepi, mereka tidak melihat satupun perempuan keluar dari kamarnya. Perlahan mereka jalan menyebrangi pagar pembatasan, tiba-tiba Ibu kos datang mengejutkan dari belakang "HEY, KENAPA GELAP-GELAP GINI MASIH DILUAR?"

Beruntung kita tidak jantungan, karna Ibu kos datang membawa senter yang kini menyenteri wajahnya sendiri seperti hantu di film-film.

"K-ki-kita mau ke kos sebrang, Bu" Jawab Shela terbata-bata.

"Ibu gak liat rambut saya? Masih licin sampo, saya mau bilas di kos sebelah, Bu." sambung Azel sambil menunjukan rambut nya.

"Azel ikut saya kerumah! Kamu bilas dirumah saya! Yang lain masuk ke kamar! Mooddus aja kalian..." Pekik Ibu kos.

"Tapi saya juga mau ganti bu, saya lagi kotor belum mandi." Sahut Viola.

"Yasudah kalian berdua ikut saya, Shela dan Zahra masuk kamar" Kata Ibu kos dengan mata tajam.

Shela dan Zahra pun pergi "lagi PMS kali ya Ibu kos, tajam banget mata nya kayak pisau." Zahra ngedumel.

"Eh lo liat gak disebrang? Kok kayak ada lampu-lampu gitu ya?" Tanya Shela penasaran.

"Iya liat, shel" sahut Zahra.

"Liat yuk, ra. Gak ada Ibu kos kan?" Shela dan Zahra pun pergi melihat sebrang kos itu.

#Azel, Viola Pov.

"Kalian mandi gantian sana di belakang" ucap Ibu kos lalu duduk manis sambil minum teh hangat yang ada dimeja.

"Gue duluan!"
"Gak! Gue udah banyak banget nih, Zel"
"Mata gue perih, gue sebentar doang ah."
"Gue duluan ah."
"Ihh misi dong, Vi! Gue mau masuk kamar mandi."
"Ih badan lo si yang gede."
"Bu kos... kapan lebarin pintu kamar mandi?? Bu kos tau sendiri anak-anak kos nya sudah gede."

Azel dan Viola ribut didepan pintu kamar mandi hingga membuat Ibu kos risih kepada mereka "Kalian itu mandi gantian! Jangan berebutan! Kayak anak kecil aja! Kamar mandi saya kenapa kalian yang repot?!" Pekik Ibu kos membuat suasana hening.

Viola pun mengalah kepada Azel "Yaudah tuh! Jangan lama-lama!"

"Ok makasih Viola sayang" Azel cengengesan.

***

Setelah Azel dan Viola mandi di rumah Ibu kos, mereka pun kembali ke kamar mereka. Azel dan Viola mendapatkan Shela yang menangis dikamar.

Azel sontak kaget melihat sahabat nya menangis begitu larut "Shel, lo kenapa?" Tanya Azel heboh. Namun Zahra hanya mengusap punggung Shela saja.

"Shela kenapa, ra? Lo apain?" Tanya Viola menuduh.

"Shhhttt..." Zahra tidak memperbolehkan Azel dan Viola bertanya.

Azel mengusap tangan Shela "Cerita dong.. jangan cuma nangis gini.. gue gak ngerti, Shel."  namun Shela hanya menggelengkan kepala tanda dia tidak ingin menceritakan nya kembali.

"Yaudah jangan nangis lagi. Malu sama hati lo tuh! Udah tidur besok sekolah!" Ucap Zahra ketus pada semua nya.

Setelah Zahra menyuruh tidur, Viola langsung mematikan lampu kamar. Zahra yang satu ranjang dengan Shela berbisik "Gak usah difikirin terus ya, shel. Anggap aja itu baru pemanasan. Perjuangan lo yang dulu-dulu itu belum ada apa-apa nya" Zahra memberi suport, Shela pun mengangguk.

____________________________________

Haii😙
Jangan lupa tinggalin jejak kalian lewat Vote and Comment

Btw, foto yang diatas anggep aja Shela ya😁😁

Menurut kalian ceritanya ngebosenin gak sih? Kasih saran dan jawaban kalian dibawah ya😊
thxu.

Shine Bright Like a DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang