Nine

102 46 18
                                        

Matahari membangunkan mereka,Shela, Zahra, Azel dan Viola bersiap untuk sarapan. Mengingat kejadian semalam, Azel kembali menanyakan hal itu sambil menyendok nasi untuknya.

"Shel, lo kenapa semalem?" Shela tidak menatap mata Azel sedikitpun, Shela hanya fokus pada sarapan nya saja. Viola menatap mata Zahra sejenak, Viola kaget karena Zahra mempelototinya "Zel,  kan udah dibilang semalem jangan dibahas" bisik Viola sambil menyenggol lengan Azel dan menyengir pada Zahra.

Setelah sarapan selesai, mereka bersiap untuk berangkat ke sekolah, sesampainya di sekolah, mereka disambut oleh 4 Pria tampan, siapa lagi kalau bukan Devan dan 3teman nya itu.

"Hai, girls" sapa Devan.

"Haii.." balas Azel.

"Yang ini kenapa nih? Kok cemberut aja? Ada masalah rumah tangga ya?" Ledek Devan sambil menyentuh jail dagu Shela.

"Ah diem deh!" Pekik Shela sambil menyingkirkan tangan Devan.

"Ih, kok makin sadis aja sih?" Tanya Reza kebingungan akan kelakuan Shela pagi ini.

"Shel, ini semua gak ada urusan nya sama mereka, jadi kendalin diri lo" Bisik Zahra.

"Eh kita bawa Shela ke kelas aja kuy, dari pada emosi disini." Bisik Viola khawatir pada emosi Shela.

"Kantin yuk, Shel." ajak Devan sambil merangkul Shela.

"Gue lagi gak mood buat makan! Makan aja sana sama cewe lo!"

"Oke Shel, lo gue traktir gimana?"

"Wih, asikk.. gue makan gratis hari ini." sahut Azel.

"Heh gue traktir Shela doang ya!"

"Wkwkwk, malu gue mah, Zel" Ledek Iki tertawa cekikikan.

"Gimana? Mau gak, Shel?" Tanya Devan menegaskan.

"GUE UDAH BILANG KAN GUE GAK MOOD MAKAN!" Teriak Shela membuat keheningan didalam kerumunan mereka.

"Hm. Yaudah Shela ke kelas aja deh.. kayaknya Shela lagi gak enak badan deh." Sambung Iki memecah keheningan.

"Iya gue mau ke kelas." Sahut Shela yang langsung pergi dari mereka.

"Eh, Shel gue ikut." Kata Devan sambil berjalan mengejar Shela, namun ketika Shela melihat Devan mengejarnya Shela memberhentikan langkah nya.
"Stop!"

"Kenapa?" Tanya Devan tepat dibelakang Shela.

Shela berbalik badan "Kita beda kelas, jadi... JANGAN IKUTIN GUE DAN JANGAN BUNTUTIN GUE!" Ucap Shela keras sambil mendorong Devan hingga terjatuh.

"Shel? Lo jangan gitu dong..." Kata Fauzan sambil membantu Devan berdiri.

"Keterlaluan banget lo!" Pekik Iki juga membantu Devan berdiri.

Shela Pov.
Apa yang gue lakuin ke Devan? Enggak, ini salah gue sendiri, kenapa gue marah sama Devan? Dev, sorry, gue gak maksud buat dorong lo sampai jatuh.
"Dev, lo gak apa-apa kan?"

"Ini keterlaluan, lo udah ngelakuin hal yang gak pernah cewe lakuin ke gue sebelum nya! Gue baru tau lo jahat, Shel!" Pekik Devan lalu pergi meninggalkan semua nya, termasuk 'gue'

Author Pov.

"Dev, tapi gue minta maaf" teriak Shela memohon, namun Devan tetap berjalan menuju kelas nya.

"Devan emang bersikap lembut sama lo, dan elo! Harusnya juga bersikap layaknya seorang sahabat ke Devan, bukan nya malah kayak musuh! Devan orang nya memang lembut, tetapi dia juga punya hati! Dia akan berubah ketika dia diperlakukan kasar. Dan dia akan melakukan hal kasar juga! Tak memandang itu perempuan atau laki-laki" Pekik Reza kepada Shela lalu pergi meninggalkan nya.

"Tapi kenapa--

"Shel udah, kita ke kelas aja ya" ajak Viola menuntun Shela.

Ketika mereka sudah di dalam kelas, mereka saling bertatapan karena sedih melihat Shela yang diperlakukan seperti itu oleh 'berlian' nya sendiri.

"Shel, lo sabar aja, nanti kita cari bareng ya liontinnya" Ucap Zahra.

"Whatt??" Mata Azel membulat, wajah Viola terlihat bingung "Apa lo bilang barusan?"

"Iya, liontin itu hilang" Zahra menunduk sedih.

"HAH? Jadi itu yang dipermasalahin sampai sekarang?" Tanya Azel dan Zahra pun mengangguk.

"Ya ampun Shela... lo bisa kan beli liontin nya lagi?? Gak perlu di besar-besarin masalah ini, Shel" Kata Azel mengusap wajah nya sambil bolak-bailk memutari Shela yang sedang duduk di kursi kelas.

"Bukan soal liontin nya, Zel! Tapi soal status liontin itu!" Tegas Shela langsung berdiri.

"Ya jangan---

"LO GAK NGERTI!" Potong Shela saat Azel berbicara.

"Iyadeh.. emang gimana ceritanya, Shel?" Tanya Azel seketika lembut, Shela pun menatap Zahra sejenak, Zahra mengangguk tanda Shela harus menceritakan nya.

"Hufft.. okeeh."

*Flashback on*

"Eh lo liat gak disebrang? Kok kayak ada lampu-lampu gitu ya?" Tanya Shela penasaran.

"Iya liat, shel" sahut Zahra.

"Liat yuk, ra. Gak ada Ibu kos kan?" Shela dan Zahra pun pergi melihat sebrang kos itu.

Ketika Shela dan Zahra sudah di sebrang, Shela berdiri membeku, mata nya mulai berkaca-kaca, kaki nya mulai bergetar
"D-Devan?" Ujar Shela dengan air yang membaluti wajah nya.

Zahra dan Shela sekarang berdiri di depan pagar yang membatasi kos, lalu Shela membalikan badan nya untuk pergi, tetapi tanpa di sengaja emas dengan liontin hati itu tersangkut di pagar yang tajam.

Shela berusaha melepaskan sangkutan itu "Shel jangan di paksain biar gue bantu, nanti leher lo ke tusuk." ucap Zahra berusaha membantu.
Karena kalung nya yang lumayan pendek, alhasil kalung emas itu sulit untuk dilepas.

"Aaaaww sakit, Ra!" Ringis Shela keras setelah kalung itu terlepas.

"Iya sorry, kalung nya udah kelepas kok."

Seketika Shela meraba kalung itu, ternyata liontinnya sudah hilang "Ra, liontin nya mana ra?" Teriak Shela hingga Devan melihatnya dan menghampirinya.
"Ada apa, Shel?"

"Liontin gue hilang." keluh Shela.

"Tolong cariin dong woy!" Ucap Zahra sambil mencari nya di semak rumput.

"Heh! Gue kesini mau party buat hari jadi gue sama Devan! Bukan mau cari liontin murahan itu! Ayo Dev, gak usah bantu mereka! Salah sendiri mereka ceroboh!" Pekik Putri sambil menarik Devan.

"Eh! Kalo lo gak mau bantu yaudah! Temen-temen gue siap bantu kok!" Balas Zahra dengan mata membulat.

"Idih, pede banget lo!" Balas Putri tak henti-hentinya.

"Urusin dulu tuh dagu lo! Gak malu sama panu???" Zahra ketus dengan nada meledek.

"Ihh, awas ya lo!!" Ancam Putri dengan tangan yang kini ada di atas seperti ingin menampar namun Devan tahan.

"Lo berdua jangan debat! Bantu gue, ra" pekik Shela kesulitan mencari liontin itu karena gelap

"Ayo, Dev! Kita ke dalam aja! Biarin temen-temen lo aja yang bantu mereka" Putri menarik lengan Devan dan Devan pun menurut

Shela menatap Devan dengan tatapan sinis "Udah! Gak usah di cari! Ini gak penting buat lo semua! Party aja sana sesuka lo!" Ucap Shela ketus dan menarik Zahra pulang

"Ini penting kan Shel? Kita bantu cari kok" ucap Fauzan lembut

"Gak perlu!" Pekik Shela lalu pergi dengan mengusap-usap air yang jatuh dari mata nya

*Flashback off*

____________________________________

Haii sorry baru update😂
Berhasil bikin kalian penasaran gak ya?? Wkwk. #pedeamat😒

Ohiya, foto yang diatas itu Zahra yaa😊
Vote and comment jangan lupa❤

Shine Bright Like a DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang