Semua melihat Putri dengan tatapan sinis...
"Pemikiran lo bocah!" pekik Devan.
Kelompok 1 story.
Mereka pun masuk ke dalam rumah pemilik warung tersebut, Azel melihat sekeliling rumah itu, melihat album foto keluarga itu dengan serius.
"Zel, liatin nya jangan gitu banget dong, gak enak sama mba nya!" bisik Zahra.
"Bukan gitu, Ra, gue kayak kenal muka-muka keluarga ini, gue pernah liat, tapi dimana ya?" pikir Azel sangat penasaran.
"Silahkan duduk dulu, ibu saya sedang dikamar, belakangan ini ibu saya sedang mengurus majikan nya yang sakit, sebentar ya saya panggil dulu." ucap perempuan itu.
"Gue kan gak nanya orang tua nya lagi ngurus orang sakit atau enggak, kok dia kerajinan banget ya cerita-cerita?" Iki terkekeh pelan.
"Pleasss gengs, ini bukan tempat tinggal kita, jadi tolong jaga sopan santun!" ujar Rendi.
Setelah cukup lama menunggu, seorang perempuan setengah paruh baya mendekat kearah mereka, bersama anak nya membawa beberapa gelas berisi teh hangat. Ditengah langkah nya yang lambat, perempuan itu menghentikan langkahnya dan memasang wajah terkejut. "Bu, ayo kemari. Mereka ingin bertanya-tanya tentang daerah sini aja kok." ucap anak nya sambil menata gelas-gelas yang ada di nampan.
Perempuan itu masih terlihat sangat terkejut karena kedatangan Zahra dan yang lain nya.
"Oh my god, perasaan gue gak enak deh, kenapa Ibu itu kaget banget ya?" bisik Azel pada Iki"Mungkin dia terpesona liat gue, Zel." ledek Iki sembari menjilat telapak tangan dan mengusap ke rambut nya.
"Iwh! Jijik gue." Azel memukul kecil paha Iki dan berusaha bergeser sedikit menjauhi Iki.
"Kedatangan kalian benar hanya untuk ingin cari tau tentang sekitar sini?" tanya perempuan itu tiba-tiba.
"Iya, sebelumnya maaf jika membuat Ibu terkejut. Kami tidak berniat jahat kepada keluarga Ibu kok, kami bisa buktikan dari kartu pelajar kami kok." ujar Reza sambil menyodorkan kartu pelajar nya.
"Saya akan bicara dulu dengan anak saya ya, silahkan kalian minum teh hangat nya,"
"Iya bu, terima kasih." sahut Reza.
Ibu menarik pelan anak nya dan berbisik dibelakang tembok batas antara dapur dan ruang tamu. Tak lama kemudian, Perempuan tersebut masuk kembali kedalam kamar nya. Seperti tidak ingin berbincang sedikitpun kepada tamu yang datang.
"Maaf ya, Ibu saya sedang tidak enak badan, jadi mungkin untuk melengkapi laporan kalian saya yang akan menemani kalian." ujar anak nya sangat serius."Iya gak masalah kok, yang penting besok tugas kami selesai." sahut Reza
"Gak bisa gitu dong kan dia gak tau apa-apa dengan kampung ini!" bisik Azel sembari membulatkan mata ke arah Reza.
"Ck, gak usah banyak bacot!!!" Reza berdecak.
"Ayok kita balik ke hotel!" lanjutnya."Oke thanks ya sudah mau jadi narasumber kita." ucap Zahra dengan senyuman.
Sebuah keajaiban Zahra bisa senyum didepan orang lain. Karena biasanya Zahra selalu berbicara dengan wajah datar.Mereka kembali ke penginapan yang letak nya lumayan jauh dari tempat itu. "Besok kita sewa motor aja yaa, guys. Gue capek kalo besok harus keliling dengan berjalan kaki. Bisa-bisa betis gue jadi gede dan gak bagus banget," rengek Azel saat perjalanan pulang.
"Gak usah lebay! Sikil bau aja harus naik kendaraan!" pekik Zahra sembari
memutar kedua bola mata nya dan membuat semua nya tertawa lepas."Ih sok tau lo! Ohhhh... berarti Zahra diem-diem nyiumin sikil gue ya? Kalau lo nge-fans bilang baik-baik dong, Ra." balas Azel.
"Ih amit-amit!" Zahra menggoyangkan bahu nya layaknya orang jijik.
Setelah sampai di penginapan, mereka segera pergi ke kamar masing-masing, sudah ada Viola dan Shela di dalam kamar, Azel dengan heboh melempar sepatu dan jaket nya ke arah kasur mengenai kepala Viola yang sedang asik mendengarkan lagu dari laptop nya itu. "Aaaaw!!! Azel ihhh dateng-dateng rusuh banget sih lo!" Teriak Viola kesakitan.
"Gue capek, Vi..." rengek Azel lalu langsung tiduran di atas paha Shela, ketika Azel melihat Shela memegang ponsel nya, Azel bertanya, "btw, nyokap lo udah ada kabar, Shel?"
Shela menarik nafas panjang, lalu menghembus nya.
Azel, Zahra dan Viola saling melirik.
TOK TOK TOK!!!
Tiba-tiba ada yang mengetuk dari luar kamar. Viola langsung bergegas membuka pintu kamar tersebut. Alhasil tidak ada siapapun di depan kamar itu. Tetapi ada sesuatu yang baru saja Viola injak di bawah.Itu adalah sebuah kotak berwarna merah yang entah apa isi nya dan siapa pengirim nya. Viola membuka isi kotak merah tersebut.
"Guys, kalian harus liat ini..."
Viola membawa kotak tersebut ke dalam kamar dan menutup kembali pintu kamar tanpa peduli siapa yang sudah meletakan kotak tersebut di depan kamar nya.__________________________________
Holaa!!!❤❤❤
Sorry ya baru update pokoknya banyak alasan kenapa aku baru update.
Doain aja biar update nya lancar terus ya...Hargai perjuangan dengan vote nd comment👇
TBC! See u next part🙌
![](https://img.wattpad.com/cover/103997487-288-k579788.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine Bright Like a Diamond
Novela Juvenil"Kini harapan gue hangus ketika dia membalas cinta Devan. Ya Tuhan... apa aku harus mundur? Kenapa ini terjadi disaat kita sudah dekat?" batin Shela. Ketika aku bahagia karena kamu telah berada didekat aku, seketika, aku berfikir bahwa itu hanya ima...