Pov Yuda
Seminggu sejak kejadian aku mencium Dira aku berusaha menghubunginya tapi panggilanku tak pernah di jawab olehnya. Aku mendatangi kosnya tapi hanya melihat dari seberang jalan karena aku takut dia belum ingin menemuiku.
Hingga manager tempatnya bekerja menghubungi sekertarisku mengataman ada sedikit masalah dengan budget proyek yang dikerjakan perusahaaannya. Maka akupun menyetujui pertemuan itu.
Dia datang.. aku mulai memandangnya dengan tatapan berbeda. Dia bukan lagi Anak SMP yang ku temui pertama kali, buka lagi Anak SMA yang ku larang berdekatan dengan pria karena tanggung jawab dirinya ada pada pacarku dan bukan lagi anak kuliahan dengan celana jeans serta kaos atau kemaja khas anak kuliahan serta tas ransel yang ada di pundaknya atau sepatu converse nya. Dia yang berdiri di hadapanku jauh lebih menarik dengan setelah rok hitam potongan lebar hingga lutut serta kemaja hijau daun dan heels hitam serta tas kantor.
Aku terus memandangya aku tak begitu jelas apa yang dikatannya.. hingga
"Pak Yuda..pak yuda.." panggilnya menyadarkanku
"Ohh baiklah.. nanti saya akan selesaikan dengan Pak Tony ." Kataku kemudian cepat
"Kalau begitu saya Permisi Pak."pamitnya buru-buru. Dan begitu aku tersadar aku mengejarnya tapi.
"Pak.. anda ada janji dengan pihak pengembang saat makan siang ini." Tahan sekeratatisku ketika melihatku keluar dari ruangan.
Mungkin lain kesepatan lagi.
****
Pov DiraHari ini hari ulang tahun mba Mira.. akupun ijin kerja karena akan ke makam mba mira.
Aku melihat makan Mba Mira berdampingan dengan ayah dan ibuku..
Rasa sesak segera menyerangku.. Rasanya aku ingin berteriak mengapa mereka meninggalkan aku sendiri. Kenapa mereka tak segera memanggilku juga.
Aku menambur bunga pada ketiga makam itu. Meletakkan bunga anggrek kesukaan Mba Mira.
"Mba.. selamat ulang tahun Mba.." kataku berlinang air mata.
"Mba... Dira udah bikin kesalahan Mba.. Maukan maafin Dira.. Dira benar-benar ngga maksud ngelakuin itu Mba.. Mba ngga marahkan.." aku terus menangis
"Ibu.. ayah... walaupun dalam ingatanku kalian hanya sedikit.. tolong bantu aku..bujuk Mba Mira buat maafin Dira .. Dira menyesal Yah..Bu..." kataku tak kuat lagi dan jatuh terduduk menangis menahan kesedihan ini sendiri.
Hingga sebuah lengan membawanya kedalam pelukan hangat. Yah dia Yuda. Sudah dari tadi ia memperhatiakan Dira terus meminta maaf pada Mira. Dia juga datang kemakam ini sehari setelah ia mencium Dira dan berulang kali melontarkan maaf pada Mira.
"Dia pasti akan memaafkanmu.. Mira bukan orang pendendam dan ingat dia sangat menyanyangimu. Kamu ingat dia selalu memaafkan kesalahanmu." Ujar Yuda memeluk Dira dan mencium puncak kepalanya.
"Mas yuda yakin Mba Mira ngga marah sama Dira..???" Ucap Dira berusaha mendonggakkan kepalanya menatap Yuda dengan mata yang merah dan masih berair.
Yuda menggangguk dan menghapus jejak air mata Dira menyingkirkan rambut yang ada di wajahnya. Kemudian mencium keningnya lalu memeluknya kembali.
Mereka sama-sama diam. Yuda melepaskan pelukannya dan berdiri mengulurkan tangannya pada Dira.
"Ayo.." ucap Yuda dan Dira menerima ularan tangan Yuda.
"Ayah. Ibu. Mba Mira Dira pulang dulu.." Yuda hanya mengangguk seakan mengikuti kata Dira.
Yuda berjalan duluan dan tangannga tak lepas dari tangan Dira. Dia mengandeng tangan Dira hingga ke mobilnya.Mendudukkan Dira di dalam mobil. Keluar dari area pemakamam itu.
TBC
*****
Maaf kalo ada typo.. semoga kalian suka dengan cerita saya..

KAMU SEDANG MEMBACA
Turun Ranjang - END
Romance"Mas, kalo aku ngga ada tolong jaga adikku karena hanya kita yang dimilikinya...Jadikan dia keluargamu." *Amira Armano "Mba.. harus kuat ku mohon ka bertahanlah... *Adira Armano "Kalian adalah keluargaku aku akan menjaga kalian" *Yuda Wardhana