empat

41.5K 2.1K 15
                                    

Usia kandungan Mira sudah cukup tinggal menunggu hari. Dokter sangat menyarankan Mirah untuk cesar saja tapi Mira menolak karena ingin menjadi wanita sempurna. Tentu saja ia melarang dokter untuk memberi tahukan suaminya. Dia tak ingin suaminya mengkhawatirkannya.

Saat malam hari Mira mulai merasakan nyeri yang tak tertahankan di perutnya.

"Mas..mas.." bisik mira pada Yuda di sampingnya yang terlelap

"Iyaa..ya...Kenapa Mir.." ujar Yuda ketika di lihatnya Mira Meringis. Dia melihat baju bagian bawah basah. Tanpa pikir panjang dia segera membawa Mira kerumah sakit.

"Dira...dira.." teriak Yuda kencang ketika mulai mengangkat Mira dan segera pintu kamarnya terbuka..

"Mba kenapa Mas..." Yuda tak menjawabnya

"Ambil tas di samping lemari dan segera bawa ke mobil. Kita kerumah sakit sekarang."

Dira segera mengambil tas yang ditunjukkan dan segera berlari mengikuti yuda ke Mobil.

Yuda mengemudika mobil dengan ngebut. Dira dan Mirah duduk di kursi belakang. Dira terus merangkul kakaknya.

Begitu sampai dirumah sakit segera Mira di bawa ke ruang persalinan.

Setelah lebih dari tiga jam akhirnya dokter keluar.

"Bagaimana istri saya dok..?" Tanya Yuda ketika dokter keluar dari ruang persalinan.
Dokter itu sejenak diam..

"Baiknya sehat dan perempuan tapi saya harus menyampaikan kalau sang ibu dalam keadaan yang tidak baik."

"Maksud dokter..?" Tanya Yuda lagi sedangkan dira hanya diam mendengar

"Istri anda kehilangan banyak tenaga sedangkan jantungnya sangat lemah.." ujar dokter. Mira memang memiliki riwayat jantung bawaan sejak bayi. Jantungnya sangat lemah.

"Sebentar lagi kalian bisa menemuinya setelah dipindahkan." Ujar dokter itu pergi diikuti beberapa perawat.

***

"Sayang.." ujar Yuda mencium kening istrinya setelah diperbolehkan melihat istrinya secara bergilir dengan Dira.

Mira tersenyum melihat Yuda dan ketika Yuda mencium keningnya ia menutup matanya sejenak dan sudut matanya mengeluarkan cairan bening.

"Bagaimana anak kita Mas?" Tanya mira lemah

"Dia perempuan dan sangat cantik seperti kamu sayang." Ujar Yuda dengan wajah yang sangat dekat dengan Mira sambil mengelus rambut Mira.

Mira tersenyum mendengarnya.

"Sayang... "

"Mas, kalo aku ngga ada tolong jaga adikku karena hanya kita yang dimilikinya...Jadikan dia keluargamu" ucap Mira lemah lagi

"Sayang...kamu bilang apa sih.. tentu aja aku akan jaga kalian berdua.. kalian itu keluargaku.." Mira tersenyum

"Mas.. dira.. mana..?"

"Sebentar aku panggil."

Yuda keluar berganti dengan dira tetapi Yuda tetap berdiri didepan pintu kaca yang membatasi mereka tak tega meninggalkan jauh istrinya.

"Dir.." ucap Mira

"Iya.. Mba.."

"Kamu tau kan Mba sayang kamu.. tapi Mba ngga kuat lagi.. Mba pengen ketemu ibu sama ayah.." ucap Mira mendengar itu Dira menangis.

"Mba harus kuat, aku mohon bertahanlah.. nanti dira sendirian Mba.. Dira takut." Ucap Dira menangis sesegukan

"Ada Mas Yuda yang akan menjaga kamu sayang.. tapi Mba.."

"hush...hush.. jangan nangis lagi yah sayang.."

Melihat Dira menangis Yuda memaksa masuk walau sudah di larang tapi dia nekat.

"Sayang kamu kenapa..?" Ujar Yuda begitu di dekat istrinya dira memundurka diri sedikit.

"Aku mau ketemu sama ibu dan ayahku Mas." Ucap mira sendu.

"Sayang.." kata Yuda dengan suara serak menahan tangisnya

Pelan-pelan mata mira mulai menutup dan terdengarlah bunyi..

Tiiitt....tiittttttttttttttttt

"Mba jangan tinggalin dira...Mba....." teriak dira tanpa terkontrol

"Sayanggg... Mira..." ucap Yuda menguncang Mira

Dokter dan Suster berlarian masuk. Dokter dan perawat sibuk melihat kondisi mirah.

"Waktu kematian 3.20 pagi." Ucap dokter itu.
Dira meluruhkan tubuhnya dan pingsan dan yuda diam mematung.

TBC

****

Maaf ya kalo ada kesalahan dan penulisan dan penjelas tentang kesehatannya..


Turun Ranjang - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang