Sembilan

46.5K 2.2K 7
                                    

MAAF KALO BANYAK TYPO...

JANGAN LUPA SELESAI BACA KASI VOTE..

****

Mata Dira bengkak akibat semalam..
Sehingga dia harus menggunakan kacamata agar orang-orang tidak menyadari secara langsung.

"Mata loe kenapa Dir.."ucap sita ketika dia melihatku di lobby kantor.

"Gue lagi flu Ta.." ucapku bohong

"Ohh.. gue kira elu patah hati.."

"Ada-ada aja lu Ta.." kami beriringan masuk ke dalam lift.

"Wih.. elu semalam ikut rapat Ta..?" Tanya Ifa pada Sita ketika kami dalam lift

"Iya.. knapa..??"

"Beruntung banget loh.. bisa ketemu langsung Pak Yuda.." aku terbatuk mendengar nama Mas Yuda di sebut.

"Ikh.. Dira kalo batuk tu mukut ditutup..!!" Ujar Ifa padaku jengkel

"Maaf.."

"Iya Ta. Dia kan tampan Ta.. calon laki paling dicari sekarang tuh ma perewon kayak kita..."ucap ifa melanjutkan gosipnya dengan sita.

Ting.. pintu lift terbuka aku berjalan cepat ke kubikelku meninggalkan sita dan ifa yang masih membahas Mas Yuda.

Aku menyalakan komputerku dan mengerjakan pekerjaanku ku harap dengan menyibukkan diri dengan pekerjaan bisa menghilangkan Mas Yuda dari pikiranku.

**
Seminggu telah berlalu

"Ra...Sit.. kalian ke ruangan saya.." ujar Pak Edo memanggilku.

Aku dan sita saling memandang seolah mengatakan ada apa...

Tok.. aku dan sita masuk ke ruagan Pak Edo

"Sit... Dir.. kayaknya anggaran budget yang kalian kerjakan sedikit ada masalah.." ucap Pak Edo sambil membolak balik kertas di mejanya.

"Maksudnya.. Pak.." ujar sita takut-takut

"Kalian salah hitung...dan ini sedikit mempengaruhi kontrak kita."

"Jadi kalian harus menyelesaikan ini sesegera mungkin.. sebelum proyek ini berjalan."

"Kalian harus menemui Pak Yuda nenjelaskan sendiri kalau kalian memiliki sedikit masalah dengan penghitungan budget yang akan di keluarkan." Lanjutnya

"Kalian bisa temuai Pak Yuda sebelum makan siang karena aku sudah menghubungi pihak W Property untuk kalian siang ini."

"Baik.. Pak..Permisi.." pamitku dan menarik tangan Sita yang gemetar

"Gimana nih Dir..??. Ucap Sita

"Mau gimana lagi..yah harus di jelaskan kan itu tanggung jawab kita."

"Tapi Dir.. Siang ini Orang tua Dewa datang dari Makassar dan mereka mengajakku makan.. padahal niat mereka jauh-jauh datang mau bertemu aku.." kata Sita sambil meneggelamkan kepalanya dalam lipatan tangannya diatas meja.

"Biar aku aja sendiri yang nemuin pihak W Property kamu pergi aja bareng orang tua Dewa." Kataku tak tega melihatnya ingin bertemu dengan calon mertua

"Kamu serius..???" Ucapnya menatap ku penuh harap

"Iya.. tapi kita berangkat keluar bareng aja biar Pak Edo ngga curiga.." ujarmu menyiapkan berkas yang akan kubutuhkan nantinya.

"Oke.." aku tersenyum

Aku menarik nafas.. yaeah semua memang harus di hadapi.

****

Aku berjalan ke resepsionis yang ada di lobby kantor ini. Setelah mengatakan tujuanku mereka mempersilahkan aku langsung naik ke atas.

Didalam lift ku berusaha mensugesti diriku untuk tetap tenang...
Ting..

Aku berjalan kearah ruangan sesuai petunjuk diresepsionis tadi.

Kulihat ada meja yang dihuni seorang wanita.

"Permisi.. saya dari Glow advertising ingin menemui Pak Yuda.." ucapku dia mengangguk kepala kepala

"Oh.. anda sudah di tunggu Bu.."
"Mari.. " ucapnya berdiri lalu mengantarku ke depan ruangan

Tok..tokk...

Dia membuka sedikit Pintu
"Pak orang dari Glow Advertising sudah tiba."infonya

"Dia memutar badanya memberiku akses untuk masuk. Akupun melangkah masuk dan ceklek... pintu itupun tertutup.

Aku masih berdiri di dekat pintu.

"Duduklah..."
Akupun berjalan kearah meja dan duduk di salah satu kursi yang ada di depan meja itu.

"Saya dari Glow Advertising pertama-tama ingin mengucapkan maaf karena adanya sedikit masalah dalam penghitungan budget dalam pembuatan iklan apartemen ini."ucapku profesional ku liat dia hanya menatapku.

Aku sedikit tak nyaman di tatap seintens itu.

Aku mulai menjelaskan kesalah-kesalahan yang dibuat olehku dan sita sehingga bisa menghasilkan budget yang kurang menguntungkan di pihak kantorku.

"Pak Yuda..Pak Yuda.."panggilku berulang

"Ohh baiklah.. nanti saya akan selesaikan dengan Pak Tony ." Kata kemudian

"Kalau begitu saya Permisi Pak."pamitku tak ingin lama-lama dan segera kekuar dari ruangannya. Sekertarisnya heran melihatku begitu keluar langsung nerlari kearah lift.

TBC..

*****

Turun Ranjang - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang