HTS#2 | PROLOGUE

101K 4.5K 30
                                    

   Seorang pria tinggi dan tampan baru saja keluar dari sebuah ballroom dengan sahabatnya, Dave.
Tujuannya saat ini adalah Club, dia memang sudah menjadi langganan club milik Dave itu.

   "Hei dude, are you really want go to my club?" Tanya Dave yang sudah mensejajarkan langkahnya dengan pria itu.

   "Ya, aku sedang tidak ada kerjaan sehabis ini. So, you know what have I do" jawab pria itu dan masuk ke dalam mobilnya dan disusul Dave yang berada dibelakangnya.

   "Kau memang tidak pernah berubah, Christian" guman Dave sambil memasang sabuk pengamannya, Christian yang mendengar itu hanya tersenyum dan melajukan mobilnya.

   "Ngomong-ngomong, kau benar tidak ada kerjaan. Setahuku kau bilang setelah pesta Christoper selesai kau akan pulang ke mansionmu?" Christian tersenyum miring, ternyata sahabatnya ini juga terkena tipuannya.

   "Hahaha...sebenarnya itu hanya alasan agar mom, tidak mencurigaiku. Jika dia tau kalau aku ke club, seperti biasa kamu tau hukuman apa yang diberikan olehnya" balas Christian masih dengan senyum miringnya.

   "Dasar anak durhaka!!" Cibir Dave, Christian mengangkat bahunya acuh.

   "By the way, kau tidak ingin mencari pasangan hidupmu, seperti Christoper?" Tanya Dave tiba-tiba, membuat Christian langsung memasang wajah datarnya ke arah depan.

   "Tidak, aku tidak berniat. Christoper sudah kalah duluan. Jadi tinggal tersisa aku dan Christoff" jawab Christian. Dave mencibirnya lagi, hanya demi taruhan bodoh itu mereka tidak ingin menikah dan tentunya pasti akan didesak oleh Margareth--ibunya.

   "Cih...kau dan Christoff sama-sama saja. Aku bisa saja sekarang memberikanmu wine itu" Christian tidak menggubrisnya dan tetap fokus pada jalanan yang dilihatnya.

   Sebenarnya bukan karena taruhan dia tidak ingin menikah, tapi karena penghianatan tunangannya dulu. Ibunya membawakan seorang wanita padanya, dan dia langsung jatuh cinta pada wanita itu dalam pandangan pertama. Dia kira dia akan lebih dulu memdahului Christoper, sebelum mereka memulai taruhan itu. Tapi semuanya tidak seperti yang diimpikannya, tunangannya itu hanya menginginkan hartanya, bukan menginginkan dirinya.

   Jadi dia putuskan untuk tidak akan pernah jatuh cinta lagi seumur hidupnya, itu hanya tekadnya, siapa tau suatu hari dia bisa jatuh cinta kembali dan meninggalkan dunia malamnya ini. Dave bahkan pernah menasehatinya untuk tidak melakukan hal 'itu' setiap hari, dengan alasan dia bisa saja terkena penyakit AIDS, HIV, atau yang lainnya.

   Tapi Christian tidak peduli dengan ucapannya, saat itu Dave sangat ingin melempar batu ke kepala pria itu. Dia lebih ingin Christian menjadi seorang agent daripada harus bersama jalang-jalang itu setiap saat.

    "Hei! Dave, kenapa kau melamun?" Dave langsung tersadar dari lamunannya.

  "Nope, I just think about you. Apa kau benar-benar tidak mau keluar dari dunia malamu ini?" Christian langsung memasang wajah dinginnya mendengar pertanyaan Dave.

   "Aku sudah pernah bilang kalau aku tidak akan pernah keluar lagi, jika aku telah masuk." Dave memutar bola matanya dan menatapnya kesal.

   "Jika aku tau dimana wanita itu sekarang. Akan aku bunuh dia dengan tanganku sendiri. Karena dia kau jadi seperti ini." Dave tidak main-main dengan ucapannya, dia dulu bahkan berniat ingin membunuh Brent, jika saja Christoper tidak menghentikannya.

   Dia sangat membenci dengan orang yang sudah membuat kedua sahabatnya seperti ini, walaupun dia adalah pemilik club dia tidak pernah melakukan hal 'itu' sesering Christian yang setiap harinya non-stop mengunjungi clubnya.

   Christian memarkirkan mobilnya, membuat Dave menatapnya bingung. "Kenapa kau berhenti?" Christian menatapnya sekilas sambil membuka sabuk pengamannya.

   "Jika kau tidak mau turun, ya sudah" Christian lalu turun dari mobilnya setelah mengatakan itu, meninggalkan Dave dalam kebingungan. Dia lalu melihat keluar dari jendela mobilnya, ternyata mereka sudah sampai. Dasar..Christian.

   Pria itu lalu turun dari mobil Christian dan menyusulnya yang sudah duluan masuk duluan ke dalam clubnya.

   Dave menggeleng-gelengkan kepalanya melihat pemandangan di depannya. Secepat itukah wanita-wanita jalang itu langsung mengelilingi Christian? Dan bergelayut disana?

   Dave tidak mau peduli lagi, dia lebih memilih menuju ke meja pantry dan duduk disana menyaksikan Christian yang bersenang-senang.

   "Hey darling, apa kau mau ditemani malam ini?" Tanya salah satu wanita jalang yang duduk disampingnya.

   "Kurasa, tapi aku akan memilih salah satu dari kalian" semua wanita itu langsung mendesah kecewa.

   "Kenapa Christoper harus menikah? Padahal dia juga sangat liar di atas ranjang" Christian tidak menjawab, dia lebih memilih meneguk winenya daripada mendengar pertanyaan yang menurutnya tidak penting itu.

   Setelah meminum dua teguk winenya, Christian langsung berdiri dari duduknya dan menarik salah satu jalang yang tadi duduk di dekatnya. Seperti biasa dia akan menyewa kamar dan melakukannya dengan jalang itu.

   Dave yang masih setia menonton dari tempatnya duduk, menggelengkan kepalanya lagi saat melihat Christian menarik salah satu jalang itu yang sudah kesekian kalinya. Biasanya kalau Christian ingin melakukan 'itu' dengan mereka dia tidak pernah peduli, tapi kali ini entah apa yang menimpanya, dia menjadi sangat khawatir dengan Christian, seperti pria itu akan tertular penyakit atau menjadi maniak s*ks.

   Dia lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Setelah deringan kelima akhirnya tersambung juga, "Hey, kau nanti harus kesini!"

   "...."

   "Datang saja, kau pasti akan tau" dia lalu memutuskan sambungannya dan kembali meneguk winenya.

   Setelah menunggu selama setengah jam, orang yang tadi ditelpon Dave, akhirnya datang dan langsung mengambil tempat duduk di depannya.

   "Ada apa, Kau menyuruhku kesini? Kau tau aku sangat capek" Tanya pria itu.

   "Aku ingin memberitahumu kalau Christian ada disini" pria itu langsung membulatkan matanya.

   "Bukankah dia bilang, dia akan pulang ke mansionnya?" Dave mengedikkan bahunya.

   "Dan kau menyuruhku datang hanya ingin mengatakan ini?" Tanya pria itu sambil menaikkan alisnya.


   "Bukan itu Christoff, aku agak khawatir dengannya akhir-akhir ini" Christoff menaikkan alisnya lagi mendengar itu.

   "Khawatir? Bukankah kau biasa saja, saat dia setiap hari seperti itu" Dave menatap kesal pada kembaran Christian yang satu ini, dia sebenarnya tidak mau menghubunginya, tapi kalau menghubungi Christoper juga tidak mungkin, mungkin pria itu sedang menjalani malam pertamanya dengan istri tercintanya itu.

   "Ini semua gara-gara wanita jalang itu!!" Christoff berhenti mengambil wine miliknya saat mendengar Dave mengatakan 'wanita jalang itu'


  "Aku berharap dia mati saja!!" Balas Christoff kesal, dia tau kalau Christian seperti ini karena mantan tunangannya itu, dan Christoper yang dulu sama seperti Christian melakukan 'itu' juga karena pria brengs*k, Brent. Entah pria itu masih hidup atau tidak, dia tidak peduli, mengingat namanya di dunia bisnis sudah kotor.

   "Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?" Christoff menatap sekilas ke arah Dave.

   "Menunggunya keluar dari dalam sana"

□□□□□

TBC |20-07-2017

HUH...akhirnya HTS#2 muncul juga..:)

Happy reading readers ♡

FORCED LOVE : SHE MY LOVE [HTS #2]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang