HTS#2 | CHAP.20 - Love Her

48.6K 3K 26
                                    

   Ana sedari tadi tidak tau apa yang harus dia lakukan, yang dia lakukan sekarang hanyalah berjalan mondar-mandir di depan kamarnya dan Oktavia, yang sedari terkunci dari dalam, siapa lagi yang menguncinya kalau bukan Oktavia.

   Wanita itu dari tadi membuatnya semakin khawatir, karena dia bahkan belum membuka pintunya sampai sekarang setelah dia keluar dari kamar mandi pagi tadi, dan memberikan tespack itu pada Ana setelah itu langsung mengunci dirinya di dalam kamar.

   "Astaga...Via, keluarlah dan makanlah aku tau kau sedang mengalami masalah yang berat saat ini, tapi kau tidak boleh seperti ini. Pikirkanlah janinmu, kau pikir dia tidak ingin makan juga!!" Ucap Ana setengah berteriak dari luar kamarnya, dia sudah lelah seharian ini karena Oktavia yang tak kunjung membukakan pintu padanya.

   Ya, setelah Oktavia memberikan testpack yang dia gunakan pada Ana. Ana langsung tercengang melihat hasilnya yang terpampang dua garis merah disana, yang berarti artinya positif dengan arti lain Oktavia hamil.

   "Baiklah kalau kau tidak ingin keluar, aku akan menemui Christian dan meminta pertanggung jawabannya" ucap Ana, baru saja dia ingin berbalik, pintu dihadapannya itu terbuka dan tampaklah Oktavia yang menatapnya dengan pandangan kosong, dan juga terlihat jelas bekas air mata diwajahnya.

   "Jangan memberitahunya, aku tidak ingin dia tau" Ana menghela napasnya lagi mendengar perkataan Oktavia yang sama setiap kali dia ingin bilang meminta pertanggung jawaban dari Christian.

   "Kalau begitu mau sampai kapan kau seperti ini, Via? Sampai perutmu ini membesar dan kau menjadi single parents?" Oktavia yang mendengar itu langsung terduduk lemas dilantai, dan tanpa disadarinya air matanya mulai keluar lagi.

   "Apa yang harus aku lakukan lagi Ana? Bagaimana nanti jika aku memberitahunya, dia malah menyuruhku untuk mengugurkan anakku dan bagaimana kalau dia malah berbuat hal yang lebih buruk dari itu" kata Oktavia sambil menangis, Ana menghela napasnya dan langsung memeluk sahabat tercintanya itu.

   "Kurasa dia tidak seburuk itu Via, dia pasti akan menerimanya, bukankah kau lihat tatapannya padamu saat dia menghampirimu di cafe waktu itu, itu sangat berbeda dengan tatapan biasa. Dan satu hal yang ingin kutanyakan padamu" jeda Ana, dan mengendurkan pelukannya pada Oktavia dan menatap lekat-lekat sahabatnya itu.

   "Apa kau mencintainya?"

   Oktavia langsung mendonggakkan kepalanya, lalu beberapa menit dia mengangguk dengan air matanya yang semakin mengucur dengan deras "ya, aku sangat mencintainya. Mencintainya sampai aku tidak bisa mengatakannya" ucap Oktavia sambil memukul dadanya yang terasa sakit, kenapa cinta harus sesakit ini?

   Ana langsung memeluk Ana, dan mengelus punggungnya lembut, "iya aku tau pasti sakitkan? Tapi, kenapa tidak kau katakan padanya kalau kau mencintainya dan memendamnya sendiri" Oktavia menggelengkan kepalanya dalam pelukan Ana.

   "Aku tidak bisa Ana, aku dan dia tidak sederajat. Dia adalah orang yang kaya yang seharusnya bersama dengan orang yang juga sederajat dengannya bukan? Sedangkan aku..." Oktavia tidak melanjutkan kata-katanya lagi, dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

   "Ya aku tau dimana posisi kita sekarang. Bukankah cinta tidak membeda-bedakan kasta? Kau bisa melakukannya Via, kau tidak boleh selemah ini" ucap Ana, dia tidak tau lagi, bagaimana caranya untuk menghibur sahabatnya yang satu ini.

   "Dia bahkan dua minggu ini tidak pernah menemuiku Ana, dia juga tidak tau apa yang terjadi di malam itu. Lantas apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku menemuinya dan mengatakan kalau aku hamil dan tanpa membawa bukti apapun, dia tidak akan percaya" Ana menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

FORCED LOVE : SHE MY LOVE [HTS #2]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang