HTS#2 | CHAP.3 - Problem

60.1K 3.8K 25
                                    

   Oktavia masih mematung di tempatnya, pria itu masih menatapnya santai dan tersenyum miring. Dipikirannya sekarang ini adalah , apakah pria ini akan menuntutnya? Atau pria ini masih mengingatnya? Semoga tidak...

   Christian tersenyum "aku pesan satu gelas Americano" ucap Christian, harus Oktavia akui kalau senyuman Christian itu sangat menawan baginya.

   Oktavia tersadar dari lamunannya dan langsung mencatat pesanannya dengan cepat dan dengan tangannya yang sedikit gemetaran "t-tunggu sebentar sir, kami akan secepatnya membawakan pesanannya" Oktavia lalu berlalu dari sana dengan langkah yang sedikit cepat.

   "Ada apa?" Tanya Ana bingung, saat melihat Oktavia yang sepertinya ketakutan.

   "I-itu...itu" kata Oktavia terbata-bata membuat Ana menatapnya dengan bingung.

   "Itu, itu apa?" wajah Oktavia saat ini sudah pucat, dia tidak tau harus bagaimana mengatakannya pada Ana.

   "I-itu Christian" Ana yang mendengar itu terdiam, dan setelah dia mencerna apa yang Oktavia katakan barusan, dia langsung membulatkan matanya dan langsung keluar dari ruang karyawannya itu dengan cepat.

   Oktavia masih menarik napasnya, dia seperti baru saja habis marathon. Beberapa saat Ana kembali dengan mulutnya yang ternganga.

   "Kenapa dia kesini? Apa dia mencarimu?" Oktavia menggeleng tanda tidak tau.

   "Aku tidak tau, tadi dia memesan Americano satu. Cepat buatkan padanya!!" Pinta Oktavia, Ana langsung mengerjakannya.

   Jantung Oktavia masih berdetak cepat, bagaimana nanti kalau dia mengantarkan pesanan itu pada Christian. Apa pria itu akan menyuruhnya duduk bersamanya dan memintanya untuk membayar apa yang telah dia lakukan semalam? Astaga..dia sedang tidak punya uang untuk saat ini.

   "Ini, bawakan saja padanya. Kalau perlu jangan menatapnya" pinta Ana, Oktavia mengangguk dia langsung menerima nampan yang sudah tersedia segelas Americano diatasnya itu dan membawanya keluar.

   Sampainya di meja Christian, Oktavia langsung meletakkan gelas itu ke mejanya dengan tangan yang gemetaran. Jujur, saat ini dia sangat ketakutan bahkan keringat dingin sudah bercucuran di dahinya.

   Christian lalu menoleh ke arahnya dan tersenyum miring "kenapa kau terlihat gemetaran miss, apa aku terlihat tampan?" Tanya Christian. Oktavia merasa sudah tidak ketakuan lagi saat mendengar pertanyaan Christian.

   Dan apa katanya tadi? Tampan? Ya memang begitu kenyataannya, tapi yang ada di pikiran Oktavia saat ini kenapa pria ini sangat percaya diri? Dan terlihat sedikit menyombongkan dirinya, mungkin?

   Oktavia tersenyum canggung dan berlalu dari hadapannya, dan kembali ke ruangan khusus karyawan tadi.

   "Bagaimana? Apa dia mengingatmu? Apa dia bertanya sesuatu padamu?" Ana langsung menyerangnya dengan berbagai pertanyaan saat melihatnya masuk.

   Oktavia menggeleng, "sepertinya dia tidak mengenalku. Bahkan dia mengatakan bahwa aku terus menatapnya karena dia terlalu tampan? percaya diri sekali pria itu.." Ana tertawa mendengarnya.

   "Haha..memang begitu kenyataannya Oktaviaku sayang," Ana langsung menariknya keluar dan menguntit Christian di balik meja kasir.

   "Lihat sekelilingnya, semua wanita bahkan memandangnya seakan dia adalah santapan yang sangat lezat" Ana menunjuk beberapa pelanggan wanita yang sedari tadi menatap Christian tanpa berkedip, bahkan ada yang sampai berbisik.

   Oktavia menaikkan sebelah alisnya "sebegitu terkenalkah, dia?" Ana yang mendengar itu langsung mendengus untuk yang kesikian kalinya.

   "Oktavia-ku sayang, dengarkan aku untuk yang terakhir kalinya. Christian itu adalah seorang billionaire yang sudah terkenal diseluruh dunia, siapa yang tidak mengenalnya, kurasa hanya kamu yang ketinggalan informasinya selama ini" Oktavia langsung menatap Ana tajam.

FORCED LOVE : SHE MY LOVE [HTS #2]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang