Ana baru saja membuka pintu apartementnya, kerena dia baru saja pulang dari cafenya dan dia langsung menaruh tasnya di atas meja ruang tamunya, lalu menuju ke kamarnya dengan tubuhnya yang sangat lengket.
Saat ini sudah jam 19.00 dan entah kenapa hari ini banyak sekali pelanggan yang datang ke cafenya itu, dan dia harus bekerja sampai jam 19.00, apalagi Oktavia tidak masuk dan dia menjadi malas seharian ini.
Dia lalu menuju ke kamarnya, dia ingin mandi secepat-cepatnya dan setelah itu berbaring di kasur empuknya, memikirkan itu entah kenapa membuatnya tersenyum sendiri, jika ada orang yang melihatnya, sudah pasti dia sudah dianggap orang yang tidak waras.
Dia langsung terlonjak kaget saat melihat ada seseorang yang bersandar di sebelah pintu "SIAPA KAU??!!" Ana langsung meraih skaral lampu dan langsung menekannya, seketika ruangan itu langsung diterangi oleh lampu.
Ana kaget saat melihat Oktavia yang duduk di sebelah pintu itu dengan kedua lututnya dia peluk sambil menatap kosong ke arah depannya "astaga Via? Ada apa denganmu?" Ana langsung berjongkok disebelahnya dan memegang bahunya.
Oktavia menoleh ke arahnya dan langsung memeluknya, seketika juga tangisnya langsung pecah. Sedangkan Ana saat ini sedang dilanda kebingungan, kenapa Oktavia berubah menjadi seperti ini tiba-tiba.
"Apa yang terjadi, Via? Ayo katakan padaku! Kenapa kau menangis dan terlihat seperti orang stress seperti ini" Ana lalu mengendurkan pelukan Oktavia dan menatap wanita itu lagi, dia tau kalau Oktavia tidak terlihat baik-baik saja.
Oktavia menundukkan kepalanya sambil terisak, dia lalu mendonggakkan wajahnya menatap ke arah Ana, "A-aku...a-ku.." Ana semakin mengerutkan dahinya mendengr perkataanya, karena wanita itu berbicara dengan tersendat-sendat.
"Apa yang terjadi? Ayo katakan!"
"A-aku telah kehilangan semuanya. Semuanya" Ana sama sekali tidak mengerti ucapan Oktavia, langsung saja dia menarik wanita itu ke dalam pelukannya dan mengelus punggungnya.
"Apa yang kau maksud dengan semuanya?" Tanya Ana dengan lirihannya, dia tidak tau sebenarnya apa yang terjadi dengannya.
"Semuanya Ana, semuanya. Aku sudah tidak memiliki apa-apalagi sekarang" dan saat itu juga Ana langsung tau apa arti dari ucapan Oktavia. Dia langsung memegang kedua bahu Oktavia dan menatap wanita itu lekat-lekat.
"APA??!! Siapa yang melakukan itu padamu? Christian? Lihat saja apa yang akan aku lakukan" Ana langsung berdiri seraya ingin pergi, tapi langsung dicekal oleh Oktavia.
"Jangan temui dia! Jangan beritahu apapun padanya, dia tidak tau sama sekali akan hal itu. Malam itu dia sedang dalam keadaan mabuk" Ana langsung menghela napasnya dan kembali berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Oktavia.
"Tapi dia harus bertanggung jawab Via, dia telah merenggut satu-satunya barang paling berharga dalam hidupmu dan kau diam saja disini? Kau harus memberitahunya" Oktavia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku tidak ingin menambah bebannya dia sepertinya sedang banyak masalah" Ana menghela napasnya dan memutar bola matanya.
"Jadi jika dia punya beban? Kau tidak punya? Kau lebih parah darinya Oktavia Scott, bebannya hanya pekerjaan dan kau? Ini dirimu sendiri Via" ucap Ana dengan nada lelahnya, Oktavia memang hanya memikirkan orang lain, tapi dirinya? Heh...
"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang, jika kau tidak ingin meminta pertanggung jawabnnya?"
Oktavia menghela napasnya dan kembali menatap kosong ke arah depannya "mungkin untuk saat ini biarkan seperti ini saja, aku akan memberitahunya jika itu disaat yang tepat" Ana menghela napasnya lagi dan menganggukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORCED LOVE : SHE MY LOVE [HTS #2]✔
RomanceHTS#2 (HAMILTON TRIPLETS SERIES) Christian Hamilton, seorang billionaire dengan sejuta pesonanya, CEO dari Hans Hotel dan restaurant bintang lima yang ada di New York dan beberapa negara lainnya. Seorang yang sering berada di dalam dunia malamnya, s...