"aku tidak tau bisa atau tidak hyung--"
Aera yang sedang memakan roti mengalihkan pandangannya dan mendapatkan Taehyung sedang ditangga, menelfon seseorang.
lihatlah betapa berantakan anak itu.
Rambutnya yang masih basah, dasi yang bertengger dipundaknya, dan almet yang blm terkancing.
"Huft--" ia berjalan kearah Taehyung dengan masih ada roti yang bertengger di bibirnya.
Dia menaruh tas Taehyung dilantai, Taehyung mengerutkan keningnya bingung masih dengan handphone yang bertengger di telinganya.
Gadis itu mengambil dasi Taehyung yang berada di pundaknya lalu memasangkannya dengan teliti. Taehyung tersenyum tipis memperhatikan Aera yang telaten memasangkan dasinya. Oh ayolah, dia merasa dipakai kan oleh seorang istri dipagi hari yang suaminya akan berangkat kerja.
Toh, Aera juga akan menjadi istrinya nanti. Senyum Taehyung kembali merekah.
Setelah memasangkan dasi, Aera mengancingi almet kuning Taehyung. Taehyung masih meracau dengan telfonnya.
Aera ingin berbalik kemeja makan, namun tangannya dicekal, dia berbalik mengangkat alisnya bingung. Taehyung menunjuk rambutnya yang masih berantakan.
Gadis itu mengangguk mengerti lalu sedikit berjinjit. Tanpa ada niatan mengganggu kegiatan menelfon Taehyung. Aera berjinjit merapikan rambut Taehyung yang masih basah dan berantakan.
Gadis itu tidak sadar jika Taehyung sudah berhenti menelfon dan sedang menatapnya. ia tersenyum melihat roti yang masih bertengger diantara bibir atas dan bawah Aera.
Gadis itu terlihat sangat cantik dengan pandangan sedekat ini. Bohong jika Taehyung berbicara bahwa Aera buruk rupa. Sangat menggemaskan.
"tubuhmu kecil, tapi kenapa pipimu sangat besar?" tanya Taehyung memperhatikan Aera.
"mwo?!" Aera melepaskan tangannya dari kepala Taehyung. Dia merinding melihat senyum mengerikan Taehyung. "apa yang kau pikirkan, huh?"
Taehyung tersenyum manis lalu memajukan wajahnya, mengikis jarak dengan Aera. "kau jelek" sautnya.
wajah Aera memerah menahan omelan. "omong-omong, terimakasih" lanjut Taehyung lalu mencium pipi kanan gadis itu.
Aera menahan nafasnya, tidak lagi.
"ayo berangkat" ucap gadis itu berusaha melupakan kejadian tadi. Taehyung memakan rotinya. Dia bergabung dengan Taehyung dimeja makan.
"kau tidak penasaran siapa yang aku telfon tadi?" tanya Taehyung, "tidak" balasnya fokus pada hpnya.
"jika aku menelfon Tzuyu, kau masih tidak penasaran, hm?"
"kau berkencan dengannya saja aku tidak peduli"
"bagimana jika aku menciumnya? kau masih tidak peduli?"Aera mendongak, melirik Taehyung sekilas lalu kembali pada hpnya "tidak" gadis itu menarik sudut bibirnya "aku juga bisa berciuman dengan Jaebum--"
Taehyung diam, menunggu kelanjutan omongannya. Mereka saling menatap satu sama lain.
"he is a good kisser .." bisiknya tersenyum sinis
Mata Taehyung memerah, "kau.tidak pernah.berciuman.denganya!" Balas nya menatap Aera tajam.
Gadis itu balik menatap Taehyung meremehkan. "tidak ada yang tidak mungkin bukan?"
kena kau kim taehyung
"kau benar-benar ingin kuhukum!" Taehyung membanting sendok ditangannya. Aera terkejut saat Taehyung memutar meja, berjalan kearahnya dengan tatapan tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish You
Fanfiction[SUDAH DI TERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "harus menikah saat masa-masa sekolah itu benar-benar membuatku menderita"