22

76.5K 5.8K 350
                                    

"Taehyung! kau ini apa-apaan?" teriak Aera saat Taehyung terus saja menarik tanganya. Dia terus berusaha melepaskan tanganya, tapi apa daya. Taehyung lebih kuat.

"ya!ya!ya! eodiga? Jugule eoh?" (kau ingin mati) sekarang Taehyung menarik ke kamarnya. Aera panik,

Taehyung membuka pintu kamarnya, mendorong gadis itu masuk lalu disusul olehnya. "jangan mendekat!" ancamnya saat Taehyung bergerak maju setelah mengunci pintu

Taehyung tersenyum menunjukkan smriknya. "kita mulai sekarang hm?" Aera gelagapan, dia terus mundur menghindari Taehyung "mu-mulai mwo?!"

Perlahan, tangan Taehyung menuju kemeja sekolahnya. Membuka kancing-kancingnya satu persatu. "ya!ya!ya! mwohee!?" teriak Aera panik melihat Taehyung membuka bajunya. Anak itu sudah gila.

Taehyung melepas dasinya asal, lalu membuangnya kelantai, Aera terus mundur, memutari kamar Taehyung. "ja-jangan mendekat .. ku bunuh kau!"

Taehyung tidak mengubrisnya dan terus melangkah menuju gadis itu. Saking sibuknya memundurkan badanya, ia tidak melihat jika ada kursi dibelakangnya, dan ia tersandung kaki bangku sampai terjatuh kelantai. "aw!"

Taehyung menghampirinya, menggendong Aera ditangannya seolah tidak terjadi apa-apa "diam!" ketus Taehyung saat gadis itu terus saja memberontak.

Nyali Aera langsung menciut karena suara Taehyung yang penuh penekanan. Taehyung berjalan menuju tempat tidurnya lalu menduduki gadis itu disisi ranjang. "jangan beranjak dari sini atau kau tidak akan aku ampuni malam ini" ucapnya datar menusuk.

Taehyung keluar kamar dan tak lama kembali membawa kotak P3K.

Taehyung menghampirinya, berjongkok didepannya. "bodoh! liat kebelakangmu jika sedang berjalan!" omelnya mengoleskan salep pada kaki gadis itu yang membiru

"kau yang membu--"
"tidak bisakah kau diam saat aku sedang bicara?!"

Aera langsung membungkam mulutnya

"jangan membolos lagi! kau tau aku khawatir jika tidak melihatmu disekolah!"
"kau saja bersama Tzu--"

"kubilang diam!" Taehyung melotot "jangan membolos! Kau tau seberapa besar biaya untuk menyekolahkanmu huh? banyak orang yang berusaha masuk ke sekolah itu dan kau seenaknya membolos?"

Gadis itu diam, dia memutar bola matanya jengah. Apa orang didepannya ini membutuhkan kaca? seenaknya menasihatinya padahal dia sendiri suka membolos

"ya! Kau dengar aku tidak?"

Aera tetap diam, menatap ke depan datar. "kau mengejekku ya?" jengkel Taehyung. Dia menyudahi kegiatannya. Menaruh kotak itu kembali disisinya.

"tadi kau menyuruhku diam!" Aera mendongak menatap Tahyung yang sudah berdiri didepannya.

"kau bisa berdiri?"

"tentu saja bisa, liat ini ak-- aw!" Aera terjatuh lagi saat mencoba berdiri. Taehyung meringis melihat letak jatuh gadis itu. "dasar batu" ucap nya meraih lutut dan pundak Aera lalu menggendongnya.

Aera menurut, melingkarkan tanganya di leher Taehyung.

"kau lapar? aku sedang membuat ramyun" ucap Taehyung. "aku sudah makan ta--" omongannya terpotong melihat Taehyung yang menatapnya tajam.

"baiklah, baiklah aku lapar" pasrahnya. Taehyung menggendongnya menuruni tangga. Saat sampai di ruang tengah, pintu tiba-tiba terbuka.

"eomma?"

"kalian sedang apa?" Tanya nyonya Kim menghampiri mereka. Aera menepuk nepuk bahu Taehyung "turunkan aku" bisiknya.

Taehyung tidak menggubrisnya dan membawa gadis itu ke sofa. Dia menduduki Aera di sofa lalu duduk disampingnya.

Nyonya Kim sudah duduk didepan mereka. "ada apa?" tanya Taehyung

Nyonya Kim menyodorkan undangan di meja. "ini, undangan hyung mu. pernikahannya dimajukan. Besok kalian tidak usah sekolah, acara nya lusa. Eomma sudah menyewakan kalian penginapan. Jadi besok kalian berangkat"

"nde?"

"Taehyung kau jaga Aera, eomma masih harus membagikan undangan. Aera-ya, pukul saja dia jika berbuat aneh-aneh padamu" ucap nyonya Kim lalu pamit keluar.

Taehyung mengunci pintu sehabis mengantar eommanya sampai pagar. Dia menghampirim Aera lalu membuka undangan nya.

"jadi, kita benar-benar harus berangkat besok?" gadis itu melirik undangan yang sedang dibaca oleh Taehyung. Taehyung mengangguk "siap kan bajumu sekarang. Pagi kita berangkat. Daegu jauh dari sini"

••

Jungkook mengetuk ngetuk meja kantin, menunggu Taehyung mengangkat panggilan nya. Jimin sudah disamping Jungkook memakan sarapan paginya.

Beberapa saat kemudian, Taehyung mengangkat telfon nya. Jungkook langsung menempelkan di telinganya.

"kau tidak sekolah? ahh, bersama Aera? arrayeo arrayeo aku tidak akan memberitaunya eoh arraseo ... anyeong"

Jungkook mematikan telfon. "Taehyung eodi?" (diamana) tanya Jimin memakan makanannya. "Daegu, acara keluarga. hyung nya menikah" jawab Jungkook.

"bersama tunangannya itu?"
"eoh"

Jimin menggelengkan kepalanya "heol, aku tidak menyangka bocah itu benar-benar sudah bertunangan" Jungkook mengangguk mengiakan "nado" (aku juga)

"bahkan, aku didulukan olehnya" tambah Jimin.

"Kau seumuran denganya, lagi pula kau jauh lebih pendek" ejek Jungkook.

"Ya! aku dan Taehyung, aku duluan aku yang lahir dibumi ini! arra?!" teriak Jimin emosi. Jungkook tertawa setelah nya.

••

"Hah! Lelahnya!" ucap Aera melempar dirinya di tempat tidur King Size hotel. Taehyung masuk lalu melepas kemeja nya, menyisakan baju hitam polos yang tadi dia pakai.

"ya!" gadis itu segera bangkit saat Taehyung sudah ingin membentangkan badanya disampingnya. "eomma hanya memesan satu kamar?" tanya Aera mengambil kopernya.

"eoh" jawab Taehyung menutup matanya memakai lengan kirinya. Aera menghampiri Taehyung, berdiri disisi ranjang. tanganya terulur "berikan aku kunci mobilmu, tas ku ada disana. Aku akan memesan kamar lain"

"mwo?"

Aera mengangkat alisnya, menggerak gerakan tanganya meminta kunci mobil.

Taehyung memproutkan bibirnya, dia langsung menarik tangan gadis itu hingga Aera jatuh disampingnya.

"tidak boleh, kau disini bersamaku" ucap nya lalu mendekap Aera di pelukannya. Menyenderkan kepala gadis itu didadanya.

"mwohe?" Aera menggeliat.

Taehyung semakin mendekapnya sampai dia tertidur.

Gadis itu menurut, dia mencari posisi nyaman lalu menyusul Taehyung ke alam mimpi.

tbc,

Cherish You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang