"kau ini menelfon siapa lama sekali?"
Momo memasukkan handphonenya lalu duduk di kursi meja belajar "kau yakin menginap disini?" Gadis itu mengangguk "ayolah, kau tidak kasian denganku? Lihat ini--" Aera menunjuk sudut bibirnya yang terluka "appo" (hurt)
"lagi pula aku sudah memaafkanmu saat kau bilang pada Taehyung aku berada disini" lanjutnya menyindir. Momo menunjukkan sederet giginya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"baiklah, kau boleh menginap disini tapi hanya malam ini" Gadis itu tersenyum merekah "gomawo Momo-ya kau sangat--"
"aku tau aku cantik, tidak usah memujiku" potongnya membuat Aera berdecak "maksudku kau sangat jelek" lanjutnya sebentar lalu membanting tubuhnya di tempat tidur king size Momo.
"ah ya, aku ada les nanti. Kau bisa mengambil makanan mu di dapur jika kau lapar"
Aera menunjukkan jempolnya keatas
••
"jadi kau sudah tidak dengan nya lagi?" Hoseok berkata serius "dia tidak mempunyai perasaan denganku" jawab Taehyung datar
"tapi kau masih menyukainya kan?" sekarang Jungkook, Taehyung mengangkat bahunya "entahlah .."
"kalau begitu, Aera untuk ku saja. dia lumayan cantik" cerocos Yoongi yang membuat Taehyung melotot "lalu bagaimana dengan pembullyan itu?" tanya Namjoon
Taehyung mengangkat bahunya lagi, tatapannya kosong ke depan
"aiigo .. aigoo seorang Kim Taehyung sedang patah hati" goda Jimin tertawa. Taehyung melemparnya dengan bungkus makanannya "aku tidak patah hati!" balasnya lalu kembali menatap kosong kedepan.
Jimin tertawa melihatnya, ini kedua kalinya dia melihat Taehyung seperti ini.
"kau harus melaporkannya, bagaimanapun ini kasus parah. Yora bisa saja melakukannya pada siapapun" saut Jin
Semuanya mengangguk
Taehyung menghela nafas panjang "baiklah, baiklah. Aku akan lapor pada Appa ku. tapi ini bukan karna Aera, aku melakukannya agar Yora jera"
••
AeraPOV
aku keluar dari kamar Momo berjalan menuju dapur, Aku melihat perempuan memakai celemek sedang memasak di sana "eomma-nim?"
perempuan paruh baya itu berbalik, sedikit terkejut dengan kehadiranku namun dia tersenyum lalu berjalan kearahku "kau sudah bangun? Aigo, kau sudah dewasa saja Aera-ya"
dia memelukku sebentar, aku jadi rindu dengan eomma, "duduklah, aku akan membuatkanmu makanan" ucapnya ramah, menuntunku ke meja makan.
Eomma Momo sangat ramah, dia slalu manis padaku saat aku pertama kali berkunjung,
aku menahannya "aku ingin memasak, eomma bisa mengajarkanku?" dia tersenyum lalu menunjuk alat pemotong bawang "kau bisa mengelupasnya?" Aku mengangguk
"aku dengar kau sedang bertengkar dengan tunanganmu?" eomma memulai percakapan, aku mengangguk lemah.
"separah itu? sampai kau meninggalkannya?"
Aku merendah "kita sering bertengkar, tapi mungkin ini yang terparah" Eomma mengelus rambutku lalu kembali dengan masakannya di kompor
"dulu aku dan Appa Momo sering juga bertengkar, bahkan sempat ingin berpisah. Namun kita masih mempunyai Momo, kita meninggalkan keegoisan. kau sudah besar Aera, jangan turuti keegoisanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish You
Fanfiction[SUDAH DI TERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "harus menikah saat masa-masa sekolah itu benar-benar membuatku menderita"