SS-11

877 71 1
                                    

Hari ini, Sena sudah berjanji pada Shenna akan menemaninya ke toko buku dan membeli keperluan yang sudah Shenna beritahu pada Sena. Tetapi tampaknya, Sena tidak bisa mengantarkan Shenna, karena keluarganya pada hari ini mengadakan pesta ulang tahun untuk neneknya Sena.

"Maafin aku Shen, kamu bisa sendiri kan belinya? Kalau bisa izin sama Ibu aku, aku udah pasti izin Shen. Tapi ya gitu, ketemu nenek soalnya hampir setahun sekali, jadi aku harus ikut," Sena beralasan.

Shenna hanya tersenyum dan menepuk pundak Sena, "Yaudah gapapa kok. Hati-hati ya pulangnya."

Saat hendak membalas ucapan Shenna, tiba-tiba Sena melihat Azra yang baru saja keluar dari lobby dan menuju ke parkiran di mana mereka sedang mengobrol sekarang.

"Azra!" Panggil Sena.

Azra menoleh ke sumber suara, lalu tersenyum lebar dan mengucap kata 'hai' tanpa suara dari jauh. Ia menghampiri sepasang kekasih itu.

"Zra, lo bisa temenin Shenna gak?" Pinta Sena. Shenna terkejut mendengar permintaan Sena itu kepada Azra.

"Ngapain?"

Sena pun menjelaskan tentang apa yang harusnya ia dan Shenna lakukan sekarang. Dan Sena meminta untuk Azra menggantikannya untuk menemani Shenna. Ia percaya Azra, maka dari itu ia meminta tolong Azra.

"Oh, yaudah, boleh aja sih kalau Shenna-nya juga oke oke aja," balas Azra.

Sena menggenggam tangan Shenna dan menatap matanya, "Maaf ya Shen, aku serius. Gapapa kan sama Azra?"

Shenna tak menjawab, karena sebenarnya ada rasa kecewa terbesit di hatinya. Ia sudah dari seminggu lalu meminta Sena untuk mengantarkannya, tetapi pada hari H, Sena malah tidak bisa mengantarkannya.

"Shen?" Panggil Azra.

"Iyaudah gapapa sama kak Azra. Yaudah, aku duluan ya sama kak Azra," Shenna mengulum senyum tak ikhlasnya ke arah Sena.

Shenna dan Azra berbalik badan, berjalan menuju motor Azra. Di dalam lubuk hati Sena, ia sebenarnya tak ikhlas pula Shenna pergi dengan Azra. Ya tapi bagaimana? Shenna butuh buku itu untuk esok hari. Shenna pergi pada hari ini pun juga karena Sena yang dari kemarin sibuk untuk ekskul futsal karena akan mengikuti lomba dengan timnya.

Sena memakai helmnya dan mulai menyalakan motornya, saat sudah nyala, Sena langsung menarik gasnya dan meninggalkan kekasihnya bersama Azra.

Di tempatnya, Shenna hanya memerhatikan Sena yang baru saja keluar dari gerbang sekolahnya. Ia menghela nafasnya. Bukan hanya rasa kecewa, rasa takut pun juga hadir di hatinya.

Sena pergi, pasti Riana akan pergi. Pasti Riana akan ikut ke acara keluarga Sena. Lagipula, saat Riana berkata bahwa orang tua Sena memperbolehkan ia tinggal di rumah Sena, tampaknya Riana memang dekat dengan keluarga Sena.

"Shen, pake nih," Azra menyodorkan helm yang harusnya ia pakai ke Shenna.

"Loh, kakak aja yang make," Shenna menolak dengan halus.

"Nggak apa-apa. Kamu ceweknya si Sena soalnya, dia galak kalau marah. Takutnya kamu lecet dikit malah aku dikejar sampe ujung dunia," di akhir kalimat, Azra tertawa sendiri.

"Pada bilang kak Sena galak, emang segalak apa sih," Shenna ikut tertawa.

"Jangan dipertanyakan galaknya dia. Orang paling galak di dunia pun gak akan berani deketin dia," Azra lagi-lagi tertawa.

***

"Kamu emang mau beli buku apa sih?" Tanya Azra sambil mengikuti langkah Shenna tepat di belakangnya.

Odd Yet RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang