Sudah dua minggu semenjak kejadian itu, Shenna sudah diperbolehkan pulang. Tetapi tersangka masih saja belum sadar dari komanya. Kini, Sena sama sekali tak mau menemui Shenna lagi. Ia sungguh-sungguh berbeda. Bahkan, sekarang, Sena lebih sering bersama Riana saat di sekolah.
"Jangan diliatin terus, Shen," kata Azra saat sadar Shenna memerhatikan Sena terus-terusan dari kejauhan .
"Aku gak ngerti aja, kenapa akhirnya bisa kayak gini, Kak," kata Shenna dengan air mata yang sudah siap pecah.
"Ada aku, oke?" Azra mengelus kepala Shenna. "Lanjutin makannya, kan kata dokter kamu harus banyak makan."
Shenna hanya menganggukkan kepalanya dan meneruskan makannya sembari memerhatikan Sena yang sedang tertawa bersama Riana.
Mata Shenna dan Sena sempat bertemu untuk beberapa saat, sampai akhirnya Sena membuang tatapannya pada Shenna.
"Kenapa sih kak Sena malah jauhin aku? Aku ada salah apa?" Tanya Shenna sedih.
"Nanti pulang sekolah, aku jelasin semuanya ya. Aku mau ceritain semuanya sama kamu," kata Azra.
Shenna mengangguk sembari menghapus air matanya yang terjatuh.
***
Jantung Shenna berdetak lebih kencang dari sebelumnya saat menunggu Azra untuk mengungkapkan segalanya.
"Shenna," panggil Azra. Shenna menoleh, "Kamu yang kuat ya untuk dengerin ini semua." Shenna mengangguk.
"Dia jatuhin kesalahan akan kematian Yesha sama kamu, Shen," kata Azra.
Shenna kaget dibuatnya. Ia tak bisa menahan tangisnya saat Azra menjelaskan semua yang terjadi saat di rumah sakit.
"Kamu yang kuat, Shen," Azra mengelus pundak Shenna.
Shenna masih saja menangis dan tak bisa berkata sepatah kata. Kini, orang yang mempercayainya dan sangat menyayanginya, sudah tak mempercayainya lagi atau bahkan sudah tak menyayanginya lagi.
"Dan tentang Riana...," Azra buka suara lagi dan menarik perhatian Shenna. "Dia bukan orang baik."
"Dia mantan Sena, Shen. Dia mantan Sena yang berhasil ngerubah Sena yang berandalan, jadi Sena yang sekarang.
"Dulu, Sena bukan Sena yang sekarang. Sena yang dulu, adalah seorang pembenci, dia juga suka banget berantem, suka banget bolos, suka banget tidur di kelas, walau Sena gak suka mainin cewek. Tapi, Riana berhasil ngerubah semua sikapnya.
"Riana berhasil bikin Sena gak bolos lagi, gak berantem lagi, gak tidur di kelas lagi. Dan Sena sayang banget sama Riana saat itu.
"Sampai suatu ketika, Sena tau kalau Riana itu saudaranya sendiri yang mana gak boleh dia pacarin Shen. Dan setelah tau itu, Riana tiba-tiba aja hilang. Riana sama sekali gak mau nyelesaiin semuanya sama Sena. Sampai tau-tau, Sena nemuin foto Riana sama cowok. Ternyata, cowok itu adalah cowok baru Riana. Ternyata, Riana pindah kota setelah tau dia saudaraan sama Sena.
"Sena marah, dan Sena benci sama dia Shen. Makanya, dia gak suka pas Riana balik. Dia merasa diselingkuhi. Dan dia merasa, setelah dirubah, Riana pergi gitu aja. Padahal, dia berubah buat siapa? Buat Riana.
"Dan hal yang jelek tentang Riana, Riana gak suka kalau apa yang dia sukain dimilikin sama orang lain. Riana pasti bakal berusaha buat bikin apa yang dia sukain itu jadi milik dia.
"Kayak kemarin, aku disuruh nyulik kamu Shen sebenernya. Tapi aku gak mau, ya walaupun pada awalnya aku mau, karena aku kira kamu lebih buruk dari dia Shen, ternyata nggak. Dan aku juga baru tau, Velly baru cerita ke aku setelah dia di DO, dia disuruh sama Riana. Buat kamu untuk gak betah dan putus sama Sena. Tapi sayang, malah Velly yang di DO.
"Kamu harus ambil Sena lagi Shen dari Riana. Riana bukan orang baik."
Shenna terdiam sebentar, mencoba untuk menerima keadaan. "Kakak tau semuanya dari mana?"
"Dulu, aku deket banget sama Sena Shen. Ya tapi karena masalah kecil, kita jauh sekarang. Dan Riana memanfaatkan itu semua."
Tangis Shenna tambah menjadi. Ia bingung harus bagaimana lagi. Ia tak tahu harus apalagi. Apakah seorang Sena bisa percaya lagi dengannya atau tidak, Shenna tak tau.
Keheningan pun menyelimuti keduanya, keduanya sudah tidak tau lagi harus berbicara apa.
"Mungkin, semuanya memang salah aku. Nggak seharusnya aku buat surprise itu," gumam Shenna.
***
Hari demi hari, Shenna mencoba untuk menarik perhatian Sena lagi, tetapi gagal. Tiap kali Shenna mencoba menelfon atau mengirim pesan pada Sena, sama sekali tak Sena gubris.
Bahkan, sekarang semua komunikasinya dengan Sena, diblock dengan Sena. Tak ada cara lagi selain mempertemukan dirinya sendiri dengan Sena.
Shenna daritadi menyenderkan dirinya di depan pintu kelas XII MIPA 1, menunggu Sena untuk keluar.
Tepat saat Sena keluar, Shenna langsung menahan Sena, "Kak, tunggu."
Sena menoleh sekilas, lalu menepis tangan Shenna dan meninggalkan Shenna begitu saja.
"Kenapa sih, Kak. Kenapa...," air mata lagi-lagi menetes dari kelopak mata Shenna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Odd Yet Real
Teen FictionSemua memang aneh, tapi ini semua nyata, bukan ilusi. Copyright © March 2017 by Bilbile