SS-3

1.3K 97 9
                                    

Bruk!

Sena yang sedang terburu-buru pun kesal saat seseorang menabraknya. Ia menoleh, siap untuk mengomeli orang itu.

"Sena?"

Saat ia tau Riana yang menabraknya, ia langsung mengurungkan niatnya dan berjalan cepat menghindar dari Riana.

Riana tak hanya diam saat melihat Sena menjauh, ia mengejar Sena.

"Sen! Sen!" Riana mencoba meraih tangan Sena, tapi gagal.

"Apaan sih!" Sena menghempaskan tangan Riana.

"Lo kenapa sih?" Tanya Riana.

"Tanya aja sama diri lo sendiri," tukas Sena dingin.

Sena langsung beranjak dari tempat ia berdiri tadi, meninggalkan Riana yang mematung di tempat.

"Pasti gara-gara cewek itu, Sena tambah gak mau deket sama gue," gumam Riana sebelum membalikkan badannya dan masuk ke kelasnya.

"Shit, shit, shit, kenapa harus ketemu lagi sih?" Dumel Sena sambil berjalan.

***

Sebagai salah satu siswi yang terkenal nerd, bukan berarti Shenna tidak menyukai bunyi bel istirahat sekolahnya. Bahkan, ia sangat cinta. Apalagi bel pulang, wah jangan ditanya.

"Kantin gak?" Tanya Yesha di sebelahnya.

"Ah? Nggak, Sha. Gue bawa bekel kok," balas Shenna sopan.

"Oh, yaudah. Duluan ye," izin Yesha. Shenna hanya mengangguk.

Tak lama dari itu, tiba-tiba seseorang datang ke dalam kelas Shenna dan mendekati Shenna.

"Hai," sapanya.

"Eh, Kakak," ucap Shenna malu-malu karena di sekitarnya masih banyak teman-temannya.

"Makan apa?"

"Ini, ayam semur buatan Mama," kata Shenna sambil menunjuk bekalnya.

"Wih, mertua aku masak? Gak masak buat aku juga?" Sena memanyunkan bibirnya.

Shenna hanya menahan tawanya saat melihat Sena seperti itu.

"Btw, nanti temenin aku yuk!"

"Ke?"

"Beli ikan."

"Hah, buat apa?"

"Buat nemenin aku lah, Sayang."

"Nemenin?" Shenna bingung sendiri.

"Ortu aku lagi mau keluar kota, Papa lagi didinas-in keluar, Shen."

"Terus, harus banget sama ikan gitu?" Tanya Shenna.

"Ya, emangnya kamu mau nemenin aku tidur? Kalau mau sih, ya gapapa, aku gak nolak," Sena menunjukkan senyum devil-nya.

"Ih, apasih Kak," Shenna mendorong Sena pelan sambil tertawa.

***

"Shen, pilihin," kata Sena dengan nada manjanya.

"Hah? Aku?" Shenna menunjuk dirinya sendiri.

"Iya, kamu."

"Jadi duta sampo lain? Hahahaha."

Mata Sena menyipit ke arah Shenna, "Kamu nyoba-nyoba ya?" Sena memamerkan telunjuknya ke arah Shenna.

Shenna memamerkan kedua telapak tangannya pada Sena, "Iya, ampun Kak ampun."

Odd Yet RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang