SS-15

775 69 1
                                    

Perasaan Sena sedang berbunga-bunga hari ini. Karena pada hari ini, ia menginjakkan kaki pada umurnya yang ke-18. Sebelum Sena sempat keluar rumah, Riana menahan Sena.

"Sen, happy birthday," Riana tersenyum manis ke arah Sena. "Gak kerasa, udah 18 tahun aja."

"Makasih," balas Sena singkat.

Sena tidak percaya, bahwa yang pertama kali mengucapkannya adalah Riana. Di mana Shenna? Yang posisinya sebagai pacar? Mana Yesha dan Sella? Yang posisinya sebagai adik?

Entahlah, Sena hanya bisa menghela nafasnya.

Sesampainya di sekolah, seperti biasa, Sena mendatangi kelas Shenna. Yang pastinya untuk menemui Shenna, dan jaga-jaga kalau ada yang membully Shenna lagi.

"Pagi, cantikku," sapa Sena sembari duduk di bangku adiknya sendiri.

"Pagi," balas Shenna agak ketus.

"Loh, kok kamu ketus banget?" Sena merasa agak bingung dengan perbedaan Shenna sekarang. "Aku ada salah Shen?"

"Gak," balas Shenna singkat.

"Kamu cemburu aku sama Riana?"

"Gak," balas Shenna sama seperti sebelumnya.

'Terus, kamu kenapa?" Sena malah jadi tambah bingung.

"Gak kenapa-napa."

"Terserah deh. Nanti, kalau udah baikan, chat aku ya, biar aku balik ke sini. Dah, Shen."

Entah apa yang membuat Sena menjadi sangat sensitif, tetapi Sena merasa sangat sensitif saat ini. Sena hari ini adalah Sena yang tidak bisa diganggu.

Mungkin, karena keluarga dan teman terdekatnya bahkan pacarnya belum ada yang mengucap ulang tahun untuknya.

Ibu dan Ayahnya sangat sibuk dengan kerjaannya sampai lupa begini dengan ulang tahun Sena, seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, Yesha perlu mengingatkan keduanya bahwa hari itu adalah ulang tahun Sena.

Dan hari ini, Sena berfikir bahwa Yesha dan Selly juga lupa akan ulang tahunnya. Ia merasa, keluarganya jadi lebih renggang dari sebelumnya.

Saat sedang berjalan ke arah kelasnya, Sena melihat Azra yang berjalan ke arahnya. "Hai, Zra," sapa Sena.

Azra hanya melirik tanpa membalas sapaan Sena pagi itu. Ia meninggalkan Sena tepat ke kelasnya. Tingkah Azra kali ini juga membuatnya bingung. Apakah ia melakukan kesalahan?

Sama dengan Yesha, saat istirahat, Sena mendatangi Yesha yang sedang makan di kantin bersama kekasihnya. Sena menyapanya, tetapi hanya diberi tatapan sinis.

Jujur, hari ini, Sena merasa sangat kesepian. Riana adalah orang yang satu-satunya mengucapkan ulang tahun pada Sena. Ditambah ia jadi yang pertama.

Setelah sekolahnya selesai, Sena langsung pulang tanpa menunggu Shenna. Seperti yang Sena bilang, ia akan mendatangi Shenna lagi apabila Shenna mengirim pesan padanya. Tetapi nyatanya, tidak. Shenna diam saja.

Saat sudah menginjakkan kaki di dalam rumahnya, Sena membanting pintu rumahnya saat menutup pintu tersebut. Sampai-sampai ia mengejutkan Bibi.

"Duh, Mas Sena lagi kenapa? Bibi baru aja mau ngucapin selamat ulang tahun buat Mas, tapi Mas-nya kayaknya lagi bete," ucap Bibi.

"Nggak kok, Bi," balas Sena dengan tatapan yang memancarkan kebetean.

"Selamat ulang tahun ya, Mas. Tetep jadi Mas Sena yang Bibi kenal ya," Bibi mendekat ke arah Sena, lalu memeluknya.

Sena membalas pelukan Bibi dan air mata menggumpal di kedua ujung matanya, "Makasih ya, Bi."

"Sama-sama, Mas. Yaudah, Bibi mau lanjut beberes lagi ya," izin Bibi. Sena mengizinkan.

Odd Yet RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang