SS-9

909 78 0
                                    

Sena melangkahkan kakinya dengan mantap ke kelas X MIA 1, yang mana kelas itu adalah kelas Shenna. Ia melihat bahwa kekasihnya sedang duduk sendirian di bangkunya, tanpa Yesha, teman sebangku Shenna.

Sena menghampirinya, lalu menepuk meja Yesha sambil berkata, "Halo, cantik!" Senyuman lebar terpampang jelas dari bibirnya.

Shenna sempat terkejut. Ia menghela nafasnya, lalu menoleh ke arah Sena dan memaksakan senyumnya, "Iya, halo."

"Tumben di sini? Gak ke kantin aja gitu? Emang gak laper?" Tanya Sena.

Shenna hanya menggelengkan kepalanya, "Gak ah, males jalannya."

"Cewek sih, kodenya banyak banget sampe cowok aja ga ngerti kode-kodeannya cewek," Sena tertawa, pun Shenna.

"Itu emang bukan kode kali, Kak. Itu fakta. Fakta, sama kode tuh beda banget. Kalau fakta itu apa yang bener-bener terjadi, kalau kode, itu semacam sebuah kata yang apa ya, hmm..bingung, cari sendiri aja deh di Google," balas Shenna panjang lebar.

Di sebelahnya, Sena hanya memerhatikan Shenna sambil menganga. Bagaimana bisa seseorang bicara panjang lebar tanpa menarik nafas? Cewek gue doang emang yang begitu. Ajaib.

"Yah, malah bengong," kata Shenna.

"Aku ga bengong. Siapa yang bengong? Bagong kali ah," balas Sena bercanda.

Perkataan terakhir Sena membuat keduanya tertawa bersama, sampai akhirnya seseorang menginterupsi keduanya dan membuat tawanya reda.

"Shen, jadi beneran jadian sama kak Sena? Wih, selamat deh ya!" Seru salah satu teman laki-laki Shenna dan menjabat sebagai junior Sena di ekskul futsal.

Keduanya menoleh ke sebelah Shenna, karena di sanalah ia berdiri.

"Iya, makasih ya, Rio," Shenna berterimakasih.

"Gak usah sok nyelamatin deh, kalau lo futsal aja sebulan sekali," ucap Sena bercanda.

"Itu mah gampang Kak, ntar gue dateng sehari dua kali dah yak," balas Rio sambil tertawa. "Ngomong-ngomong Sen, kata kak Azra, bales chatnya, jangan didiemin mentang-mentang udah baikan sama kak Sena katanya." Setelah itu, Rio langsung meninggalkan Shenna dan Sena dalam keadaan canggung.

"Lah, chat-an?" Tanya Sena dengan tatapan dinginnya.

Shenna menggelengkan kepalanya, karena seingat dia, mereka memang jarang berkomunikasi kecuali ada hal yang penting.

"Masa?" Sena memastikan.

"Tunggu deh, aku cek dulu. Soalnya, dari semalem abis chat sama kamu, aku langsung cuekin hp-nya," Shenna menjelaskan.

Shenna mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya yang berwarna merah maroon itu, dan setelahnya, dengan yakin, Shenna mengecek ponselnya apakah Azra memang mengirimnya pesan atau tidak.

"Oh iya, ada. Dia cuma manggil doang," katanya.

"Kalian deket banget gitu ya?" Tanya Sena hati-hati. Takutnya, nanti malah Shenna yang ngambek. Cewek kan memang begitu.

"Engga, cuma kak Azra nolongin aku dari dilabrak, terus cuma nganterin pulang doang. Udah. Emang itu deket banget?" Tanya Shenna polos.

Sena memaksakan tawanya dan mengangkat kedua bahunya, "Gak tau deh."

***

Bel pulang sekolah, adalah bel yang sangat amat ditunggu oleh pelajar yang sudah bosan untuk berada di sekolah dan memerhatikan guru-gurunya menjelaskan materinya masing-masing. Sama seperti Sena. Ia daritadi sudah menunggu bel untuk berbunyi. Diibaratkan api, kepala Sena asapnya sudah ngebul karena pelajaran Kimia ini.

Odd Yet RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang