CHAPTER 2

1K 118 5
                                    


"Jadi kapan kita akan latihan?" Tanyaku malas pada Jungkook yang sama-sama sedang membereskan buku dan memasukkannya ke tas.

"Bagaimana kalau hari ini? Di rumahku."

"Hari ini? Di rumahmu? Kau bercanda?"

"Tidak. Memangnya kenapa?"

"Hei, dengar Jungkook. Aku baru mengenalmu beberapa jam yang lalu dan sekarang kau mengajakku latihan di rumahmu. Aku ini masih belum mengetahui latar belakangmu."

"Wow, itu kata terpanjang yang pernah kau ucapkan selama berbicara denganku."

Dasar pengalih topik!

"Terserah."

"Tenang saja Jisoo-ya, di rumahku tidak ada siapa-siapa selain sepupuku."

"Laki-laki?"

Jungkook mengangguk. Dasar sudah tahu aku ini perempuan, dia mau membawaku ke rumahnya yang hanya dihuni oleh dirinya dan sepupunya. Tapi masalahnya mereka laki-laki. Bagaimana kalau terjadi hal yang tidak diiginkan?

Tanpa sadar aku menggeleng-gelengkan kepala cepat. Membayangkan hal itu membuatku bergidik ngeri. Aku belum ingin punya anak lagipula aku belum lulus SMA!

"Kau kenapa Jisoo?"

"Ah, tidak. Aku tidak apa-apa."

"Ehm, kau pasti sedang memikirkan sesuatu, ya?" Tanya Jungkook sambil memperhatikan smirknya.

"Ti-tidak. Aku tidak memikirkan apapun." Karena malu, aku menundukkan kepalaku. Dan wajahku berhasil tertutupi oleh rambut panjang yang ku gerai.

"Kalau tidak, kenapa kau menunduk begitu?" Jungkook mulai mendekat. Dengan keadaan menunduk, aku mundur perlahan dan tanpa sadar punggungku sudah menabrak tembok. Lagipula posisi kursiku memang berada di sebelah tembok.

Jungkook memegang daguku dan mengarahkan wajahku padanya. Mataku membalak karena jarah wajahku dan wajah Jungkook tidak sampai satu jengkal tanganku.

Jangtungku berdegup kencang, sungguh aku belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Ditambah dengan wajah Jungkook yang berubah serius terlihat jelas kalau laki-laki ini memang tampan.

Aish, apa yang kau pikirkan Jisoo?

Aku mengedipkan mataku cepat saat kuperhatikan mata Jungkook mengarah ke bibirku?

Jungkook kembali mendekatkan wajahnya dan kini dapat kurasakan deru napas laki-laki itu.

Ingin rasanya aku keluar dari kelas ini tapi karena posisi kursiku yang sudah mentok di ujung tembok dan tangan Jungkook yang entah kapan sudah mengunci tubuhku. Membuatku tidak bisa pergi kemana-mana ditambah kelasku sudah sepi.

Aku makin membulatkan mataku saat wajah kami hanya berjarak 2 cm! Refleks aku menutup mataku dan berharap kalau aku akan terbangun di atas kasur dan kejadian ini adalah mimpi.

Aku masih tidak merasakan apapun selain hembusan napas Jungkook yang menggelitik mengenai wajahku. Dan tiba-tibaㅡ

Jungkook tertawa. Tertawa dengan keras.

"Hahahaha, kenapa kau menutup matamu Jisoo-ya? Dan juga lihat wajahmu yang merah itu lucu sekali! Hahahaha,"

Aku buru-buru membuka mataku lagi.

Dasar Jungkook bodoh!

Aku mengambil tasku lalu menepis tubuh Jungkook yang masih menghalangi jalan keluarku.

butterfly;「jungkook」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang