CHAPTER 5

729 92 12
                                    


Jungkook POV

"Sampai jumpa Jisoo-ya! Kuharap besok kau sudah sehat kembali."

"Iya. Terima kasih, Jungkook-ah."

"Kau tidak mau memanggilku Jungkook-kun?" Godaku pada gadis di depan ku yang tengah menutup pagar rumahnya. Mendengar godaanku barusan, Jisoo berhenti menarik pagar tinggi itu dan menatapku lamat-lamat.

"Berhenti menggodaku, Jungkook." Gadis itu membalasku ketus. Wow, sifatnya bisa langsung berubah hanya karena aku mengatakan hal itu. Memangnya ada yang salah dengan akhiran itu? Aku memang orang Korea asli tapi aku pernah tinggal lama di Jepang dan akhiran itu sudah sering digunakan orang-orang disana untuk memanggil namaku. Termasuk Ibuku.

"Hehe, baiklah." Aku terkekeh. Menampilkan gigi kelinciku yang putih, tapi anehnya gadis itu masih saja menatapku datar. Kenapa senyumanku ini tidak mempan padanya?

"Sudah sana pulang,"

Oh bahkan dia mengusirku. Apa parasku ini masih kalah tampan dari Jungkook BTS? Nama kami memang sama tapi tetap saja wajahku jauh lebih tampan dari idol yang tengah naik daun itu.

Aku hanya mengangguk, tak berselang lama, pagar besi itu sudah tertutup rapat.

"Kenapa sulit sekali membuat gadis itu tersenyum?" Batinku.

Mau tak mau aku melangkahkan kaki menjauhi rumah Jisoo. Hari ini sengaja aku tidak mengajak gadis itu latihan. Mengingat kondisinya yang tidak baik juga karena tadi ia sempat masuk ke ruang kesehatan. Mungkin besok aku akan mengajaknya.

Beruntung arah rumah Jisoo dan rumahku satu arah, jadi aku tidak perlu memutar jalan pulang menuju rumahku. Dan juga, aku tidak pernah membawa kendaraan ke sekolah.

Setelah berjalan kira-kira 500 meter, kakiku sampai di gerbang kompleks rumah gadis itu. Walaupun aku belum benar-benar meninggalkan kompleks rumahnya tapi setidaknya, sebentar lagi aku akan segera sampai di rumah. Aku rindu Ibuku.

Membayangkan bagaimana nanti saat sampai di rumah aku disambut ramah oleh Ibu dan juga meja makan yang penuh dengan makanan kesukaanku. Sudah lama aku tidak merasakan hal itu sejak aku pindah ke Seoul. Padahal baru 3 hari.

Dengan senyum yang menghiasi wajahku, aku segera mempercepat langkahku meninggal area kompleks perumahan tempat Jisoo tinggal. Hingga aku berpapasan dengan seorang lelaki yang belum pernah ku lihat sebelumnya sejak pertama kali melewati kompleks perumahan ini.

Sedikit kecurigaan memenuhi pikiranku. Bagaimana tidak, wajahnya tertutupi masker dan topi hitam di kepalanya, ditambah hoodie dengan warna serupa juga celana jeans hitam yang ia kenakan. Oh, bahkan laki-laki ini memiliki poni yang panjang yang makin membuat wajahnya tertutup.

Diam-diam aku memperhatikan gerak-geriknya yang terbilang santai. Dengan pakaian seperti itu bisa-bisanya dia berlagak tenang. Bisa-bisa ia dituduh sebagai pencuri nanti.

Karena penasaran, aku mulai mengikuti langkahnya diam-diam. Sejak kapan Jeon Jungkook jadi penguntit seperti ini?

Awalnya, aku sedikit lega karena lelaki ini sama sekali tidak mengetahui keberadaanku tapi saat lelaki itu berada tepat di depan rumah seseorang, ia nampak menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

butterfly;「jungkook」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang