CHAPTER 23

303 42 5
                                    


"Ya ampun apa ini?"

Para siswa yang tengah bediri di depan papan pengumuman membaca lembaran kertas yang baru saja ditempel oleh seorang anggota osis beberapa menit lalu dengan kecewa.

Lembaran kertas yang berisi perayataan bahwa kepala sekolah lama mereka akan diganti dan juga pernyataan bahwa setelah upacara pergantian kepala sekolah dilaksanakan, seluruh siswa diwajibkan mengganti seragam mereka dengan seragam model pelaut yang biasa digunakan siswa sekolah menengah di Jepang.

"Jadi bagaimana pendapatmu Jisoo-ya?" Tanya Jungkook sambil menyesap susu berperisa pisang di tangannya.

"Biasa saja,"

Jungkook menoleh, "Apa maksudmu?"

Jisoo menggeleng lalu bangkit dari kursi kayu yang mereka duduki. "Aku tidak peduli dengan pergantian kepala sekolah atau pun dengan seragamnya. Yang aku lakukan hanya harus belajar dan berhenti protes,"

"Aku tidak tahu sejak kapan kau berubah jadi sok rajin seperti itu." Ucap Jungkook sambil membuang botol susu tadi ke tempat sampah. Ia menyejajarkan langkahnya dengan langkah Jisoo.

Lelaki itu kemudian mengalungkan lengannya pada leher gadis itu kemudian berbicara, "Mau dengar cerita tidak?"

Gadis itu menahan kenop pintu, "Jauhkan dulu tangan kotormu itu dari lehermu baru kau boleh bicara."

Jungkook terkekeh. Ia menjauhkan lengannya lalu bercerita.

"Kau tahu, dulu saat aku masih sekolah menengah pertama, sekolahku juga mewajibkan siswanya memakai seragam model pelaut, lho! Menurutku model seperti itu lucu jika dipakai para gadis, tapi temanku tidak berfikir demikian. Dia selalu berniat untuk membakarnya namun tidak pernah berhasil. Sampai-sampai dia meminta pada ibunya untuk pindah ke sekolah menengah yang tidak memakai seragam model pelaut. Lucu sekali, ya?"

"Tidak ada yang lucu,"

Gadis itu menekan kenop pintu lalu berjalan menuruni anak tangga. Tidak ada yang lucu. Tentu saja. Masa lalunya yang kelam bagaimana bisa ia tertawakan?

Pukul 14:30.

Bel telah berbunyi dan otomatis para siswa segera berhamburan keluar kelas.

"Jisoo-ya, kau mau pulang sekarang?" Jungkook bertanya sambil mengemasi barang-barang miliknya.

"Sepertinya tidak. Aku harus membayar denda kalau aku tidak melaksanakan piket."

Jungkook mengangguk paham. Ia menutup resleting tasnya lalu memakai tas berwarna abu itu di punggungnya.

"Mau ku bantu?"

Jisoo menatap lelaki itu sebentar. Menimang-nimang apakah gadis itu memerlukan bantuan Jungkook. Tapi saat ia melihat sekeliling kelas yang tinggal menyisakan mereka berdua, gadis itu segera mengangguk.

Melihat reaksi Jisoo, Jungkook segera pergi ke meja paling depan lalu mengangkati kursinya sampai ke meja paling belakang. Tidak memerlukan waktu lama, semua kursi sudah berada di atas meja.

Kelinci ini punya otot yang kuat juga ternyata.

Gadis itu membatin terpesona melihat kekuatan otot Jungkook.

Jisoo kemudian pergi ke depan kelas. Menghapus semua tulisan yang ada di papan tulis kapur itu.

Jungkook kemudian mendekat ketika tangan kecil Jisoo tak mampu menggapai tulisan yang berada di paling atas.

butterfly;「jungkook」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang