CHAPTER 16

451 61 2
                                    


"Beberapa menit yang lalu kau bersikap dingin padaku, tapi kenapa kau jadi perhatian begini sekarang?"

Aku diam sejenak. "B-bukan begitu, hanya saja kau kan pernah merawatku waktu itu jadi kurasa aku harus membalasnya."

Jungkook memandangku lamat-lamat.

"Kau lucu." Ujarnya sambil tertawa. Seperti biasa gigi kelincinya terlihat.

Melihatnya yang tersenyum entah mengapa aku ikut tersenyum. Sebelum Jungkook melihat senyumanku, buru-buru kubuka pintu dan melesat keluar.

Aku mengikat rambutku menjadi satu setelah menaruh panci di atas kompor. Lalu kumasukan air matang beserta beras ke dalam panci tadi kemudian kunyalakan kompornya.

Sambil menunggu airnya mendidih, tanganku sibuk membuka laci-laci yang ada di dapur tersebut untuk mencari garam.

"Dimana laki-laki itu menyimpan garam?" Tanyaku bermonolog. Berulang kali kubuka semua laci namun, semunya kosong.

"Jisoo-ssi?"

Mendengar namaku dipanggil, otomatis tubuhku berbalik ke arah sumber suara.

"Oh hei, Taehyung." Sapaku sedikit kaku.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini?" Tanya Taehyung lalu berjalan mendekat ke arahku. Netraku menangkap perawakan tubuh Taehyung yang hanya berbalut kaos putih polos dan celana training hitam. Satu tangannya ia masukan ke dalam saku.

Aku menggaruk tengkukku yang tak gatal. "A-aku sedang membuat bubur untuk Jungkook. Dia kan sedang sakit."

Taehyung menepuk dahinya, "Ah, iya. Aku lupa kalau kookie sedang sakit, pabo! Apa ada hal yang bisa kulakukan untuk membantumu?"

"Tentu, apa kau punya garam? Aku membutuhkannya sedikit."

"Kurasa punya, tunggu aku ambilkan dulu." Ujarnya lalu berlari meninggalkan area dapur. Beberapa menit kemudian, Taehyung kembali dengan dua buah kantung plastik besar.

Lelaki itu lalu menyimpan dua buah kantung plastik di atas meja dapur dan mengeluarkan sebuah garam kemasan.

"Ini,"

"Ne, kamsahamnida, Taehyung-ah."

Setelah menerima garam itu dari Taehyung, dengan segera ku gunting bagian ujungnya dan dan menaburnya sedikit di atas bubur.

Setelah kurasa garamnya cukup, ku aduk kembali bubur yang belum masak itu.

Sambil mengaduk, ku dengar Taehyung berbicara di sebelahku sambil menaruh isi yang sepertinya belanjaan kebutuhan sehari-hari dari dalam kantung plastik tadi.

"Aku ini sepupu yang tidak berguna, ya?" Tanya Taehyung parau.

Mendengar ucapannya, kepalaku menoleh ke arah Taehyung dan tanganku berhenti mengaduk.

"Maksudmu?" Tanyanyaku balik tak mengerti.

"Ya, saat Jungkook sakit, aku malah sibuk bekerja bukan merawatnya di rumah. Aku bahkan lupa kalau dia sedang sakit, dan saat ini kau lah yang merawat Jungkook. Padahal aku sudah berjanji pada bibi Jeon untuk menjaganya selama di Seoul."

butterfly;「jungkook」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang