CHAPTER 6

703 78 9
                                    


Jisoo POV

"Jisoo-chan, ikut aku yuk!" Ajak seorang anak lelaki dengan seragam SMP yang sama sepertiku, Jeon Jeongguk. Tangannya menarik tangan kiriku yang tengah memegang tali ayunan.

Aku mengerutkan dahi bingung lalu turun dari ayunan dan mengikuti langkahnya yang masih menarik tangan kiriku.

"Ikut kemana?"

Ia menolehkan kepalanya ke belakang lalu menghentikan langkahnya tiba-tiba.

"Aish, aku lupa." Jeongguk mengeluarkan sebuah kain panjang berwarna biru tua dari saku celananya.

"Kau pakai ini dulu."

Untuk yang kedua kalinya aku menatapnya ini bingung. Tumben sekali ia menyuruhku memakai penutup mata, biasanya juga tidak.

"Ini untuk apa?"

"Sudah jangan banyak tanya. Sini aku pakaikan." Ia memakaikan kain biru tua itu dengan hati-hati. Sesekali ia menanyakan apakah ikatannya terlalu kuat atau tidak.

"Nah sudah. Ayo!"

Walaupun aku tidak bisa melihat apa-apa lagi sekarang, aku bisa merasakan kalau tangan Jeongguk terus menuntun tangan kiriku.

"Kita mau kemana Jeongguk-kun?" Tanyaku lagi. Sungguh aku merasa tidak nyaman harus berjalan dengan mata tertutup. Ya, walaupun tangan Jeongguk masih menuntunku tetap saja aku takut. Bagaimana kalau ia membawaku ke tempat aneh lalu meninggalkanku sendirian?

Saat kutanyakan hal itu, Jeongguk kembali berhenti hingga membuatku menabrak punggungnya.

"Aw!"

Aku mengusap-ngusap hidungku yang menabrak punggung Jeongguk tadi. Ini sedikit sakit.

"Kita sudah sampai,"

Aku berhenti mengusap hidungku. Kurasa jarak tempat ini dari tempatku bermain ayunan tidak terlalu jauh jadi, untuk apa dia menyuruhku menutupi mataku?

Karena merasa melakukan hal bodoh, tanganku bergerak untuk membuka ikatan yang menutupi kedua mataku, namun buru-buru lelaki itu cegah.

"Eits, jangan dibuka dulu Jisoo-chan,"

"Memangnya kenapa, sih?"

Hingga kurasa nafas Jeongguk terasa di telingaku. Jeongguk berbisik. "Aku akan memberikan kejutan untukmu."

"Kejutan?"

Jeongguk memangguk walaupun aku tidak melihatnya tapi naluriku mengatakan kalau ia juga mengangguk. Kami sudah bersahabat lama jadi kurasa kami bisa bertelepati.

"Kau tunggu disini, setelah hitungan ketiga baru kau buka penutup matamu." Titah Jeongguk dan hanya dibalas anggukan olehku.

Setelah mengucapkan hal itu, kudengar Jeongguk berlari meninggalkan tempat ku berdiri.
Selang beberapa menit, Jeongguk berteriak padaku tapi teriakannya terdengar jauh.

"Satu," Lelaki itu mulai menghitung dan tanganku sudah siap untuk membuka ikatan yang menutup mataku.

"Dua,"

"Tiga!"

BRAKK!

Aku tersentak kaget mendengar suara benturan yang cukup keras. Buru-buru kubuka penutup mata dan hal pertama kali kulihat adalah sebuah mobil hitam dengan seorang lelaki terkapar di depannya dengan kepala yang dipenuhi darah. Tepat di sebelah kepala lelaki itu, sebuah kue hancur berantakan bertuliskan,

'Happy Birthday Jisoo-chan'

Tubuhku lemas seketika dan air mataku langsung keluar saat melihat Jeongguk tertabrak mobil dengan keadaan yang mengenaskan.

butterfly;「jungkook」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang