Hinata tertegun melihat Manshion Naruto yang sekarang ia jejali. Dengan mulut yang terbuka Hinata menatap seluruh bangunan rumah mewah itu. Naruto terkikik melihat wajah Hinata yang menurutnya sangat lucu itu. Sedangkan Kushina juga sama terkikiknya melihat Hinata.
'Waah aku tidak menyangka rumahnya Naruto sebesar ini. Luarnya saja sangat bagus, bagaimana dengan keadaan yang didalam ya?' Batin Hinata yang tertegun melihat rumah nan mewah itu.
"Hinata-chan ayo kita masuk" Kushina menarik lengan Hinata dan masuk kedalam Manshion tersebut, sehingga membuat Hinata terhenti dari lamunanya menikmati pemandangan rumah mewah itu. Naruto pun mengikuti mereka berdua dari belakang.
Tak kalah seperti ekspresi tadi saat diluar Manshion. Hinata lebih terkejut lagi saat memasuki area dalam Manshion itu. Betapa mewahnya rumah ini. Ukuran ruang tamunya saja, lebih besar dari pada apartemen milik Hinata. Pikir Hinata begitu.
"Hinata-chan" tegur Kushina ke Hinata yang terlihat melongo melihat kemewahan Manshion.
"I-iya Namikaze-sama"
"Hey jangan panggil aku seperti itu. Panggil saja Kushina Ba-san okey" ujar Kushina dengan tersenyum senang melihat Hinata. Kushina terlihat sangat senang sekali dengan Hinata. Lebih lagi Kushina senang adalah bahwa Hinata adalah kekasih anaknya.
"Ta-tapi Namikaze-sama.." ucap Hinata terkaget saat Kushina menyuruhnya memanggilnya dengan sebutan Kaa-san.
"Pokoknya kau harus memanggilku begitu. Okey. Tunggu disini. Aku akan buatkanmu minuman" ucap Kushina memerintah agar Hinata menuruti perkataannya. Ternyata sifat memerintahnya Naruto turun dari ibunya. Begitu pikir Hinata.
Hinataa hanya bisa menurut saja tak mau memberontak. Yah terpaksa lagi kembali Hinata pasrah dengan ini semua.
Naruto yang melihat perlakuan ibunya dengan Hinata yang sangat baik itu tersenyum senang. Ternyata ibunya menyukai gadis pilihannya. Naruto ternyata tidak salah memilih Hinata.
Kushina pun pergi kedapur untuk membuatkan Hinata teh dan meninggalkannya dengan Naruto berdua diruang tamu itu. Setelah kepergian Kushina, Hinata kembali melihat seisi ruangan itu.
"Waah Naruto-san, rumahmu besar sekali" tanpa sadar Hinata berkata seperti itu. Dan Naruto terkikik dengan ucapan Hinata yang seperti itu sambil celingak celinguk melihat seisi ruangan.
"Kau suka ?" tanya Naruto menatap geli Hinata.
"Sangat. Ruang tamu mu saja lebih besar dari apartemenku" ucap Hinata yang masih tak tau dengan apa yang dia katakan.
"Kalau begitu. Tinggalah disini bersamaku" ucap Naruto.
"Baiklah" Hinata tak sadar bahwa dia menyetujui ajakan Naruto karena sibuk mengagumi Manshion Naruto. Lalu tidak lama tersadar dengan ucapannya barusan yang menyetujui ajakan Naruto untuk tinggal di Manshion.
"E-eh ma-maksudku. Tidak..tidak..tidak..aku hanya bercanda. Maafkan aku" ujar Hinata meralat kata kata nya tadi.
Naruto terkikik dengan kelakuan Hinata seperti itu. Kemudian datanglah Kushina yang baru saja dari dapur membawakan dua gelas minuman teh diatas nampan.
"Ayo Hinata-chan diminum nak" ucap Kushina dan meletakkan nampak yang ada minuman itu diatas meja didepan Naruto dan Hinata.
"U-uh. Kushina Ba-san jangan terlalu repot repot"
"Sudah tidak apa, ayo minumlah"
Tanpa penolakan kedua kali Hinata langsung menyambar teh buatan Kushina itu. Kushina dan Naruto tersenyum melihat Hinata.
"Aku menemui Tou-chan dulu" Naruto berdiri dan pergi meninggalkan Hinata dan ibunya dari ruang tamu itu.
Hinata hanya memandang kepergian Naruto yang pergi meninggalkannya dengan ibunya Naruto. Kikuk, itulah yang dirasakan Hinata saat bersama Kushina. Demi menghilangkan gugup dan rasa kikuknya Hinata kembali meminum teh buatan Kushina itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Love
Fanfiction[SLOW STORY] [SLOW UPDATE] Aku seorang karyawan baru yang bekerja sebagai karyawan biasa dan tidak lama aku bekerja, kemudian diangkat menjadi sekretaris pribadi diperusahaan ternama yaitu Namikaze Group. Siapa sangka belum lama bekerja diperusahaan...