Mereka saling bertatapan bingung. Melihat satu sama lain.
"Siapa kau. Apa yang kau lakukan dikamarku ?"
"Hey Oji-san"
Wajah Naruto langsung terlihat aneh saat gadis tersebut memanggilnya dengan sebutan paman.
"O-Oji-san kau bilang ?" ucap Naruto tidak terima dipanggil paman.
"Iya memangnya kenapa ?" tanya nya polos.
Naruto memicingkan matanya melihat gadis tersebut yang dengan seenaknya memanggil Naruto seperti itu.
"Mau apa kau kemari?" ujar Naruto.
"Tidak. Itu aku, hanya saja bingung. Kenapa tadi ada Nee-san keluar dari kamar ini sambil menangis. Kau yang membuatnya menangis ya Oji-san?" tanya gadis itu.
"Bukan urusanmu. Pergi dari sini" Naruto membalikkan badannya memunggungi gadis itu dan mengusirnya.
Gadis itu tidak bergeming, hanya berdiam diri diambang pintu sambil menatap bingung Naruto. Naruto masih merasa kehadiran gadis itu yang tak kunjung pergi, kembali membalikkan badannya melihat gadis itu lagi.
"Apa lagi yang kau tunggu?" Naruto sudah terlihat kesal dengan gadis itu.
"Aku tidak akan pergi sebelum Oji-san mengatakannya padaku"
Naruto mendecih kesal dengan gadis itu yang sangat keras kepala. Kemudian Naruto turun dari ranjangnya dan mendekati gadis yang duduk diatas kursi roda tersebut.
"Sekarang keluarlah. Keluaaar"
"Ta-tapi Oji-san aku..."
"Aku bukan Oji-san mu. Jadi keluarlah" ujar Naruto.
Naruto mendorong paksa kursi roda gadis itu keluar dari ruangnya dan menutup keras pintu kamarnya.
BLAAAM !!
"Uuh sombong sekali Oji-san ini. Tapi...hehe aku menyukainya" gumam gadis itu di depan pintu kamar inap Naruto.
Tak lama gadis itu yang berada di depan pintu inap Naruto datang seorang suster yang berlari terengah engah menghampirinya.
"Heeeh..heeeh. nona Shion. Heeh..anda kemana saja. Saya mencari anda" ucap suster itu dengah memegang dadanya yang sesak akibat berlari.
Benar saja. Gadis itu bernama Shion. Dia salah satu pasien rumah sakit yang sekarang juga ditempati Naruto. Shion mengalami kecelakaan bersama seorang lelaki yang diketahui sebagai kekasihnya, tapi kekasihnya telah meninggal setelah berjuang untuk selamat dari kecelakaan bersama Shion. Dan Shion dia memang selamat, namun kakinya lumpuh dan tidak bisa berjalan lagi seumur hidupnya.
"Tidak ada aku hanya disini saja" ucap Shion tak berdosa.
"Anda harus minum obat nona" ucap suster itu yang sudah menetralisirkan nafasnya.
"Hehehe. Baiklah" jawab Shion.
Suster itu pun mendorong kursi roda Shion menuju kamar inapnya. Sebelum benar benar jauh dari kamar Naruto, Shion memalingkan wajahnya melihat kamar Naruto dan tersenyum.
'Aku akan datang lagi Oji-san melihatmu' batinnya.
Shion dan suster itu sudah tak terlihat lagi dilorong kamar Naruto itu.
.
.
Hinata sedang duduk ditaman tempat dia dan Naruto dulu pernah berkencan. Suasana siang hari tidak bisa menampakkan kilauan cahaya warna warni dari air pancur tersebut.Hinata yang duduk dibangku taman itu, menangis memikirkan Naruto yang melupakannya. Air mata Hinata jatuh membasahi pipinya dan tak berniat untuk menghapus air mata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Love
Fiksi Penggemar[SLOW STORY] [SLOW UPDATE] Aku seorang karyawan baru yang bekerja sebagai karyawan biasa dan tidak lama aku bekerja, kemudian diangkat menjadi sekretaris pribadi diperusahaan ternama yaitu Namikaze Group. Siapa sangka belum lama bekerja diperusahaan...