~28~

47 7 0
                                    

Amanda terduduk gelisah di kursinya. Laura yang menyadari kegelisahan Amanda langsung menyenggolnya.

"Kenapa sih lo...kayaknya gelisah banget" Kata Laura. Amanda menghela napasnya dua kali lalu menggeleng.

"Jujur Man...ada apa?" Tanya Laura lagi. Amanda menggeleng.

"Amanda.....what's up?" Tanya Laura. Amanda kembali menggeleng.

"Manda....jujur....!!" Kata Laura setengah berteriak sampai Helena yang sedang mendengarkan musik melalui headseat pesawat menoleh.

"Kenapa?" Tanya Helena.

"Manda kayaknya gelisah banget nih" Kata Laura

"Gue gak pa-pa....cuma...rada...takut...aja" Kata Amanda pelan

"Takut kenapa?" Tanya Helena.

"Gak tahu....udah ah" Kata Amanda lalu memejamkan matanya.

Yang Helena dan Laura tidak tahu adalah Amanda tidak tidur. Amanda memikirkan banyak hal di otaknya. Dia memikirkan Varell, dirinya, orang tuanya dan sahabat sahabatnya.

Amanda takut kalau Varell tak mencintainya lagi. Amanda takut kalau Varell memilih menyerah mengejarnya. Amanda takut kalau Varell sudah menemukan pengganti dirinya.

Laura menatap layar telivisi mini di depannya. Pandangannya kosong. Sama seperti Amanda. Banyak pertanyaan dan ketakutan berputar di kepalanya

Laura takut kalau dirinya betulan cinta dengan Senna. Laura takut jika dia sudah mencintai Senna, Senna sudah berpaling darinya. Laura juga takut kalau Senna melupakan dirinya.

Helena mendengarkan berbagai lagu galau. Sesuai untuk hatinya saat ini. Helena juga takut. Takut kalau Lazham tak sembuh, takut kalau Lazham melupakannya, takut kalau dirinya tak bisa berpaling dari Lazham.

Helena menghembuskan napasnya gusar. Dia segera mengusir pikiran buruk dari kepalanya dan memilih tidur.

------------------------------------

"Aduh Helen....kok gak bisa di hubungi sih" Kata Kayla gusar. Sedari tadi air mata terus jatuh ke pipinya.

Dia tak kuat berbohong kepada semua orang. Dia tak mau menyalahkan Helena.

"Aaaarrrrggghhhhh!!!!" Terdengar teriakan Varell dari kamar sebelah disusul bunyi pecahan kaca.

Tangis Kayla makin kencang. Dia butuh Helena sekarang. Kayla membayangkan seperti apa kamar Varell sekarang.

Varell marah. Marah karena Amanda pergi. Marah karena tahu bahwa dirinya bukan lah anak kandung kedua orangtuanya.

"Helen....hiks.." Kata Kayla sambil menatap layar ponselnya yang menampilkan foto Helena.

"Helen....jawab please!!" Kata Kayla. Kayla melempar ponselnya ke atas kasur. Lalu dia menelungkup di atas kasurnya.

Teriakan Varell masih terdengar keras. Kayla berusaha meredam tangisnya supaya kedua orang tuanya tak khawatir.

Sementara itu Helena, Amanda, dan Laura baru saja turun dari pesawat.
"Len kita dijemput siapa?" Tanya Laura.

"Sepupu gue" Jawab Amanda.

"Mana?" Tanya Helena.

"Lupa gue...pokoknya rambutnya warna merah, putih, tinggi" Kata Amanda. Matanya mencari cari keberadaan sang sepupu.

"Salut!ce que vous Amanda, Helena, et Laura? " Tiba tiba seorang cowok berambut pirang menepuk bahu Amanda.

Amanda menatap orang itu bingung. Tak mengerti bahasanya.

A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang