~12~

62 10 4
                                    

Saat Helena dan Amanda menunggu di kafe EightySix Laura sedang bersama Ezra.

"Laura......." Laura menoleh dan mendapati Ezra yang berjalan ke arahnya. Laura tersenyum.

"Kenapa?" Tanya Laura. Dia memakai tasnya dan berjalan di samping Ezra.

"Jalan yuk..." Ajak Ezra.

"Kemana?" Tanya Laura. Ezra tampak berpikir.

"Jalan aja..." Kata Ezra.

"Gue udah janjian sama teman temen gue..." Kata Laura.

"Ya udah....gue anter deh...ke tempag lo ketemuan" Kata Ezra.

Laura cemberut.

"Iiihhh ni orang....harusnya gue di usahain kek...biar jalan sama dia..." Rutuk Laura dalam hati.

"Laura...." Ezra menggoyangkan lengan Laura. Laura mengerjap ngerjapkan matanya. Ezra tertawa melihat sikap Laura.

"Ke....kenapa Ez..?" Tanya Laura.

"Tempat ketemuannya dimana?" Tanya Ezra.

"Kafe EightySix" Jawab Laura.

"Gue anter ya..." Kata Ezra. Laura mengangguk. Lalu menaiki motor Ezra.

------------------------------------

Sesampainya di kafe Laura tidak turun karena dia melihat Amanda yang keluar dari kafe dengan marah. Dia memasuki mobilnya.

"Kok gak turun?" Tanya Ezra.

"Ssssttt...."

Beruntung Ezra parkir di tempat yang terhalang oleh beberapa pohon, jadinya Amanda tak dapat melihatnya.

5 menit kemudiam Laura melihat Helena yang berjalan keluar kafe dengan senyum. Dia memasuki mobil Amanda. Mobil itu pun langsung melaju pergi.

Laura berfikir apa yang menyebabkan Amanda marah. Tak biasanya Amanda seperti dan biasanya saat Amanda marah Helena akan menenangkannya.

"Apa yang terjadi di dalam?" Batin Laura.

Dia segera turun dari motor di ikuti dengan Ezra.

Laura memasuki kafe dan matanya memandang berkeliling. Matanya terpaku pada Varell dan seorang cewek yang tak pernah dilihatnya.

Laura mengahampiri Varell.

"Eeehh....baru beberapa menit yang lalu Helena keluar" Kata Varell saat melihat Laura di samping mejanya.

"Apa yang terjadi tadi? Yang terjadi pada Amanda?" Tanya Laura. Varell terpaku. Lalu dia menggeleng.

"Sekarang mereka kemana?" Tanya Laura.

"Rumah Helen" Jawab Varell. Tanpa mengucapkan apa apa Laura meninggalkan kafe.

"Sekarang mau kemana?" Tanya Ezra. Laura menaiki motornya dan mendesah.

"Gue bingung...." Kata Laura.

"Nonton aja yuk..." Ajak Ezra. Laura menggeleng. Dia sedang tak ingin melakukan apa apa. Yang dia inginkan hanya bertemu dengan kedua sahabatnya.

"Mau gue ajak kesuatu tempat?" Tanya Ezra. Laura menatap kaca spion.

"Kemana?" Tanyanya.

"Ada deh...mau gak?" Tanya Ezra. Laura mendesah lagi. Dia hanya ingin bertemu kedua sahabatnya dan menanyakan hal tadi. Dia memang tak seperti Helena yang pintar menganilis jadinya dia hanya bisa bertanya. Bertanya. Dan bertanya.

Tapi Laura cepat berubah pikiran. Apa salahnya PDKT dengan Ezra? Pikirnya.

Akhirnya Laura mengangguk.

A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang