~13~

71 12 3
                                    

Amanda berlari keluar dari taman di ikuti tatapan heran dari Helena, Laura, dan Ezra.

Helena tersenyum pada Ezra.

"Kayaknya Amanda lapar deh... dia belum sarapan. Di depan ada Seven - Eleven kan?" Tanya Helena.

Laura mengangguk. Helena pun meninggalkan Laura dan Ezra berdua di taman itu.

Dia berjalan memasuki Sevel (singkatan seven eleven) dan mendapati Amanda yang sedang memilih minuman.

"Manda...." Helena menepuk bahu Amanda. Amanda menoleh sebentar lalu kembali fokus ke minuman yang dipilihnya.

"Ada masalah? Sama Ezra?" Tanya Helena saat Amanda sudah duduk.

"Tidak...eh....ada.." Kata Amanda. Helena mengerutkan dahinya. Jadi ada atau tidak?

"Ada atau tidak?" Tanya Helena.

"Ada..." Jawab Amanda.

"Apa?" Tanya Helena lagi.

"Dia...mantan pacar gue...." Kata Amanda. Tangannya yang sibuk memotong roti seketika berhenti.

"Sejak kapan lo pacaran?" Tanya Helena. Karena setahu Helena Amanda itu tidak pernah berpacaran.

"Sehabis lo putus. E...Ezra nembak gue...dulu dia sekelas sama Lazham" Kata Amanda.

"Trus? Kok lo bisa putus sama dia?" Tanya Helena.

"Karena dia lulus. Gue takut dia nanti malah suka sama orang lain. Gue takut di tinggal" Kata Amanda. Dia berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Hhhh..." Helena bingung ingin menjawab apa. Karena dia juga punya permasalahan sama seperti Amanda.

"Gue udah selesai. Balik ke taman tadi mau?" Tanya Amanda.

"Lo mau?" Helena malah balik bertanya.

Amanda menggeleng lemah.

"Ya udah...kita pulang aja...gue telpon pak Joni dulu" Kata Helena. Lalu dia menelpon sopirnya itu.

"Kirim pesan ke Laura...." Suruh Helena. Amanda mengangguk lalu mengirim pesan ke Laura. Memberitahu bahwa mereka akan pulang duluan.

------------------------------------

Laura menatap kepergian Helena dengan heran, dia merasa ada yang salah di sini. But...What???

"Lo kenal Amanda?" Tanya Laura. Dia menoleh ke arah Ezra yang masih bengong.

"Eehmm....ya begitulah....dia..." Kata-kata Ezra terputus begitu mengingat kejadian 3 tahun lalu.

Flashback on

Ezra tersesat di sebuah gang kecil yang sepertinya tak perpenghuni.

Dia terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam gang.

Dan apa yang dilihatnya di ujung gang sungguh mengejutkan. Sebuah taman. Taman besar yang indah dengan gazebo.

Mata Ezra melihat gadis kecil yang sedang tiduran dalam gazebo. Ezra mendekati gazebo dan melihat gadis itu.

Dia tidak kecil, dia sudah remaja. Dia cantik dengan kulit putih. Matanya terpejam dan napasnya terdengar halus. Tidur. Gadis itu tidur.

Ezra tercengang melihat wajah gadis yang tertidur itu, begitu damai, begitu tenang. Seperti wajah bidadari, seperti wajah bayi yang tertidur.

Ezra sempat berpikir dia bidadari, Ezra sempat berpikir dia berada di surga.

Gadis itu menggeliat. Dia terbangun.

A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang