~06~

79 12 0
                                    

"Gue Hilmi Bagas panggil aja Bagas. Gue ketua Osis disini" Gugus 1 mendengarkan Bagas. Sebagian kecil cewek-cewek berbisik bisik. Bilang bahwa Bagas ganteng.

Tiba tiba 3 sosok cowok ganteng memasuki kelas XII IPS 4. Dan hampir seluruh cewek di kelas berteriak heboh.

"Gue Muhammad Lazham Alexandrey, panggil saja Lazham, gue waketos disini" Manik mata biru Lazham menyusuri kelas.

Manik mata itu berhenti pada manik mata coklat milik Helena. Sepersikian detik mereka saling pandang. Helena lebih dulu memutuskan kontak mata itu.

"Gue Varell Rizky Elano, panggil aja Varell. BTW gue udah punya....." Kata kata Varell terhenti, dia melihat Amanda yang tampak terkejut.

Amanda sendiri mengira Varell akan membocorkan rahasia mereka.

"Pacar" Varell melanjutkan dengan senyum mengejek pada Amanda.

"Gue Yazid Senna Putra, panggil aja Senna" Senna mencari cari keberadaan Laura. Laura sendiri mengangkat buku tingi tinggi agar menutupi wajahnya.

Alhasil Senna sama sekali tak melihatnya.

"Kalian memperkenalkan diri dari...kamu...yang megang buku..." Senna menunjuk Laura. Laura tersentak. Dia meletakkan bukunya di atas meja. Dan berjalan menuju depan kelas.

"Gue Wiana Laura Putri, panggil gue Laura, but jangan panggil Wiana" Laura melirik Senna saat mengucapkan nama Wiana.

"Emangnya kenapa?" Seorang cewek berkaca mata mengangkat tangannya.

"Karena Wiana lah yang membuat gue hancur. Yang membuat gue pisah sama orang yang gue sayang. Makasih" Laura kembali duduk di kursinya.

"Ssssttt....Laura...." Laura mendongakkan kepalanya lagi, dia melihat Helena yang menoleh padanya.

"Kenapa?" Tanyanya lemah.
"Senna anak tante Tiara?" Amanda mewakilkan Helena menanyakan hal itu.

Laura mengangguk lemah. Dan dia menenggelamkan kepalanya di atas tangan.

------------------------------------

"Senna.....lo betulan suka sama si Laura?" Tanya Varell. Saat ini mereka sedang beristirahat. Semua peserta MOS menyesaki kantin SMA Pancasila.

Varell, Lazham, dan Senna duduk di kursi paling ujung. Mereka bertiga mengawasi Amanda, Helena, dan Laura.

"Iya...dan gue baru tahu dia Laura. Anak mantan calon bapak gue" Kata Senna. Otomatis Lazham dan Varell menatapnya.

"Mantan calon bapak?" Lazham mengeja ketiga kata itu perlahan. Senna mengangguk.

"Lo Zham.....Chyntia gimana?" Varell menyenggol Lazham yang masih terfokus menatap Helena.

"Kok tiba tiba Chyntia?" Tanya Senna.

"Ya kan Chyntia pacarnya...kalau dia suka sama Helena, Chyntia gimana?" Jelas Varell. Lazham masih tak menjawab. Segala pikiran berkecamuk di otak dan hatinya.

"Zham" Varell menyenggol lengan Lazham lagi.

"Gue bingung....gue masih suka sama Helena. Banget malah....tapi Chyntia..." Lazham tak melanjutkan kalimatnya.

Dia tak tahu apa perasaannya sekarang.

"Lo sendiri Rell?" Lazham yang menyenggol Varell sekarang.

"Apanya?" Tanya Varell.

"Si Amanda" Senna yang melanjutkan.

"Ya gitu....gue gak suka sama dia" Kata Varell enteng.

"Kok gitu? Dia cantik, manis, dan kayaknya ramah" Kata Senna. Dia menilai Amanda dari jauh.

"Amanda itu baik, pintar, penurut, keturunan Indonesia-Jerman" Lanjut Lazham. Dan hal itu membuat Varell serta Senna menoleh padanya.

"Kok tahu?" Tanya Senna.

"Gue pernah deket sama sahabat sahabat Helena" Lazham memakan baksonya, tapi matanya tak pernah beralih dari Helena.

Helena, Amanda, dan Laura duduk di meja tengah, beda 3 meja dari tempat Lazham, Varell dan Senna.

Tadinya mereka bertiga tak mau duduk disitu, tapi karena berhubung semua meja sudah terisi, mereka menduduki meja tersebut.

"Helen..." Amanda menyenggol Helena. Helena yang tadinya ingin memasukan sesendok nasi goreng sekarang menatap Amanda.

"Lazham nge-liatin lo dari tadi" Kata Amanda. Helena mengedikkan bahunya acuh. Dan dia kembali memakan nasi gorengnya.

"Argh....Senna ngapain sih liatin gue mulu" Laura meminum jus mangganya dengan cepat.

Amanda menengokkan kepalanya ke tempat Lazham, Senna, dan Varell. Dan benar saja Senna sedang menatap Laura.

Amanda terkejut saat manik matanya bertabrakan dengan manik mata coklat milik Varell.

Varell tersenyum dan itu membuat pipi Amanda panas. Dan Amanda tahu dia blushing sekarang, dia mengalihkan pandangannya pada mie goreng di hadapannya.

------------------------------------

Lazham, Senna, Varell, dan Bagas memasuki kelas XII IPS 4, tempat sementara untuk gugus satu.

Saat mereka masuk, tatapan mata ke-empatnya terarah pada Amanda, Helena, dan Laura yang menyumpal telinga dengan earphone.

Lazham menghampiri ketiganya dan mencopot earphone mereka satu satu.

Mereka bertiga melotot tajam pada Lazham.

"Kak....kita kasih hukuman apa?" Lazham memanggil Bagas. Bagas mendekati mereka.

"Nyanyi sesuai lagu yang tadi mereka denger" Kata Bagas.

"Lagu apa tadi?" Tanya Lazham lada Helena.

"A Thousand Years"Kata Helena.

"Nyanyi itu bareng temen temen lo" Lazham menarik tangan Helena, Amanda, dan Laura keluar kelas. Dan mendatangi lapangan.

Bagas memanggil anggota band agar memegang alat musik mereka masing masing.

"1,2,3" Bagas memberi aba aba dan musik pun melantun.

" Heart beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow." Helena mengambil alih bait pertama. Dan itu membuat Lazham membuka mulutnya karena terkejut. Helena yang dulu suaranya tidak sebagus ini.

" One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more." Bait kedua diambil Amanda, Varell menatap Amanda takjub, suara Amanda 11-12 sama suaranya Helena.

" Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What's standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this." Laura mengambil bait ketiga, suaranya juga bagus, hampir sama dengan kedua temannya.

" One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more." Bait ke-empat mereka bernyanyi bersama.

" One step closer
One step closer." Helena tersenyum saat melihat wajah terkejut Lazham.

" I have died everyday waiting for you
Darling don't be afraid I have loved you
For a thousand years
I'll love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I'll love you for a thousand more." Mereka bernyanyi bersama.

#Typo bersebaran
#Sorry gaje

~Harzahra. S. W~












A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang