~41~

47 7 0
                                    

Helena berjalan sepanjang lorong rumah sakit. Dia membawa beberapa berkas yang harus ditanda tangani oleh Lazham.

Helena mengetuk pintu kamar rawat inap Andin.

"Masuk" Kata seseorang. Helena membuka pintu itu dan melihat Lazham yang sedang menyuapi Andin makan.

"Hai..." Sapa Helena, mengabaikan rasa sakit hatinya.

"Hai Helen..." Lazham meletakkan mangkuk berisi bubur di nakas samping kasur.

"Sir...ada yang..."

"Kita ada di luar kantor Len..." Kata Lazham.

"Hm... Zham...ini ada yang harus ditanda tangani" Kata Helena sambil menyerahkan berkas itu.

"Ok...ini...nanti lo pulang sama siapa?" Tanya Lazham.

"Manda...makanya nih gue mau pulang....nanti dia duluan" Kata Helena.

"Sama gue aja..." Kata Lazham. Helena menggeleng.

"Gak ah Zham....nanti lo ngajakin gue ke rumah lo" Kata Helena.

"Geer banget sih lo....emang lo siapanya Lazham?" Helena menoleh pada Andin.

"Temen...sahabat" Jawab Helena. Andin mendengus.

"Gue balik ya...bye..." Kata Helena sambil membuka pintu ruang rawat inap.

"Bye...jangan kerja lagi di rumah" Balas Lazham. Helena mengacungkan jari jempolnya.

------------------------------------

Helena memasuki mobil Amanda. Amanda dan Varell sudah ada di dalam mobil.

"Yuk balik" Kata Helena. Amanda dan Varell berpandang pandangan.

"Kenapa?" Tanya Helena. Amanda menggeleng. Varell pun melajukan mobilnya.

"Kok Helena biasa biasa aja...kayak gak sakit hati gitu..." Batin Amanda.

Amanda pun menghilangkan pikirannya. Memangnya harus sakit hati apa?

15 menit kemudian mobil Varell berhenti di rumah Laura.

"Makasih Rell" Kata Helena lalu bergegas turun dari mobil. Dia memasuki rumah Laura.

"Bye...Rell..." Kata Amanda yang juga sudah turun. Varell tersenyum lalu melajukan mobilnya.

Amanda memasuki rumah Laura, setelah menyalami Fitri, Amanda menaiki tangga, menuju lantai dua.

Amanda membelok ke kamar Laura. Di kamar Laura hanya ada Laura yang sedang termenung.

"Woy...bengong aja..." Amanda duduk di sebelah Laura. Laura hanya melirik Amanda. Lalu kembali bengong.

Amanda melihat pintu balkon yang terbuka. Dia turun dari kasur dan mengintip ke balkon.

Terlihat Helena yang sedang bengong juga. Amanda menggelengkan kepalanya. Sahabat sahabatnya sedang galau.

"Hey....di kamar aja yuk...ini udah malam...gue mau kalian curhat" Kata Amanda. Helena melirik Amanda lalu meninggalkan Amanda menuju kamar.

"Hm....siapa yang mau curhat?" Tanya Helena sambil memeluk guling.

"Gue...." Kata Laura pelan.

"Gue gak bisa mendam perasaan ini....tapi gue juga gak bisa bilang ke Senna" Kata Laura. Amanda mengelus punggung Laura.

"Bilang aja Ra...asal lo udah ngungkapin semua bakal baik baik aja....kali aja dia juga suka sama lo" Kata Helena. Kepalanya menengadah.

"Tapi...."

A Thousand YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang