Sixteen

1.9K 136 12
                                    

Mimpi itu, menurut Nad adalah sebuah khayalan yang sebenarnya terpendam dari alam bawah sadar manusia. Sesuatu yang diinginkan tanpa mereka sadari.

Siapa sangka? Pemikiran yang rasionalis itu terbantahkan oleh otak kacau Nad semalam. Ia harus mengakui, apa yang telah James guraukan sama sekali tidak lucu.

Mertua? Dari mana lelucon gila itu berasal? Tidak ada pria di dunia ini yang ingin menikah dengan seorang gadis karena ibunya. Ya, kecuali jika dulu orang itu pernah mengalami Mother Complex.

Bahkan gara-gara ingat perkataan itu, Nad ketiban sial semalam. Bagaimana bisa? Ia bermimpi punya sebuah keluarga kecil dengan bayi di tengah ranjang? Itu pun dengan James! Tangan mereka bahkan saling bertautan untuk melindungi sang bayi agar tidak terjatuh dari pembaringan.
Mengingatnya saja, Nad menggidik ngeri.

Mungkin ia harus memanjatkan ribuan doa sebelum tidur mengingat James akan bersamanya sepanjang dua tahun ke depan.

----

"Kau sudah membacanya kan?" tanya James menghampiri Nad di ruang make up siang itu.

Beberapa saat lagi, konferensi pers akan segera dimulai dan mereka punya 20 menit untuk berdiskusi secara pribadi.

Nad mengangguk kecil menatap pria tampan dengan balutan tuxedo itu.
Setengah membungkuk, Nad mengambil sesuatu dari laci meja rias lalu menyodorkannya pada James. Itu adalah surat perjanjian yang semalam mereka ributkan. Sebagian sudah ia tanda tangani meski ada yang masih kosong.

"Aku ingin merubah dan menambahkan beberapa point. Kita bisa bicara mengenai hal itu setelah konferensi pers selesai," kata Nad merapikan ujung dressnya yang sedikit tertekuk.

James bergumam, melirik jarum jam pada pengelangan tangannya dengan sedikit gelisah. Ini bukan pertama kalinya mereka berakting sebagai pasangan, tapi James tidak yakin karena akting berbeda dengan menipu.

"James, bisa kau tolong aku?"
Nad menyuara dengan sedikit gugup dan takut.

Pandangan James langsung teralih pada punggung Nad yang terbuka. Mungkin Siby tidak menaikkan resleting dress dengan benar jadi otomatis akan turun jika Nad terlalu banyak bergerak.

"James, Siby pasti sedang sibuk di podium. Akan lama jika aku memanggilnya lewat ponsel," kata Nad bergeser mundur agar James lebih leluasa menjangkau ujung resleting itu.

"Akh, baiklah tentu saja," sahut James dengan kegugupan yang sama. Pria itu mengejek dirinya sendiri karena sempat terpesona saat melihat kulit punggung Nad yang jauh dari kata luar biasa. Ia yakin, hasrat seksualnya telah rusak.

Sejak kenal Nad, jiwa petarung James di atas tempat tidur menurun tajam. Ia tidak berselera pada gadis manapun. Seperti pria penderita penyakit setia.
Hanya pada Nad yang menguasai tempat tidurnya malam itu, James serasa hilang kontrol. Gadis menyebalkan yang berubah menjadi macan hanya dengan tiga gelas whisky. Bagaimana jika James memberinya satu botol penuh? Membayangkannya saja, James sudah terbahak. Sepertinya ia harus mencobanya lain kali.

"Oh, maafkan aku."
Seseorang menerobos masuk dan salah sangka dengan apa yang diperbuat James pada dress pasangannya.

"Ada apa?"tanya James tanpa meluruskan kesalah pahaman itu.

Nad berceloteh dalam hati kalau ia harus segera terbiasa dengan sikap James yang tidak peduli.

"Siby dan Roland memanggil kalian untuk keluar sekarang."

"Baiklah, kami akan keluar."

Setelah James mengatakan apa yang ingin ia dengar, gadis suruhan itu pergi.

The Other Story of Jadine ( Di balik Layar Pembuatan OTWOL)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang