Four

2.6K 158 11
                                    

Siby belum pernah sesial ini sebelumnya. Disaat amarah Nadine tengah diambang batas, ia malah muncul dengan berita yang semakin membuat Nad kesal.

Sepanjang malam, di tepian ranjang, Nad mengabaikan Siby yang jauh-jauh datang dari Filipina dengan penerbangan terakhir.

"Nad? Bukankah impianmu bisa menyanyi dengan seorang multitalenta? James adalah orang yang tepat jadi batu loncatan untuk karir musikmu."

Mendengar omong kosong di jam lewat tengah malam, membuat Nad lebih memilih membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Percuma menolak, toh pada akhirnya ia selalu patuh dengan isi kontrak yang mengikatnya.

"Berhenti mengganggu waktu tidurku atau aku tidak akan pernah ke lokasi besok." Ancam Nad menepis tangan Siby, sang Manajer sengit.

Siby yang masih penasaran, terus bertanya tak peduli.
"Ada apa Nad? Kau sakit?"tanya Siby khawatir.
"Tidak! Tapi aku baru saja dilecehkan secara seksual oleh playboy murahan!" teriak Nadine emosi.

Itu adalah percakapan terakhir yang terjadi antara mereka. Nad kembali tak menggublis ketika dengan hebohnya sang Manager menanggapi serius ocehan tentang pelecehan seksual itu.

-----
...

Hari ke-9 di San Francisco. Nad menghabiskan seluruh aktivitas syutingnya dengan James dengan penuh gurat kemarahan pada wajahnya.

Melihat interaksi tidak normal yang Nad perlihatkan pada lawan mainnya, membuat Siby yakin. Pelaku pelecehan seksual--atau apapun yang Nad tuduhkan itu adalah James.

"By, jus dietku habis," teriak Nad menghampiri Siby yang tengah menyusun sebuah jadwal baru untuknya. Gadis itu meneteng sebuah botol jus kosong menuju tempat sampah.

Dua hari lagi, rombongan team akan pulang ke Filipina untuk melakukan promosi drama mereka. Nad yang semula antusias langsung down begitu tahu ia direncanakan tetap harus mendampingi James dan bahkan dimungkinkan berpasangan duet untuk menyanyi di soundtrack drama.

"Berhenti cemberut dan kau harus mulai latihan di studio hari ini,"kata Siby mengulurkan sebotol jus diet pada Nad yang menekuk wajahnya dalam-dalam. Percuma menolak, tapi setidaknya hak dia untuk memberengut sepanjang hari. Tentu saja di belakang kamera.

"Nad? Sebentar lagi giliranmu. Apa kau lihat James? Panggilkan dia juga ya."
Bryn tiba-tiba muncul dari balik papan pemisah sambil terus berlalu. Nad yang awalnya ingin menolak berakhir mengerutu. Apalagi Siby mengendap-endap pergi sebelum ia mintai tolong. Entahlah Nad merasa semua orang sedang mengerjainya agar bisa dekat dengan James.

Lama berputar dan bertanya pada setiap kru juga beberapa pemain lain, akhirnya Nad menemukan pria sok cool itu sedang bermain dengan gitarnya di sebelah alat lighting yang berserakan.

Mendengar petikan gitar James, Nad harus mengakui jika saja ia tidak punya kenangan buruk tentang Nilam, sangat mungkin ia menggilai pria itu sekarang. Dari cara James menyanyi saja sudah bisa membuat hati siapapun meleleh. Tidak heran jika dulu James terpilih menjadi juara satu ajang menyanyi tingkat nasional Filipina.

Saat itu adalah awal dimana James dikenal sebagai artis multitalent. Wajah blasteran Australia-Filipinanya merajai toko musik Filipina dan Nad sangat membenci keberhasilan pria itu.

"Wow, ada pendengar gelap rupanya," celetuk James lumayan terkejut saat mendapati sosok Nad berdiri mematung menatapnya tanpa kedip. Diam-diam James tersenyum licik. Apalagi kalau ia pikir pesonanya telah memikat gadis paling menyebalkan di dunia itu? Padahal sih, tidak.

"Berhenti membual, aku kesini karena Bryn memanggil kita. Asal kau tahu James, aku akan kagum padamu jika kau bisa menarik sebuah truk besar dengan bulu hidungmu!"seru Nad berbalik pergi tanpa menghiraukan wajah bodoh pria itu. Konyolnya, James memikirkanya juga.

The Other Story of Jadine ( Di balik Layar Pembuatan OTWOL)  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang