Mulai Terbiasa #1

316 21 2
                                    

"Ahjussi, apa itu aju nice? Dan juga , pretty u? Tadi, Wonwoo bilang kalau kami akan tampil. Lalu aku bingung gimana caranya nelfon dari benda ini. Tolong ajari aku." kata Sarang menundukkan kepalanya.

"Hah? Kau gak tau cara pakai handphone? Wau, kau sangat hebat.!!" katanya. Dia kemudian menjelaskan semua hal yg belum kutahu. Tak lama, ada seseorang yang datang ke ruang tamu para staff. 

"Kenalkan, dia ini.." 

"Aku Eunsang, make up artist di sini. Kau pasti adiknya Mingyu kan?"kata perempuan itu.

"Ahk, iya. Saya Sarang, adik mingyu. Mohon bantuannya." kataku menundukkan badan.

"Biasa aja ! Jangan terlalu canggung. Aku berusia sama denganmu. Kau 20 kan?" tanya Eunsang.

"Benarkah? Iya, aku 20 tahun." kataku. Kami lanjut bicara bertiga. Mereka menyarankanku untuk mendengar lagu seventeen selama aku itdak diwaktu sibuk. Mereka juga memindahkan banyak lagu dan video ke handphoneku. Setelah itu, aku kembali ke lingkungan seventeen.

"Mingyu-ya! Ayo bantu aku!" Kata Vernon padaku. Aku segera menghampirinya untuk mengangkat kardus itu. "Akh! " kataku kesakitan. 

"Ada apa denganmu? Apa terlalu berat? Biasanya kau kuat mengangkat benda berat." kata Vernon. Tentu saja, aku bukan mingyu.

"Hah, iya. Maafkan aku. Tadi tanganku agak pegal." kataku.

"Ya sudah, tolong panggilkan S.coups hyung. Kau bantu di aju nice aja, beres beres." katanya.

"Baiklah." aku segera melakukan hal hal tersebut. Ternyata banyak banget yg harus kubereskan. Hingga tanganku yang awalnya purapura pegal jadi pegal benaran. Bukan hanya tanganku, semuanya.

"Hah... Anak ini.. Kayaknya terlalu capek sampai tertidur." gumam wonwoo. Wonwoo langsung menghampiri Mingyu yang tergeletak di atas sofa. Dia mengangkat kepala Mingyu dan memangkunya. Dia lalu mengambil tangan Mingyu dan memijat telapak tangannya. Kenapa tangan mingyu sangat halus? Dia juga kelihatan lebih putih, dan tentang Mingyu terlihat lebih pendek itu, aku sangat aneh melihatnya. 

Sarang yang sedang tidur itupun mulai bangun. Tapi Wonwoo tidak menyadarinya. Sarang terbangun karna wonwoo menyentuh tangannya. Entah kenapa, rasanya tangannya sangat nyaman saat digenggam Wonwoo. Mungkin karna tangan wonwoo hangat.

"Apa yang terjadi padamu hingga kau semakin pendek? Kau juga semakin putih. Aku merasa kau bukan mingyu." Gumam wonwoo pelan. Namun tètap saja Sarang mendengarnya.

....

"Mari kita rayakan berkumpulnya kita kembali malam ini. Setalah waktu bebas kita selama seminggu. Mari bersulang!" Kata si ketua.

"Bersulang!" Kata yang lain. Makanan isini kami buat bersama. Rasanya senang sekali bisa makan makanan yang dibuat sendiri. 

"Mingyu-ya! Aaa..."kata wonwoo menyodorkan nasi di sendok. Aku masih bingung.

"Mingyu-ya! Kenapa kau diam saja?"kata Joshua.

"Iya.. biasanya kalian saling suap." Kata Seungkwan.

Aku langsung memakan nasi yang disuapkan Wonwoo. Karna Seungkwan bilang Wonwoo dan oppaku sering melakukannya, aku mengambil daging dan memotongnya untuk Wonwoo.

Semua berjalan lancar hingga manager datang dangan Eunsang dan seorang perempuan. aku langsung melotot terkejut. Perempuan itu adalan Yeonna. Won woo langsung berdiri.

"Tunggu dulu Wonwoo. Jangan langsung terburu." Kata Ahujssi.

"Silahkan kenalkan dirimu."katanya lagi. Sedangkan Wonwoo duduk.

"Namaku Jeon YeonNa. Aku akan menjadi asisten Manager Han. Mohon kerjasamanya." Kata Yeonna.

"Kalian sama sama Jeon?" Kata Jeonghan.

"Kami kakak adik." Kata wonwoo.

"Wah... bahagianya kalian!" Kata Vernon.

Setelah itu, kami melanjutkan makan an minum. 

...

"Hah, apa yang kita lakukan di pagi yang cerah ini?" Kata S.coups mabuk di malam itu.

"Oppa.. aku sangat ngantuk." Kataku di tengah seventeen. manager dan regunya itu sudah lama pergi.

Di meja tinggal s.coups, Sarang, Hoshi, dan Seungkwan. Sedangkan yang lain masih sadar. Mereka beres beres.

"Ya!! Semuanya bangun! Ppali!" Kata Jeonghan.

"Mingyu-ya! Ayo bangun!" Kata si orang kaya, yaitu Joshua.

"Hah, aku sedang mimpi indah oppa.." kataku gak sadar.

"Oppa.. oppa.. aku bukan oppamu.!" Katanya mengangkat bahuku. badanku yang lemas langsung terangkat. Kepalaku terteleng ke samping dan membuatku hampir jatuh. Syukurlah Joshua menahanku.

"Ya!.." kata katanya terhenti. Ada apa dengan anak ini? Dia, cantik. Dia.. tangannya terlalu halus untuk lelaki. Bahkan, dia tampak putih di tengah malam gini. Dia.. dia pasti bukan Mingyu. kata Joshua dalam hatinya yg berdetak keras diwaktu itu.

Hah.. pikiran macam apa ini? Dia langsung mengangkat Mingyu dengan gaya rangkulan. Dan membawa mingyu ke kasurnya.

"Hah. Kau berat sekali." Gumam pria tampan itu.

"Gomawo. Oppa.." kata sarang.


Kembar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang