Waktu berjalan cukup cepat dan sekarang sudah memasuki penghujung tahun. Murid-murid SMA 365 Jakarta sedang menunggu cemas di depan kelas ketika orangtua mereka berada di dalam kelas, menunggu giliran untuk mengetahui hasil belajar putra-putri mereka selama 6 bulan belakangan sekaligus mendapat arahan tentang ujian nasional yang sudah di depan mata, khusus untuk kelas 12.
Tania menunggu orangtuanya di depan kelas Ichbal, sambil menemani Ichbal yang sedari tadi gak bisa diem saking cemas sama nilai semester 5 ini. Soalnya, Mami-nya Ichbal ngancem, kalo nilai Ichbal gak ada perubahan dari semester lalu, Ichbal bakal dapet potongan uang jajan 50% dan dipaksa ikut les privat.
Tapi kalau boleh jujur, menurut Tania, Ichbal gak bego-bego banget, kok. Tania sering nyocokin nilai di rapotnya sama nilai di rapot Ichbal. Ada beberapa pelajaran yang menonjol dan sangat dikuasai Ichbal seperti: penjaskes, PKn sama Matematika. Beneran. Ichbal emang cukup pintar soal matematika. Jika dibandingin sama anak cowok kelasannya, dia yang paling pinter. Tapi malesnya dia yang menutupi kepintaran itu.
Gak lama kemudian, Mami Sekar muncul dari dalam ruang kelas dan buat Ichbal sontak berdiri menghampiri Maminya. Tania memilih diam dan memperhatikan Maminya Ichbal yang udah beberapa kali ketemu sama dia. Maminya Ichbal cantik, baik dan keliatan sholeha. Berbanding terbalik dengan putranya yang blangsak.
"Gimana, Mi?"
Mami Sekar natap Ichbal tajam sebelum menghela napas dan menepuk bahu putranya tersebut. "Peringkat 11 dari 25 murid. Alhamdulillah ningkat satu peringkat dari sebelumnya. Tapi nilai Bahasa Inggris sama Akuntansi kamu itu astaghfirullah banget, Bal. Mami malu ngeliatnya."
Ichbal nyengir lebar. "Ya, gak apa-apa, Mi. Yang penting, mah, tetep naik nilai aku sama uang jajan aman." Ichbal ngerangkul Maminya dengan akrab. Tania senyum. Ichbal dan Maminya selalu bikin Tania iri. Kadang, mereka keliatan seperti teman dekat, gak keliatan kayak Ibu dan anak.
"Halo, Tania. Kamu sekelas sama Dika, kan, ya?"
Tiba-tiba Maminya Ichbal natap Tania dan Tania buru-buru bangkit berdiri, menghampiri sambil meraih tangan Maminya Ichbal dan mengecup punggung tangannya. Tania senyum canggung dan menganggukkan kepala. "Iya, tante. Kelasnya paling ujung. 12 MIPA 1."
Maminya Ichbal balas senyum. "Makin cantik aja kamu. Udah lama gak ketemu, ya? Masih heran kenapa kamu masih sama Ichbal."
"Ih, Mami!" Ichbal merungut kesal mendengar komentar Maminya. Mami Sekar dan Tania tertawa.
Mami mengelus lengan Tania sambil berkata, "Sering-sering main ke rumah, Tania. Udah lama kamu gak main ke rumah. Ujian nasional jangan dibuat pusing."
Tania mengangguk kecil dan Mami Sekar kembali senyum. "Ya, udah. Mami ke kelas Dika dulu, ya, mau ambilin rapotnya Dika. Kamu ke parkiran, Bal. Bilang Papi tungguin, oke?" Mami Sekar kembali menatap putranya.
Ichbal mengernyit. "Kok Mami? Katanya tante Lily mau dateng buat ngambilin rapot si Dika?"
Mami Sekar senyum tipis dan menggeleng. "Mami aja yang ambilin. Mami ke kelasnya Dika, ya. Assalamualaikum, Tania." Mami Sekar melangkah menuju kelas Dika dengan cepat, meninggalkan Tania dan Ichbal kembali berdua.
"Walaikumsalam." Tania menjawab salam Maminya Ichbal pelan sebelum beralih ke Ichbal yang menundukkan kepala.
Tania menggigit bibir bawah. Dia ingin menanyakan siapa tante Lily itu, tapi Tania takut Ichbal marah karena pasti itu ada hubungannya sama Dika. Semenjak berselisih paham dengan Ichbal mengenai Dika, Tania jadi lebih berhati-hati untuk membicarakan tentang Dika di hadapan Ichbal.
"Dika gak pulang dari semalem."
Suara berat Ichbal terdengar kembali. Cowok itu mengangkat wajah dan menatap Tania dengan senyuman sendu di bibirnya. Mendengar nama Dika disebut, ada sesuatu dalam diri Tania yang mengharapkan informasi lebih. Mengenai apa yang terjadi dan lebih utamanya, mengenai bagaimana kondisi cowok itu. Bohong jika Tania bilang dia udah gak peduli lagi sama Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebut
Novela Juvenil"Gue suka cewek lo, Bro. Gak papa, kan, kalo gue rebut dia dari lo?" Awalnya, Ichbal mengira kehadiran sang sepupu, Dika, di sekitarnya tak akan merubah hubungannya dengan sang kekasih, Melody. Siapa sangka, kehadiran Dika membawa banyak keraguan da...