Jakarta, Februari 2019
Orang-orang yang didominasi oleh remaja, tampak berbaris dengan rapi sambil sesekali mengobrol dengan orang yang mereka kenali, masing-masing membawa atau mendekap sebuah buku setebal lebih dari 200 halaman dengan cover bertuliskan Selalu disertai ilustrasi wanita yang menundukkan kepala dan pria yang sepertinya tengah melangkah menjauh.
Mereka tengah mengantri, gak peduli seberapa panjang antrian hanya untuk bertemu langsung dan meminta tanda tangan si penulis novel roman picisan yang masih menjadi best seller dan buruan para pecinta novel. Penulis cantik berambut kecokelatan lurus panjang dengan mata sipit dan memiliki senyuman yang mampu membuat para kaum Adam klepek-klepek.
Melodi Natahania Chandra atau namanya yang populer di dunia pernovelan adalah Melonia—singkatan dari Melodi dan Tania yang merupakan nama panggilan dirinya sendiri.
Selalu merupakan novel ketiga Tania sejak dia mulai menyeriusi dunia imajinasi selama empat tahun lamanya. Ya, setelah perjuangan yang panjang dan penuh rintangan, Tania berhasil meyakinkan orangtuanya untuk membiarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri, tanpa tekanan orangtua. Tania punya cita-cita menjadi penulis sejak dia memasuki SMA dan karena ketekunannya, dia berhasil. Bukan hanya penulis, tapi juga secara perlahan namun, pasti juga akan mendirikan sebuah perusahaan penerbitan. Hanya tinggal tunggu waktu.
"Aku suka banget novel Selalu, mbak. Aku nge-fans sama tulisan mbak Tania sejak novel pertama, Halo. Aku sampe hafal di luar kepala percakapan-percakapannya Audi sama Ardi di novel itu."
Tania tersenyum kepada seorang cewek remaja yang menyodorkan novel kepadanya sambil berkata penuh antusias. "Makasih udah mau baca tulisan aku, ya. By the way, nama kamu siapa?"
"Karina. Aku tahun ini Ujian Nasional, loh, mbak."
Tania terkekeh dan mengangguk. Cewek berusia 23 tahun itu menulis di halaman pertama novel milik cewek bernama Karina itu sambil membacanya, "Dear Karina, thanks a lot for reading my book. Semangat Ujian Nasionalnya!" Terakhir, Tania membubuhi tanda tangan di bawah tulisannya sebelum menyodorkan kembali novel milik Karina.
"Makasih banyak, mbak Tania. Mbak cantik, deh. Jadi, model pasti cocok. Aku tunggu novel selanjutnya! Makasih sekali lagi!"
Cewek bernama Karina itu mungkin akan terus bicara nonstop kepada Tania jika petugas keamanan gak meminta cewek itu untuk menyingkir karena pasalnya dia bukan satu-satunya orang yang berharap untuk bertemu, meminta tandatangan Tania. Banyak orang yang sudah mengantri cukup lama.
Tania bukan orang yang suka bertemu dengan keramaian, tapi keramaian yang dia temui sekarang jelas berbeda. Tania senang mendengar opini orang tentang karya tulisnya. Tania merasa lebih dihargai dan sangat beruntung.
Acara meet & greet di salah satu Mal daerah Jakarta Pusat itu berlangsung selama hampir dua jam dan mungkin akan terus berlangsung jika manajer Tania gak ngasih tau Tania jika acara meet & greet itu sudah selesai. Sekarang, Tania duduk di bangku penumpang mobil Honda Jaz yang dia beli dengan jerih payahnya sendiri, menunggu kehadiran sang manajer yang bilang ingin bertemu seseorang sebelum pergi dari Mal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebut
Teen Fiction"Gue suka cewek lo, Bro. Gak papa, kan, kalo gue rebut dia dari lo?" Awalnya, Ichbal mengira kehadiran sang sepupu, Dika, di sekitarnya tak akan merubah hubungannya dengan sang kekasih, Melody. Siapa sangka, kehadiran Dika membawa banyak keraguan da...