Assalamualaikum...
Typo bertebaran.
Happy Reading.Setelah melaksanakan Sholat sunnah Tahajud masih mengunakan mukena putih bermotif bunga Zera menuju balkon kamarnya, udara terasa dingin bahkan seakan menusuk kedalam tulang. Zera mengusap lengannya dengan kedua tangannya.
Fikirannya melayang entah kemana, mulai besok dia menjadi guru di TPQ (Tempat Pendidikan Qur'an) di Al-hikmah, memang pada awalnya Pelajar tidak diharuskan mengajar hanya untuk fokus pada Sekolahnya dahulu, namun entah keputusan dari siapa hingga Pelajar seperti Zera. Wulan dan Tasya juga di haruskan mengajar.
Hari senin dan selasa jadwal Wulan untuk mengajar, rabu dan kamis jadwal Zera sedangkan sabtu dan ahad giliran Tasya, karena hari jum'at memang hari libur, ketiganya sama mengajar adik-adik yang masih jilid 1.
Seminggu setelah acara rutinan dirumah Rendy, Vino tidak terlihat mengejar Zera lagi dan itu membuatnya lega. Bahkan saat acara makesta Vino juga tidak terlihat, hal itu tidak membuat Zera sedih atau pun galau, dia malah merasa lebih tenang. Bukan berati Vino membuat hidupnya susah, hanya saja dia lebih memantapkan Hijrah nya saat tidak ada yang menganggunya, apa lagi Vino yang selalu mengingtkan masa lalunya.
Assholatu khoiru minan naum
Suara merdu Adzan itu membuyarkan lamunan Zera, Zera diam mendengarkan Adzan kemudian dia berdoa setelah mendengar suara Adzan itu selesai.
Hatinya menghangat saat mendengar suara Sholawat dari Musholla kompleksnya, sesuatu yang menjadi kebiasaanya mendengarkan Sholawat saat Adzan selesai berkumandan untuk menunggu sang Imam datang.
Setelah selesai melaksanakan Sholat Shubuh Zera kebawah menuju dapur untuk membantu Umi nya masak, hal itu tentu tidak dilarang Anita sang umi.
Keluraga itu kini tengah sarapan dengan diam, tidak ada yang berbicara hanya dentingan sendok dan piring yang saling bergesakan.
"Alhamdulillah" ucap Abi setelah meneguk air putih nya habis.
"Hari ini Adek berangkat sama Abang yah. Abi ada meeting mendadak"
"Iya bi" jawab Zera
"Yah sudah kalau begitua Abi berangkat dulu. Abang jangan ngebut naik mobilnya" ucap burhan yang diangguki oleh Fathan.
Burhan menghampiri Istrinya kemudian mengecup puncak kepala sang Istri. Anita pun membalas dengan mengecup punggung tangan Suami. Hal itu juga dilakukan oleh Fathan dan Zera.
"Abi berangkat dulu. Asslamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab ketiganya yang masih duduk dimeja makan.
***
Setelah melaksanakana Sholat Dhuha Zera dan Lena kini melangkah menuju kantin, saat perjalanan menuju kantin pun keduanya pun berbagi cerita."Makasih ya len kamu udah ngantar aku"
"Hmm santai aja kali ra, gue malah seneng kok, yah walaupun gue nya gak ikutan Sholat, malu ra kalau gue juga ikutan Sholat"
"Kenapa harus malu, Sholat emang Kewajiban seorang Muslim"
"Tentu. Aku juga Sholat kalau dirumah, ada Vino cs ra" pandangan Zera mengikuti tangan Lena yang sedang menunjuk Vino cs, namun dia segera menunduk kembali.
Saat Vino cs berpapasan dengannya dan Lena, tidak ada sapaan maupun godaan yang muncul dari mulut Vino seperti biasanya. Namun Zera sangat tak mempermasalahkan itu.
"Aku lihat selama seminggu ini tuh anak tidak menghampiri kamu ra" ucap Lena
"Biarin len, itu lebih baik" Zera mengambil ponselnya yang dirasa bergetar dalam sakunya, satu notifikasi Line masuk.
Alvino : jangan heran, gue cuma ngak mau menghambat proses Hijrah lho ra. Hebat kan gue.
Zera hanya tersenyum melihat pesan itu, kemudian dia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku, tak berniat membalas pesan itu.
Sesampai dikantin Zera dan Lena duduk dibangku yang masih kosong, dan memesan masing-masing makanan dan minuman.
***
Pukul 15.00 Zera menuju TPQ Al-hikmah dengan membonceng Fathan. Karena letak TPQ lumayan jauh dari Komplekanya.Zera turun dari motor Fathan, dia langsung memandang TPQ yang terbilang cukup besar itu karena memiliki dua tangga dengan warna dominan Hijau dan putih itu, serta taman disampingnya. Dan mungkin bangunan Dibelakang adalah sebuah Kantor guru, dan samping TPQ sendiri mungkin juga itu Kantin.
"Udah dek Bismillah aja, ngak perlu gugub" ucap Fathan yang melihat tingkah Zera.
"Iya bang. Abang hati-hati yah pulangnya jangan ngebut"
"Iya. Nanti jemput jam berapa"
"Jam 5 aja bang" jawab Zera sembari mencium tangan Fathan.
"Yah udah abang pamit dulu. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Setelah motor Fathan tak terlihat lagi dari pandangannya. Zera menghela nafas pelan.
"Bismillah semoga bisa" ucapnya sembari menangkup kedua tangannya didepan wajah. Kemudian dia melangah memasuki TPQ itu.
Zera mengetuk pintu kantor pelan, dan mendengar jawaban didalam ruangan itu untuk segera masuk.
"Assalamualaikum" ucap Zera
"Waalaikumsalam" jawab para guru TPQ itu.
"Nazera ya" tanya salah satu guru perempuan .
"Iya mb"
"Oh yah silahkan. Mari mb tunjukkan meja kamu"
"Iya mb makasih"
Zera mengikuti langkah perempuan tadi. Namun dia merasa seseorang mengamatinya dan sepertinya dia tak asing dan pernah bertemu denga Perempuan yang sedang duduk sembari memainkan ponselnya itu terus menatapnya . Namun dimana dia pernah bertemu dengan perempuan itu.?
"Nah ini meja kamu, karena kamu hanya datang dua kali dalam seminggu, maka meja ini milik kamu. Wulan dan siapa teman kamu itu"
"Tasya"
"Iya Natasya. Jangan merasa canggung Zera. Kami disini kakak kamu dan bisa membatu apa yang bisa kami bantu"
"Iya makasih mb. Maaf sebelumnya nama mb siapa"
"Oh iya hampir saja lupa. Nama mb Lilis" Lilis mengulurkan tangannya dan disambut Zera senang"
"Zera mb" jawabnya kemudian.
Setelah perkenalan selesai bel masuk pun berbunyi. Seluruh guru memasuki Kelas masing-masing untuk mengajar begitu juga dengan Zera.
4 Mei 2017
8:48 PmIda Fitriyani💦

KAMU SEDANG MEMBACA
Alvino & Nazera
SpiritualMerubah diri menjadi lebih baik memang tidak mudah. Kadang masa lalu menghampiri. Bahkan bisa juga orang dimasa lalu kembali datang. Namun hal itu tidak perlu ditakutkan. Untuk menjadi lebih baik maka hadapi apapun yang terjadi. Hal itu yang terjad...