Chapter 12

4.1K 241 2
                                    

Assslamualaikum..

Typo berteban
Happy reading ..

Suasana halama Sekolah Sma Nusa Bangsa sudah penuh dengan mobil dan beberapa sepeda motor. Lapangan pun sudah dipenuhi para Tamu undangan yang tak lain Orang Tua dari Kelas 12.

Acara perpisahan dilaksanakan dengan lancar untuk para Osis ditugaskan untuk mengantar Orang tua Murid Kelas 12 untuk duduk dikursi yang sudah disediakan agar acara berjalan lancar dan tidak ruwet. Para Kelas 12 duduk ditengah Orang tua atau wali. Untuk kelas 10 dan 11 sendiri duduk dibelakang para Orang tua Kelas 12.

Sambutan-sambutan dari Wali kota. Ketua yayasan. Dan Kepala Sekolah telah usai.

Satu persatu Wisudah wan yang memakai toga dipanggil ke atas panggung untuk mendapatkan kalung wisudah dan hasil nilai-nilai yang didpatkan mereka selama tiga tahun di Sma Nusa bangsa ini. Setelahnya para Wisudah disuruh untuk menirukan Janji Wisudahwan yang dibacakan salah satu Kelas 12 terpandai.

Acara berjalan dengan Khidmat dan ditutup dengan Hamdalah. Dan para Wisudahwan kini tengah berfoto riang dengan kedua Orang tuanya.

"Mama sama Papa tunggu dimobil dulu. Aku ada keperluan sebentar" ucap seorang perempuan

"Tapi jangan lama-lama yah sayang. Papa harus kembali kekantor"

"Iya papa. Cuma sebentar kok" ucap Perempuan itu seraya berlalu meninggalkan kedua orang tuanya dihalaman.

Para osis kini tengah berkumpul diruang osis untuk beriatirahat karena tak lama mereka akan kembali bekerja untuk membereskan dan membersihkan lapangan Sekolah.

Tiba-tiba pintu terbuka membuat seluruh orang didalamnya dengan kompak menatap arah pintu tersebut. Dan munculah gadis cantik berambut panjang itu dengan nafas yang tak beraturan.

"Vino bisa kita bicara sebentar" ucap gadis tersebut.

"Yah bicara lah" jawab Vino yang enggan bangun dari duduknya.

"Bisa kita bicara secara empat mata"

"Kamu bisa mengatakannya disini"

"Kumohon"

Alvino menghembuskan nafasnya kasar. Saat gadis itu memohon untuk dapat berbicara dengannya secara empat mata.

"Baiklah. Tunggu aku diatap" ucap Vino. Gadis itu segera keluar dari ruangan itu.

Suara derapan kaki membuat gadis itu bangun dari duduknya. Gadis itu segera menghampiri lelaki yang kini melangkah dengan pelan kearahnya.

"Ada apa" tanya Vino

"Vino boleh aku jujur"

"Hmm jujurlah"

"Aku menyukaimu"

"Aku tau"

"Apa kau tak bisa membalas perasaanku"

"Maaf tapi aku hanya menganggap mu teman. Sungguh tidak lebih"

"Aku menyukaimu saat pertama kali kamu masuk ke Sekolah ini. Aku bahkan rela memutuskan Cowok ku demi mendapatkan perhatianmu"

"Maaf kak Syila tapi perasaan tak bisa dipaksa begitu saja. Selamat atas Kelulusanmu. Semoga kau dapat meraih cita-citamu"

Syila menghiraukan ucapan Vino. Dia memilih pergi meninggalkan Vino diatas gedung itu. Air matanya tak berhenti mengalir.

***

Hari berjalan dengan cepat. Ulangan Kenaikan Kelas pun kini sudah dilaksanakan selama 4 hari dan akan dilanjutkan setelah libur 2 hari untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.

"Besok kamu berangkat dek" tanya sang Abi

"Tidak bi. Libur dua hari" jawab Zera.

"Loh katanya masih ulangan dek" sambung sang Umi

"Iya umi nanti dilanjutkan setelah libur dua hari. Ulangan tinggal tiga hari"

"Abi wudhu dulu sebentar lagi Isya. Kalian terawih juga kan"

"Iya lah bi. Umi juga sudah nyuci semua mukena dan sajadah kita"

"Yasudah suruh Fathan segera Wudhu. Nanti kita ke Masjid bersama" ucap Abi seraya berlalu.

Adzan Isya' berkumandan dengan merdu. Membuat Zera dan Umi nya diam dan mendengarkan suara Adzan itu hingga selesai dan keduanya membaca do'a setelah Adzan itu selesai.

"Wudhu dek. Nanti kita Terawih bersama"

"Iya umi. Aku keatas dulu yah mi. Assalamualaikum"

"Iya sayang. Waalaikumsalam"

Masjid Nurul Hikmah yang terletak diblok C kini mulai dipadati Orang-orang yang tengah melaksanakan sholat sunnah terawih.

Hanya suara Takbir yang terdengar didalamnya dan sesekali suara riang anak-anak kecil yang ikut meramaikan Masjid tersebut.

***

Suara kentongan yang dipukul untuk membangunkan Orang-orang yang masih terlelap untuk melaksanakan Sahur pun terdengar nyaring mengelilingi kompleks.

Suara ketukan pada jendela kaca dikamar membuat seorang gadis yang masih terlelap dalam mimpinya terpaksa bangun.

Gadis bersurai hitam itu mencoba mengabaikan ketukkan pada jendela kamarnya, namun suara ketukkan itu makin terdengar.

"Astaghfirullah siapa malam-malam begini yang mengetuk jendela kamar ku" gumam gadis itu

Mendengar ketukkan pada jendelanya semakin menjadi gadis itu bangun dari tidurnya dan segera memakai jilbab instan yang digantung pada lemarinya.

Gadis itu melangkah dengan kesadaran yang belum sepenuhnya dan membuka jendela kamarnya dengan pelan.

Gadis itu membulatkan matanya sempurna saat melihat seorang laki-laki yang tepat dihadapnya tengah tersenyum. Dengan cepat Gadis itu menjauhkan jarak diantaranya. Walaupun jarak keduanya dibatasi oleh jendela. Tapi tetap saja jika keduanya terlalu dekat maka akan menimbulkan zina mata.

"Assalamualaikum Zera"

"Waalaikumsalam. Vino apa yang kamu lakukan"

"Hanya memastikan kamu sudah bangun"

"Tapi bagaimana bisa kamu naik ke kamarku"

"Naik tangga"

Jawab Vino seraya menunjuk tangga yang dinaikinya. Mata Zera pun mengikuti arah telunjuk Vino. Dimana terdapat tangga yang kini tengah menghubungkan halaman dengan balkon kamarnya.  Dan diluar gerbang terdapat Motor Ninja milik lelaki itu.

"Yah udah karna kamu sudah bangun aku pulang dulu. Mau sahur juga"

"I..ya makasih"

"Sama-sama. Makan yang banyak Zea" ucap Vino lembut. Zera hanya tersenyum.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Hati-hati Vino"

Vino hanya menampakan deretan giginya yang putih. Tak menunggu lama dirinya manaiki turun dengan bantuan tangga itu.

Vino meletakkan tangga tersebut pada tempat semula yang memang diletakkan dibalik semak-semak yang cukup tinggi agar tak terlihat. Kemudian dia keluar dari gerbang rumah Keluaraga Burhan itu manaiki motornya dan melajuhkan dengan kecepatan sedang.

Zera tersenyum saat bayangan Vino semakin kecil dan tak terlihat lagi. Kemudian dia kembali menutup jendela beserta tirai putih pada kamarnya.

Zera melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar dan menuju dapur untuk membantu Umi nya yang tengah masak untuk sahur. Namun langkahnya terhenti saat getaran ponselnya yang terletak dimeja sebelah ranjangnya terdengar.

Zera pun membuka pesan itu yang berisi "Selamat sahur zera. Semangat yah untuk puasa dihari pertama". Zera tak berniat membalas pesan dari Fathir itu.

Zera menuju dapur untuk membantu Uminya yang sedang menyiapkan masakan untuk sahur.

Anggap saja dicerita ini masih hari pertama puasa yah 😊☺

29 Mei 2017
22:35 PM

Ida Fitriyani 💦

Alvino & NazeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang