Chapter 8

5.1K 347 1
                                    

Assalamualaikum..

Typo bertebaran... Happy reading.

*selamat malam ra. Selamat tidur, moga mimpi baik*

Zera pun akhirnya membalas pesan tersebut karena dia penasaran siapa yang mengirim pesan Line itu.

*Amin. Maaf ini sp ya*

Tak menunggu lama orang yang mengirm pesan itu membalas.

*oh iya. Aku mas Fathir ra*
*add back yah ra*

*oh mas fathir. Iya udah mas*

Setelah membalas pesani itu Zera merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Memejamkan matanya dan mengucapkan doa dalam hati.

***

Zera melangkahkan kakinya dengan pelan. Sesekali dia tersenyum pada murid yang berpapasan dengannya dikoridor Sekolah.

"Selamat pagi Zea" ucap seseorang, tentu Zera tau pemilik suara itu.

"Pagi juga Vino" ucap Zera menundukkan Kepalanya, dan sedikit mengeser kakinya karena dia yakin Vino sekarang berjalan tepat disampingnya. Dan mereka melangkah beriringan.

"Apa semalam nyenyak tidurnya"

"Alhamdulillah nyenyak"

"Nyenyak dong, kan Aku udah kirim pesan sebelumnya. Apa semalam kamu mimpiin aku"

"Tidak"

"Tapi kenapa aku mimpiin kamu yah"

Zera tak mengubris gombalan Vino, dan dia mempercepat langkahnya. Meninggalkan Vino yang berusaha mengodanya.

Namun Vino tetap kukuh dan mengejar Zera sampai kedalam Kelas Zera. Hingga temen di Kelas Zera dibuat kaget dengan kedatangan Vino.

Namun Zera tak perduli dan dia memilih untuk duduk dibangkunya, namun Vino masih terus mengikuti Zera, dia bahkan kini duduk didepan Zera yang berarti tempat duduk Lena.

Sekolah SMA Nusa Bangsa memang memilik tempat duduk satu persatu. Satu baris terdiri dari 5 tampat duduk dan 8 deret. Zera duduk di bangku nomor 3 dari 4 deretan. Sedangkan Lena duduk di depan Zera dan Atika dibelakan Zera. (Susah jelasinnya¿)

"Ngapain lho Vin" tanya Atika

"Engak" jawab Vino singkat.

Zera mengeluarkan Pelajaran Matematika, dia mencoba konsentrasi pada Buku dimejanya. Namun Vino terus menatapnya dan itu membuat Zera marah.

"Tundukkan pandanganmu Alvino"

"Ah ketahuan. Biar ah, lagian kamunya juga udah tau"

"Kenapa kamu tidak masuk Ke Kelasmu. Bel masuk sebentar lagi bunyi"

"Nanti aja. Kan belum. Mana yang sulit aku bantu" tawar Vino

"Tidak usah terima kasih"

"Kenapa kau berbicara tapi tidak menatap lawan bicaramu" geram Vino. Namun Zera bungkam.

Vino memang jago dalam Pelajaran Matematika, tidak heran jika Nilai Pelajaran tentang perhitungan dirinya selalu mendapat Nilai baik.

Zera tidak perduli dengan Vino. Kini matanya masih fokus pada Buku Pelajaran di mejanya. Hingga fokusnya terhenti saat Lena datang dan berdiri tepat disamping Vino yang masih duduk tanpa perduli pemilik tempat duduk itu sedang menatapnya aneh.

"Maaf Vin aku mau duduk. Sebentar lagi bel masuk bunyi" ucap Lena.

Dan yah benar bel masuk pun berbunyi dan itu membuat Zera mengucap Hamdalah lega.

Alvino & NazeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang